commit to user
15
b. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Latihan Berbeban
Latihan berbeban merupakan bentuk latihan yang efektif untuk meningkatkan kekuatan. Dalam pelaksanaan latihan berbeban harus diperhatikan
beberapa hal penting. Suharno HP. 1985: 16 menyatakan, sebelum dosis beban latihan yang akan diberikan kepada atlet ditetapkan perlu diperhatikan faktor-
faktor sebagai berikut: 1 Fisik yang mencakup jenis kelamin, kesehatan total dan kesegaran
jasmani. 2 Kemampuan gerak yang meliputi unsur-unsur gerak fisik, penguasaan
teknik dan taktik. 3 Mental yang meliputi segi kejiwaan, kepribadian dan kematangan
juara. 4 Sosial ekonomi yang mempengaruhi atlet.
Faktor-faktor tersebut sangat penting diperhatikan dalam pelaksanaan latihan agar pelatih dapat menentukan dosis latihan yang tepat kepada atletnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan dosis latihan harus didasarkan pada prinsip individual. Hal ini karena, setiap individu mempunyai kemampuan
yang berbeda. Jika dalam pemberian dosis latihan yang tepat dan didasarkan kemampuan individu, maka dosis latihan dapat dilaksanakan dengan baik oleh
para atletnya. Lebih lanjut Suharno HP. 1985: 17 cara menentukan dosis beban latihan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, “1 dengan cara uji coba dan 2
penentuan intensitas dengan MR Maximum Repeatition ”.
4. Latihan Berbeban dengan Beban Dalam a. Pengertian Beban Dalam
Latihan berbeban merupakan bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot. Dalam pemberian beban latihan dapat dilakukan
dengan beban dalam. Berkaitan dengan beban dalam Suharno HP. 1985: 15 menyatakan, “Beban dalam inner load adalah suatu beban latihan fisiologis
dengan kenaikan denyut nadi”.
commit to user
16 Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, beban dalam merupakan suatu
bentuk latihan berbeban yang ditandai dengan kenaikan denyut nadi. Dengan melakukan latihan berbeban, maka denyut nadi akan mengalami peningkatan dari
denyut nadi normal. Lebih lanjut Suharno HP. 1985: 16 menyatakan, “Melakukan beban dalam efek fisiologis yang dapat diperiksa adalah kenaikkan
denyut nadi per menitnya dari si atlet yang melakukan latihan. Inner load dikatakan maksimal bila denyut pols atlet setelah melakukan satu unit latihan
meningkat menjadi 2,5 – 3,5 kali denyut pols normal per menit”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pemberian beban dari dalam akan memberi dampak secara fisiologis yang dapat diketahui melalui kenaikkan denyut
nadi per menitnya. Latihan berbeban dengan beban dalam dapat dilakukan dengan menggunakan berat badan sebagai bebannya. Latihan berbeban dengan beban
berat badan termasuk bentuk latihan isotonik. Hal ini sesuai pendapat KONI 1993: 20 bahwa, “Dalam latihan isotonik kita dapat memakai badan kita sendiri
sebagai beban”. Menurut Depdiknas 2000: 110 bahwa, “Latihan kekuatan isotonik dilakukan dengan melakukan gerakan secara dinamis baik dalam
mengatasi beban diri sendiri maupun dalam mengatasi beban luar”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan berbeban dengan beban dalam yaitu pemberian beban latihan dengan berat badan. Untuk
mencapai tujuan latihan, maka latihan berbeban dengan beban dalam harus diklakukan secara berulang-ulang dengan gerakan yang benar. Dengan melakukan
latihan secara berulang-ulang, maka tujuan latihan berbeban akan tercapai.
b. Pelaksanaan Latihan Berbeban dengan Beban Dalam