124
demikian secara keseluruhan kecenderungan data kebutuhan berprestasi guru SMK pasca sertifikasi dapat dinyatakan sebagian besar termasuk dalam kategori
“tinggi”.
b. Kebutuhan Eksistensi dan Berkuasa
Data indikator kebutuhan eksistensi dan berkuasa diperoleh berdasarkan delapan butir pernyataan dari 45 butir pernyataan dalam variabel motivasi kerja
guru. Dengan demikian indikator ini mempunyai rentang skor antara 8 sampai dengan 32 nilai rerata normatif sebesar 20,0 dan nilai simpangan baku normatif
sebesar 4,0. Hasil analisis data empiris terhadap indikator ini diperoleh rentang skor antara 13 sampai dengan 31, nilai rerata sebesar 22,82, median sebesar 22,5,
modus sebesar 22 dan simpangan baku sebesar 4,42. Kecenderungan data indikator kebutuhan eksistensi dan berkuasa dapat
diketahui dengan membandingkan nilai rerata empiris dengan nilai rerata normatif dan nilai modusnya. Hasil perhitungan rerata empiris indikator ini diperoleh
sebesar 22,82 dengan nilai modus sebesar 22. Data ini menunjukkan bahwa nilai rerata empiris 22,82 lebih besar dibandingkan rerata normatif 20,0 dengan nilai
modus 22. Berdasarkan data ini dapat dinyatakan bahwa kecenderungan data kebutuhan eksistensi dan berkuasa guru SMK secara keseluruhan termasuk dalam
kategori “tinggi”. Kecenderungan data indikator kebutuhan eksistensi dan berkuasa ini dapat
juga diketahui melalui distribusi frekuensi kategorik. Rekapitulasi distribusi frekuensi kategorik indikator ini dapat dilihat pada Lampiran 4 butir C.4.
125
Berdasarkan distribusi frekuensi kategorik ini selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik histogram seperti pada Gambar 10 di atas. Gambar 10 menunjukkan
kecenderungan data kebutuhan eksistensi dan berkuasa guru SMK sebesar 24 termasuk dalam kategori “amat baik”, 52 termasuk dalam kategori “baik”, 22
termasuk dalam kategori “cukup”, dan 2 termasuk kategori “kurang”. Dengan demikian secara keseluruhan kecenderungan data kebutuhan eksistensi dan
berkuasa guru SMK pasca sertifikasi dapat dinyatakan sebagian besar termasuk dalam kategori “tinggi”.
c. Kebutuhan berafiliasi
Data indikator kebutuhan berafiliasi diperoleh berdasarkan delapan butir pernyataan dari 45 butir pernyataan dalam variabel motivasi kerja guru. Dengan
demikian indikator ini mempunyai rentang skor antara 8 sampai dengan 32 nilai rerata normatif sebesar 20,0 dan nilai simpangan baku normatif sebesar 4,0. Hasil
analisis data empiris terhadap indikator ini diperoleh rentang skor antara 12 sampai dengan 30, nilai rerata sebesar 22,3, median sebesar 22, modus sebesar 22
dan simpangan baku sebesar 4,31. Kecenderungan data indikator kebutuhan berafiliasi dapat diketahui
dengan membandingkan nilai rerata empiris dengan nilai rerata normatif dan nilai modusnya. Hasil perhitungan rerata empiris indikator ini diperoleh sebesar 22
dengan nilai modus sebesar 22. Data ini menunjukkan bahwa nilai rerata empiris 22 lebih besar dibandingkan rerata normatif 20,0 dengan nilai modus 22.