homoskedastisitas. Dasar analisis uji heteroskedastisitas ini Ghozali, 2011:139:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-Glejser
yaitu dengan mengregresikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual terhadap variabel idependen.
3.6.4 Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi linier berganda, dimana penelitian dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh suatu variabel Ghozali, 2011:96, variabel yang digunakan di penelitian ini yaitu variabel motivasi X
1
, lingkungan kerja X
2
, terhadap kinerja karyawan Y. Model regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan : Y
= Variabel kinerja karyawan a
= Bilangan konstanta b
1
= Koefisien regresi motivasi b
2
= Koefisien regresi lingkungan kerja Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
X
1
= Variabel motivasi X
2
= Variabel lingkungan kerja
3.6.5 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis tentang koefisienregresi yang telah dibentuk sebelumnya dan dapat diketahui apakah
persamaan regresi yang diperoleh tersebut dapat dipertanggung jawabkan. Jika hasil analisis menunjukan bahwa persamaan regresi yang dibentuk tersebut
signifikan atau dapat dipertanggung jawabkan, maka persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk meramal variabel terikat kinerja.
3.6.5.1 Uji Parsial Uji t
Uji parsial menggunakan uji t, yaitu untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan nilai kritis sesuai dengan tingkat signifikan yang digunakan yaitu
0,05. Pengambilan keputusan didasarkan nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik sebagai berikut:
H = Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. H
a
= Variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika probabilitas 0,05 maka H diterima
b. Jika probabilitas 0,05 maka H ditolak
Nilai probabilitas dari uji t dapat dilihat dari hasil pengolahan dari program SPPS pada tabel COEFFICIENT kolom sig atau significance
Ghozali,2011:98.
3.6.5.2Uji Statistik Uji F
Uji simultan ini menggunakan uji F untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai kritis F table dengan nilai F hitung yang terdapat
pada table analisis varian. Jika F hitung F table maka keputusan menolak hipotesis nol Ho dan menerima hipotesis alternatif Ha, artinya secara statistik
data yang digunakan untuk membuktikan bahwa semua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan didasarkan nilai
probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik sebagai berikut:
H = Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. H
a
= Variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan: a. Jika probabilitas 0,05 maka H
diterima b. Jika probabilitas 0,05 maka H
ditolak Nilai probabilitas dari uji F dapat dilihat dari hasil pengolahan dari
program SPPS pada tabel ANOVA kolom sig atau significanceGhozali,2011:98.
3.6.5.3 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen Ghozali, 2011:97.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Balai LITBANG Semarang
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang BALITBANG merupakan Unit Pelaksana Teknis UPT Badan Litbang dari dan Diklat
Kementerian Agama. Sebelumnya lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang penelitian dan pengembangan agama ini bernama Balai Penelitian Aliran
KerohanianKeagamaan. Lahirnya lembaga penelitian ini ditandai oleh terbitnya tiga Keputusan Menteri Agama, yakni Keputusan Menteri Agama Nomor 12
Tahun 1978 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Aliran KerohanianKeagamaan; Keputusan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 1978
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Lektur Keagamaan yang ada di Makassar; dan Keputusan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 1978 tentang
Organisasi dan Tata kerja Balai Penelitian Pendidikan Agama dan Kemasyarakatanyang ada di Jakarta.
Terbentuknya Balai Penelitian Aliran KerohanianKeagamaan di Semarang didasarkan atas adanya Surat Keputusan Menteri Agama No 12 Tahun
1978. Kemudian disusul dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor B II119821979 tentang Pengangkatan Kepala Balai dan diambil sumpahnya atas
nama Bapak Muh. Nahar Nahwrawi, SH. sebagai Kepala Balai Penelitian Aliran KerohanianKeagamaan yang pertama pada tanggal 9 Agustus 1979 di Jakarta.