commit to user
28 tungkai. Baik tidaknya power otot tungkai yang dimiliki siswa akan berpengaruh
terhadap kemampuan lompat jauh. Ditinjau dari pelaksanaan latihan berbeban dengan beban dalam dan beban
luar bahwa, siswa yang memiliki power otot tungkai tinggi lebih baik atau lebih cocok diberi latihan berbeban dengan beban luar. Hal ini karena, latihan berbeban
dengan beban luar ada beban beruba barbel yang harus diatasi atau diangkat untuk melakukan suatu gerakan tertentu yang melibatkan otot-otot tungkai. Dengan otot-
otot tungkai yang baik, maka gerakan-gerakan yang melibatkan otot tungkai pada latihan berbeban dengan beban luar dapat dilakukan dengan baik. Sedangkan
siswa yang memiliki power otot tungkai rendah lebih cocok diberi bentuk latihan berbeban dengan beban dalam. Pemberian beban latihan dengan berat badan
sendiri akan memudahkan siswa melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan otot-otot tungkai. Penambahan beban latihan dengan menambah jumlah gerakan
tidak dirasakan berat oleh otot-otot tungkai. Dengan demikian diduga antara latihan berbeban dan power otot tungkai memiliki interaksi di antara keduanya.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh latihan berbeban dengan beban dalam dan beban luar terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2
Matesih Karanganyar tahun pelajaran 20092010. 2. Ada pengaruh antara power otot tungkai tinggi dan power otot tungkai rendah
terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Matesih Karanganyar tahun pelajaran 20092010.
3. Ada interaksi antara latihan berbeban dan power otot tungkai terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Matesih
Karanganyar tahun pelajaran 20092010.
commit to user
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lokasi SMP Negeri 2 Matesih Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Februari 2010, dengan frekuensi latihan tiga kali dalam satu minggu. Dalam hal
ini M. Sajoto 1995: 35 menyatakan, “Para pelatih dewasa ini pada umumnya
setuju untuk menjalankan program latihan 2 atau 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama
6 minggu atau lebih”.
B. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode pada dasarnya adalah suatu cara melakukan sesuatu. Menurut Winarno Surakhmad 1982-76 metode adalah suatu prosedur atau cara yang
berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jadi metode penelitian merupakan suatu cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan penelitian. Metode
penelitian yang digunakan ditetapkan berdasarkan pada tujuan dan hasil penelitian yang diharapkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan
memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 X 2. Menurut Sugiyanto 1995: 30 bahwa, “Rancangan faktorial adalah rancangan dimana bisa