Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

didukung dari hasil gambar normal probability plot, dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut: Gambar 4.1Grafik Normal Probability Plot

4.2.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas menggunakan nilai Tolerance dan lawannya dan Variance inflation factor VIF. Jika nilai Tolerance 1 dan nilai VIF dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Adapun hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan software SPSS adalah sebagai berikut Tabel 4.2.1. Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 14,581 6,842 2,131 ,037 TOTALX1 ,105 ,160 ,093 2,560 ,012 ,522 1,916 TOTALX2 ,588 ,167 ,498 3,525 ,001 ,522 1,916 a. Dependent Variable: TOTALLY Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.2.1 diketahui bahwa nilai toleransi untuk variabel bebas 1 dan besarnya VIF 10. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antara variabel bebas motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

4.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Ghozali, 2011:139. Jika variance dari residual satu pengamatan lain berbeda disebut hiterokedastisitas. Model yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Hasil Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 4.2 Grafik scatterplot Berdasarkan gambar scatterplot 4.2 diketahui bahwa titik-titik pada gambar memiliki kecenderungan menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola jelas. Berdasarkan gambar scatterplot di atas, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskesdatisitas dalam penelitian ini. Hasil tersebut diperkuat dengan uji statistik menggunakan uji glejser yang bisa dilihat pada tabel 4.22. Hasil output SPSS uji glejser pada tabel 4.22 menunjukkan semua variabel independen memiliki tingkat signifikansi di atas 5, maka dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas, hal ini konsisten dengan hasil uji Scatterplots sebelumnya. Tabel 4.22 Hasil uji glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,424 3,418 ,124 ,902 TOTALX1 -,362 ,080 -,664 -4,537 ,152 TOTALX2 ,378 ,083 ,665 4,538 ,078 a. Dependent Variable: Abs_res Sumber: Data primer yang diolah, 2013 4.1.5. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini, yang dalam proses penghitungannya menggunakan program SPSS statistics version 21. Tabel 4.23. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 14,581 6,842 2,131 ,037 TOTALX1 ,105 ,160 ,093 2,560 ,012 TOTALX2 ,588 ,167 ,498 3,525 ,001 a. Dependent Variable: TOTALY Berdasarkan tabel 4.22. hasil analisis regresi linier berganda di atas, maka dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut: Y = 14,581 + 0,105X 1 + 0,588X 2 Dari persamaan tersebut, maka hasil persamaan regresi berganda tersebut memberikan pengertian bahwa : a. Konstanta sebesar 14,581. Jika variabel motivasi dan variabel lingkungan kerja di asumsikan tetap maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 14,581 b. Nilai koefisien regresi untuk variabel motivasi pada persamaan regresi menunjukkan nilai positif sebesar 0,105, diartikan bahwa jika motivasi meningkat dan variabel lingkungan kerja diasumsikan tetap maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,105. c. Nilai koefisien regresi untuk variabel lingkungan kerja pada persamaan regresi menunjukkan nilai positif sebesar 0,588, diartikan jika lingkungan kerja menunjang dan variabel motivasi tetap maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,588

4.2.5. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MURIA SEMARANG

16 95 161

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA SEMARANG

0 3 131

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Anugrah Raharjo Semarang)

6 44 122

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN INDOMARET DI SEMARANG.

1 7 15

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KARYAWAN PT TRANS SEMARANG.

0 2 19

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris Pada PT MISAJA MITRA PATI).

0 5 17

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris Pada PT MISAJA MITRA PATI).

0 2 15

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas).

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas).

0 1 5

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Getas).

0 3 14