cxi Gender sebagai kontruksi budaya dan sosial masyarakat adalah sesuatu yang
kontekstual dalam setiap kurun waktu tempat. Pola relasi gender pada suatu masyarakat senantiasa mengalami perubahan dan pergeseran. Banyak faktor yang
mempengaruhi perubahan dan pergeseran pola relasi gender tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh berupaya menggambarkan faktor yang mempengaruhi terjadinya
pembagian kerja berdasarkan gender seperti telah diidentifakasi pada profil-profil dalam pembahasan sebelumnya. Pengidentifikasian pengaruh masa lalu dan masa
sekarang dapat memberikan petunjuk adanya kecenderungan untuk masa yang akan datang. Faktor-faktor ini dapat juga dianggap sebagai suatu peluang atau bahkan
penghambat dalam pengembangan ruang lingkup program PNPM-MP. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan
program tersebut, kita dapat melakukan perencanaan yang antisipatif terhadap pereubahan yang mengarah pada pola relasi gender yang tidak adil atau timpang.
Pengembangan kegiatan dalam ruang lingkup program PNPM-MP akan berhasil jika dalam proses atau pelaksanaanya mengoptimalkan semua potensi dan
partisipasi sumber daya manusia yang ada baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan responden maupun informan,
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola pembagian peran dalam pengembangan ruang lingkup program PNPM-MP. Untuk lebih jelasnya, penulis
akan menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi pembagian kerja tersebut :
a. Sistem Budaya dalam Masyarakat
Setiap masyarakat mempunyai sistem sosial dan budaya yang menjadi orientasi perilaku dan tingkah laku mereka, sebagai sebuah proses pembelajaran,
sistem sosial budaya ini bisa dipelajari dan disampaikan dari satu generasi ke genersai selanjutnya dengan cara internalisasi, sosialisasi dan inkulturasi
koentjaraningrat,1990 : 227 Indonesai sebagai negara yang kaya akan kebudayaan
cxii belum sepenuhnya terlepas diri dari budaya patriarki, fenomena ini masih tetap
bertahan meskipun gender telah berkembang sebagai wacana dan Negara telah menjadikanya sebagai arus utama kebijakan Darwin, 2005:40 dalam budaya
patriarki. Pada masyarakat jawa, di rumah tangga perempuan adalah istri atau
garwo,
akronim
sigaraning nyowo
belahan jiwa suami, yang harus tunduk dan taat pada suami selama ini kita mengenal adanya konsep atau budaya patriarkhi dalam
masyarakat jawa yang dicirikan oleh dominasi laki-laki dalam rumah tangga terhadap seluruh anggota keluarga termasuk dalam pengambilan keputusan.
Patriarkhi adalah konsep bahwa laki-laki memegang kekuasaan atas semua peran penting dalam keluarga, kemasyarakatan, pendidikan, pemerintahan, dan lain-lain.
Meskipun demikian tidak berarti bahwa perempuan sama sekali tidak mempunyai atau kehilangan sumber-sumber pengaruh dan hak-haknya secara keseluruhan. Bila
ada perempuan yang berhasil mempunyai kekuasaan dia tetap berada dibawah kontrol laki-laki. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pada setiap
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan produktif maupun reproduktif didominasi oleh oleh laki-laki dari pada perempuan. Dominasi perempuan tampak
pada pengambilan keputusan mengenai perencanaan, pelaksanaan serta pemanfatan kegiatan lingkungan betonisasi jalan diRW 04 Kelurahan Bulakan. Besarnya budaya
patriarkhi di dalam masyarakat sangat mempengaruhi dalam penguasaan dan kontrol oleh laki-laki kepada perempuan. Disini kami memilih responden perempuan
berdasarkan tingkat pendidikan, mata pencahariaan, dan berdasarkan umur. Meskipun demikian dalam pengambilan keputusan perempuan tidak kehilangan
perananya. Kedudukan perempuan disini adalah sebagai pemberi masukan atau ide dalam rapat perencanaan serta penyumbang tenaga dalam pelaksanaan, penyedia
cxiii konsumsi serta pemanfatanya setelah program selasai dikerjakan.hal ini sesuai
dengan apa yang diungkapkan oleh ibu Sutiyem : “ Kalau saya selalu ikut dalam rapat dan rembug warga, dan memberikan usul dan
ide-ide, serta ikut membantu dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan secara langsung.”
Berdasarkan data dan pejelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan keputusan, perempuan juga ikut andil didalamnya disini perempuan
sangat terlihat sekali bahwa mereka selalu terlibat dalam setiap kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan maupun pemanfataanya. Dengan demikian masyarakat
Bulakan meskipun masih menganut budaya patriarki mereka juga memberi kebebasan kepada perempuan dalam kegiatan program tersebut.
Banyaknya perempuan yang berpartisapasi dan ikut dalam pengambilan keputusan mencerminkan bahwa perempuan dianggap sangat aktif dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut. Anggapan ini bisa diidentifikasi dari jenis pekerjaan pengelolaan yang berkaitan dengan pelakasanaan betonisasi jalan partisipasi
perempuan disini sangat terlihat sekali bahwa mereka juga ikut dalam pengkerjaan yang seharusnya dilakukan oleh para laki-laki. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kedudukan dan partisipasi perempuan disini dinggap penting.
b. Kondisi Ekonomi