Prestasi Akademis Study of teenager quality indicators and factors affecting teenager quality

c. Perhitungan indeks status gizi remaja

i Nilai batas 18,50 – 25,00 diasumsikan sebagai nilai ideal karena nilai batas tersebut merupakan nilai batas dengan kategori normal. Nilai batas antara 18,50 – 25,00 mempunyai nilai indeks 100. ii Nilai batas 15,00 – 18,49 merupakan nilai dengan kategori kurus diasumsikan nilai yang mempunyai nilai dibawah idealnormal. Indeks status gizi pada nilai batas tersebut dihitung dengan cara : Indeks SGK = MINIMAL IMT NILAI - MAKSIMAL IMT NILAI MINIMAL IMT NILAI - X IMT NILAI × 100 = Indeks Status Gizi Kurus iii Nilai batas 25,01 - 28,50 merupakan nilai dengan kategori gemuk diasumsikan nilai yang mempunyai nilai diatas idealnormal. Indeks status gizi pada nilai batas tersebut dihitung dengan cara: Indeks SGG = MINIMAL IMT NILAI - MAKSIMAL IMT NILAI X IMT NILAI - MAKSIMAL IMT NILAI × 100 = Indeks Status Gizi Gemuk

10. Prestasi Akademis

Informasi yang dibutuhkan untuk mengukur kemampuan akademis anak maka dibutuhkan informasi berkenaan dengan prestasi akademis dari enam mata pelajaran, yaitu: matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan PPkN. Secara rinci, jenis data, peubah maupun cut off yang digunakan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Jenis data, peubah dan skoring yang digunakan No Peubah Jumlah Item Keterangan nilai Skor Min Skor Maks 1 Pengetahuan Gizi 20 Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0 20 2 Sikap Gizi 20 Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0 20 100 3 Harapan Siswa Terhadap Guru 10 Nilai 1 - 5 10 50 VI. Lingkungan Sekolah 40 Nilai 1 - 5 40 200 A. Guru 10 Nilai 1 - 5 10 50 B. Aktivitas Siswa 12 Nilai 1 - 5 12 60 C. Kondisi Sekolah 10 Nilai 1 - 5 10 50 4 D. Iklim Belajar 8 Nilai 1 - 5 8 40 VII. Lingkungan Keluarga 55 Nilai 1 - 5 55 275 A. Dorongan Berprestasi 10 Nilai 1 - 5 10 50 B. Aspirasi Pendidikan Dan Pekerjaan 10 Nilai 1 - 5 10 50 C. Fasilitas Belajar 10 Nilai 1 - 5 10 50 D. Pemanfaatan Waktu 10 Nilai 1 - 5 10 50 5 E. Ikatan Keluarga 15 Nilai 1 - 5 15 75 Kecerdasan Emosional 57 Nilai 1 - 5 57 285 C1. Mengenali Emosi Diri 10 Nilai 1 - 5 10 50 C2. Self Control 17 Nilai 1 - 5 17 85 C3. Empathy 10 Nilai 1 - 5 10 50 C4. Self Motivation 10 Nilai 1 - 5 10 50 6 C5. Social Skill 10 Nilai 1 - 5 10 50 7 Harapan siswa terhadap guru 10 Nilai 1 - 5 10 50 8 Pengetahuan Gizi 20 Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0 20 9 Sikap Gizi 20 Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0 20 100 Nilai Anak 15 Nilai 1 - 5 15 75 A. Nilai Ekonomi Anak 5 Nilai 1 - 5 5 25 B. Nilai Sosial Anak 5 Nilai 1 - 5 5 25 10 C. Nilai Psikologis Anak 5 Nilai 1 - 5 5 25 Validasi dan Reliabilitas Instrumen Untuk pengelolaan data ada beberapa langkah yang akan dilakukan dengan tujuan untuk mengontrol kualitas data, yakni: 1 Validasi content pada saat pengembangan atau modifikasi instrumen. Menurut Babbie 1992, bila koefisien korelasi antara skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator positif dan lebih besar dari 0.3 r 0.3, maka instrumen tersebut valid. 2 Uji coba kuesioner sebelum pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui pilihan dan bentuk kuesioner pernyataan atau pertanyaan, kedalaman pertanyaan, ketepatan pemilihan kata, dapat tidaknya suatu pertanyaan ditanyakan, pilihan jawaban yang dimungkinkan, serta lama maksimal wawancara dan mengukur reliabilitas kuesioner alpha cronbach Validitas Suatu alat ukur dikatakan valid, jika alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Menurut Singarimbun dan Effendi 1995, kesa hihan atau validitas validity menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat me ngukur apa yang ingin diukur. Validitas menyangkut ketepatan dalam penggunaan alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih, apabila alat ukur tersebut da pat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur. Menurut Babbie 1992, validitas merujuk pada sejauh mana suatu pengukuran secara empiris cukup menggambarkan makna real dari konsep yang sedang dipertimbangkan. Validitas instrumen diperlukan untuk memberikan keyakinan tentang ketepatan perangkat pengukuran yang digunakan, sehingga menperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian. Validitas suatu alat ukur adalah, kebenaran suatu alat ukur untuk mengukur ihwal hal yang memang ingin diukur oleh peneliti Kerlinger, 1973. Validitas instrumen memberi keyakinan pada peneliti bahwa dengan perangkat pengukuran yaang digunakan, ihwal yang diukur dapat diukur. Validitas instrumen tersebut, seyogyanya bersandar pada logika dan pembuktian statistik. Pada penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi validitas butir dengan cara menyusun indikator pengukuran operasional berdasarkan kerangka teori dari konsep yang akan diukur. Validitas isi dari sebuah instrumen ditentukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item. Langkah- langkah cara menguji validitas menurut Ancok 1995 adalah: 1 Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur 2 Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden 3 Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban 4 Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, menggunakan teknik korelasi Rank Spearman Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel pada taraf kepercayaan signifikansi tertentu, berarti instrumen yang dibuat memenuhi kriteria validitas atau instrumen tersebut valid. Sebaliknya, jika angka korelasi yang diperoleh r-hitung lebih kecil dari r-tabel berkorelasi negatif, berarti pertanyaan tersebut bertentangan dengan pertanyaan lainnya atau instrumen tersebut tidak valid. Menurut Babbie 1992, bila koefisien korelasi antara skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator, positif dan lebih besar dari 0,3 r 0,3, maka instrumen tersebut sudah valid validitas kriteria. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman, diperoleh koefisien korelasi r masing-masing peubah Lampiran2 Reliabilitas Reliabilitas atau keterandalan menunjukan kekonsistensi suatu alat ukur dalam mengukur hal yang sama. Menurut Singarimbun dan Effendi 1995, reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Reliabilitas suatu alat ukur adalah sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil pengukuran dapat dipercaya, bila beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur tidak berubah. Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah metode Cronbach atau Cr. Alpha berdasarkn skala Cr. Alpha 0 sampai dengan 1 dengan rumus:           − − = ∑ = t i i v v n n 1 1 1 α Keterangan: α = koefisien Alpha Cronbach koefisien realibilitas n = besar sampel pada uji instrumen V i = ragam bagian ke i kelompok indikator V t = ragam Skor total perolehan Suatu instrumen keseluruhan indikator dianggap sudah reliabel reliabilitas konsistensi internal bilamana α ≥ 0.6 Babbie, 1992. Hasil pengujian di lapangan menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan reliable dengan nilai α - cronbach antara 0.5064-0.8930 Lampiran2. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 11.5. Tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup : 1 Penyusunan code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data 2 Setelah data dientri, kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Reliabilitas data dicek dengan menyajikan statistik deskriptif mencakup rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minumun untuk setiap peubah 3 Skoring terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian 4 Transformasi skor dalam bentuk skala 0-100 5 Kategorisasi terhadap data skor hasil transformasi 6 Analisis deskriptif dan tabulasi silang 7 Analisis statistik inferensia mencakup analisis regresi linier berganda. Analisis data yang digunakan bertujuan untuk menjawab masing-masing tujuan adalah: 1. Untuk semua peubah digunakan analisis statistik dasar elementary statistic analysis yang meliputi frekuensi distribusi dan ukuran sebaran rata-rata dan standar deviasi dan tabulasi. 2. Untuk menjawab perbedaan peubah-peubah penelitian antara siswa swasta dan negeri digunakan analisis uji-t 3. Untuk menganalisis faktor-faktor kualitas remaja menggunakan analisa deskriptif. Analisa deskriptif tersebut dilakukan pada status gizi remaja, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional. 4 Variabel-variabel yang dioperasikan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 8 Variabel yang dioperasikan dalam penelitian Kode Deskripsi Jenis variabel Satuan X1 Struktur Keluarga Nominal Inti, luas X2a Umur Ayah Rasio tahun X2i Umur Ibu rasio tahun X3 Jumlah anggota keluarga rasio orang X4a Lama Pendidikan Ayah Rasio Tahun X4i Lama Pendidikan Ibu Rasio Tahun X5a Status Kerja Ayah Nominal 1=Kerja, 0=tidak kerja X5i Status Kerja Ibu Nominal 1=Kerja, 0=tidak kerja Kode Deskripsi Jenis variabel Satuan X6 Pendapatan Keluarga Rasio Rupiahbulan X7 Kategori Sejahtera Ordinal Pra sejahtera, KS1, KS2, KS3 X8 Jenis kelamin Nominal 0=perempuan 1=laki-laki X9 Morbiditas Ordinal Frekuensi X10 Status Sekolah Nominal 1=Negeri, 2=swasta X11 Nilai Anak Ordinal Nilai 1 - 5 X12 Lingkungan Sekolah Ordinal Nilai 1 - 5 X12a Guru Ordinal Nilai 1 - 5 X12b Kondisi Sekolah Ordinal Nilai 1 - 5 X12c Iklim Belajar Ordinal Nilai 1 – 5 X12d Aktivitas Siswa Ordinal Nilai 1 - 5 X13 Alokasi Waktu Ibu Rasio Jamhari X13a Pekerjaan luar rumah Rasio Jamhari X13b Pekerjaan rumah Rasio Jamhari X13c Waktu luangsantai Rasio Jam.hari X14 Sikap Gizi Ibu Nominal Benar, salah X15 Harapan siswa terhadap guru Ordinal Nilai 1 - 5 Y1 Investasi Anak Rasio Rupiahbulan Y1a Pengeluaran Pendidikan Rasio Rupiahbulan Y1ba Waktu mendampingi anak ayah Rasio Jamhari Y1bi Waktu mendampingi anak ibu Rasio Jamhari Y2 Lingkungan Keluarga Ordinal Nilai 1 - 5 Y2a Dorongan berprestasi Ordinal Nilai 1 - 5 Y2b Aspirasi pendidikan dan pekerjaan Ordinal Nilai 1 - 5 Y2c Fasilitas belajar Ordinal Nilai 1 - 5 Y2d Pemanfaatan waktu Ordinal Nilai 1 - 5 Y2e Ikatan Keluarga Ordinal Nilai 1 - 5 Y3 Kualitas Anak rasio Indeks 0 - 100 Y3a Kecerdasan Emosional EI ordinal Nilai 1 - 5 Y3b Kecerdasan Intelektual IQ rasio ≤ 79 - 130 Y3c Status Gizi anak rasio BBTB 2 , antropometri Y4 Prestasi Akademik rasio Nilai 0 - 100 5. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi anak mengenai pengeluaran pendidikan untuk anak menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah: Keterangan: α adalah konstanta β 1 , β 2a ... β 11 adalah parameter variabel keterangan X1 : Struktur Keluarga X2a : Umur Ibu X3 : Jumlah anggota keluarga X4i : Lama Pendidikan Ibu X5i : Status Kerja Ibu X6 : Pendapatan Keluarga X7 : Kategori Sejahtera X8 : Jenis kelamin X11 : Nilai Anak Y1a : Pengeluaran Pendidikan Anak ∈ adalah galat 6. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi anak mengenai waktu mendampingi anak belajar menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah: Keterangan: α adalah konstanta β 1 , β 2a ... β 11 adalah parameter variabel keterangan X1 : Struktur Keluarga X2a : Umur Ayah X3 : Jumlah anggota keluarga X4a : Lama Pendidikan Ayah X5a : Status Kerja Ayah X7 : Kategori Sejahtera X8 : Jenis kelamin X11 : Nilai Anak Y1ba : Waktu mendampingi anak Y 1ba = α + β 1 X 1 + β 2a X 2a + β 3 X 3 + β 4a X 4a + Β 5a X 5a + β 7 X 7 + β 8 X 8 + β 11 X 11 + ∈ Y 1a = α + β 1 X 1 + β 2a X 2a + β 3 X 3 + β 4i X 4i + β 5i X 5i + β 6 X 6 + β 7 X 7 + β 8 X 8 + β 11 X 11 + ∈ ∈ adalah galat 7. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan keluarga menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah: Keterangan: α adalah konstanta β 1 , β 2i ... β 13b, β 13c adalah parameter Variabel keterangan X1 : Struktur Keluarga X2i : Umur Ibu X3 : Jumlah anggota keluarga X4i : Lama Pendidikan Ibu X5i : Status Kerja Ibu X7 : Kategori Sejahtera X11 : Nilai Anak X13b : Pekerjaan Rumah X13c : Waktu LuangSantai Y2 : Lingkungan Keluarga ∈ adalah galat 8. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecerdasan emosi menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah: Keterangan: α adalah konstanta β 1 , β 2i ... β 12, β 2 adalah parameter Variabel keterangan X1 : Struktur Keluarga X2i : Umur Ibu X3 : Jumlah anggota keluarga Y 2 = α + β 1 X 1 + β 2i X 2i + β 4i X 4i + β 5i X 5i + β 7 X 7 + β 11 X 11 + β 13b X 13b + β 13c X 13c + ∈ Y 3a = α + β 1 X 1 + β 2i X 2i + β 3 X 3 + β 4i X 4i + β 5i X 5i + β 7 X 7 + β 8 X 8 + β 10 X 10 + β 12 X 12 + β 2 Y 2 + ∈ X4i : Lama Pendidikan Ibu X5i : Status Kerja Ibu X7 : Kategori Sejahtera X8 : Jenis kelamin X10 : Status Sekolah X12 : Lingkungan Sekolah Y2 : Lingkungan Keluarga Y3a : Kecerdasan Emosional EI ∈ adalah galat 9. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecerdasan intelektual remaja menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah: Keterangan: α adalah konstanta β 1 , β 2i ... β 14, β 1bi, β 2 adalah parameter Variabel Keterangan X1 : Struktur Keluarga X2i : Umur Ibu X3 : Jumlah anggota keluarga X4i : Lama Pendidikan Ibu X5i : Status Kerja Ibu X6 : Pendapatan Keluarga X7 : Kategori Sejahtera X8 : Jenis kelamin X9 : Morbiditas X11 : Nilai Anak X12 : Lingkungan Sekolah X14 : Sikap gizi ibu Y1bi : Waktu mendampingi anak ibu Y2 : Lingkungan Keluarga Y3b : Kecerdasan Intelektual IQ ∈ adalah galat Y 3b = α + β 1 X 1 + β 2i X 2i + β 3 X 3 + β 4i X 4i + β 5i X 5i + β 6 X 6 + β 67 X 7 + β 8 X 8 + β 9 X 9 + β 11 X 11 + β 12 X 12 + β 14 X 14 + β 1bi Y 1bi + β 2 Y 2 + ∈ 10. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi menggunakan logistik regresi dan regresi linier. Model logistik regresi adalah sebagai berikut: Model regesi linier adalah sebagai berikut: Keterangan: α adalah konstanta β 1 , β 3 ... β 14 adalah parameter ∈ adalah galat Variabel keterangan X1 : Struktur Keluarga X3 : Jumlah anggota keluarga X4i : Lama Pendidikan Ibu X5a : Status Kerja Ayah X5i : Status Kerja Ibu X6 : Pendapatan Keluarga X7 : Kategori Sejahtera X8 : Jenis kelamin X9 : Morbiditas X10 : Nilai Anak X13a : Pekerjaan luar rumah ibu X13b : Pekerjaan rumah rumah X14 : Sikap Gizi Ibu Y3c : Status Gizi anak Model 1: dummy variable; Model 2: indeks status gizi 11 Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kualitas Remaja menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah: Y 3c = α + β 3 X 3 + β 4i X 4i + β 5i X 5i + β 6 X 6 + β 7 X 7 + β 8 X 8 + β 9 X 9 + β 10 X 10 + β 13a X 13a + β 13b X 13b + β 14 X 14 + ∈ Y 3c = α + β 1 X 1 + β 3 X 3 + β 4i X 4i + β 5a X 5a + β 5i X 5i + β 6 X 6 + β 7 X 7 + β 8 X 8 + β 9 X 9 + β 10 X 10 + β 13a X 13a + β 13b X 13b + β 14 X 14 + ∈ Keterangan: α adalah konstanta β 8, β 5i, β 1 , ... β 9, β 13b ... β 14, β 4i adalah parameter ∈ adalah galat variabel keterangan X8 : Jenis kelamin X5i : Status kerja ibu X1 : Keluarga luas inti X7 : Kategori sejahtera X10 : Status sekolah Y2 : Lingkungan keluarga X12 : Lingkungan sekolah X11 : Nilai anak X2i : Umur ibu X3 : Jumlah anggota keluarga X9 : Morbiditas Y1a : Pengeluaran untuk pendidikan Y1bi : Pendampingan belajar ibu X13b : Pekerjaan di rumah ibu X14 : Sikap gizi X4i : Lama pendidikan ibu Y3 : Kualitas Remaja 12 Analisa regesi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik remaja menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah: Keterangan: α adalah konstanta β 8, β 12a, β 112b , ... β 3 adalah parameter ∈ adalah galat Y 3 = α + β 8 X 8 + β 5i X 5i + β 1 X 1 + β 7 X 7 + β 10 X 10 + β 2 Y 2 + β 12 X 12 + β 11 X 11 + β 2i X 2i + β 3 X 3 + β 9 X 9 + β 1a Y1 a + β 1bi Y 1bi + β 13b X 13b + β 14 X 14 + β 4i X 4i + ∈ Y 4 = α+ β 4i X 4i + β 12a X 12a + β 12b X 12b + β 12c X 12c + β 12d X 12d + β 15 X 15 + β 1a Y 1a + β 1bi Y 1bi + β 2a Y 2a + β 2b Y 2b + β 2c Y 2c + β 2d Y 2d + β 2e Y 2e + β 3 Y 3 + ∈ Variabel : keterangan X4i : Lama pendidikan ibu X12a : Guru X12b : Kondisi sekolah X12c : Iklim belajar X12d : Aktivitas siswa X15 : Harapan siswa terhadap guru Y1a : Pengeluaran pendidikan Y1bi : Waktu mendampingi anak Y2a : Dorongan berprestasi Y2b : Aspirasi pendidikan dan pekerjaan Y2c : Fasilitas belajar Y2d : Pemanfaatan waktu Y2e : Ikatan keluarga Y3 : Kualitas remaja Y4 : Prestasi akademi Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal menentukan alat ukur indikator kualitas remaja. Indikator kualitas remaja mencakup status gizi, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosi. Untuk alat ukur status gizi telah diakui secara internasional dengan antrophometry. Alat ukur ini merupakan alat ukur yang sudah dibakukan secara internasional. Sedangkan untuk kecerdasan intelektual dan emosional masih mempunyai ragam alat ukur. Kecerdasan intelektual dapat diukur dengan test-test kecerdasan seperti WAIS, WISC, dan CFIT. Dengan mempertimbangkan keragaman alat ukur kecerdasan tersebut maka membutuhkan kesepakatan bersama antara pengguna alat ukur kecerdasan untuk digunakan sebagai alat ukur standar dalam membuat indeks kualitas remaja. Keragaman alat ukur juga ditemukan dalam pengukuran kecerdasan emosional. Mayer, Salovey, dan Caruso memperkenalan pengukuran kecerdasan emosional diman alat ukur tersebut dikenal dengan MSCEIT Mayer Salovey Caruso Emotional Intelligence Test. Alat ukur kecerdasan emosional lannya dikenal sebagai Goldman’s EQ test. Kemudian dikenal juga alat ukur lain seperti Bar On EQ Test. Test kecerdasan emosional Goldman mempunyai 5 aspek kecerdasan emosional, yaitu: self-awareness, self-regulation, motivation, empathy, and social skill . Bar-On memilah EQ menjadi 5 ketrampilan: intra-personal, inter- personal, adaptability, stress management, and general mood . Keberagaman alat ukur kecerdasan emosional tersebut memberikan pilihan bagi penggunaannya. Pemilihan pada satu alat ukur tentunya memberikan konsekuensi dengan hasil dimana dimungkinkan adanya perbedaan dengan alat ukur satu dengan lainnya. Keterbatasan pada alat ukur dalam penelitian ini dapat disempurnakan pada penelitian-penelitian yang berikutnya dalam topik yang sama. Keterbatasan lain adalah berkenaan dengan metode penentuan lokasi penelitian. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan menggunakan ketentuan mewakili wilayah Kabupaten Banyumas. Penelitian ini hanya mengambil 5 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas. Kelima kecamatan diharapkan dapat mewakili daerah Kabupaten Banyumas. Kemudian penentuan lokasi sekolah ditentukan secara purposive dengan ketentuan sekolah yang dikategorikan terbaik di kecamatan tersebut. Metode penentuan daerah dan sekolah sebagai penelitian secara purposive memberikan kemungkinan kurang menggambarkan kondisi daerah secara maksimal. Keterbatasan lain adalah pada variabel yang diteliti. Variabel-variabel penelitian sangat banyak sehingga membutuhkan pengelolaan yang baik dalam pengambilan data. Upaya untuk mendapatkan data secara baik telah dilakukan dengan diskusi setiap saat dalam proses di lapangan. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan dalam mengambil data secara benar. Hal ini dimungkinkan karena faktor kelelahan, dan ketidak telitian. Selain itu, pada pihak obyek penelitian dimungkinkan tidak memberikan jawaban secara jujur dan benar sehingga data yang diperoleh menjadi bias. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kabupaten Banyumas Menurut Letak Geografi, Luas Wilayah Dan Topografi a. Letak Geografi Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah Propinsi Jawa Tengah terletak diantara: - 108 39 ‘17” – 109 27 ‘15” Bujur Timur dan - 7 15 ‘05” – 7 37 ‘10” Lintang Selatan. Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 Kecamatan dan berbatasan dengan wilayah Beberapa kabupaten yaitu: - Sebelah Utara dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang - Sebelah Timur dengan Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pemalang - Sebelah Selatan dengan Kabupaten Cilacap - Sebelah Barat dengan Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes Jarak Kabupaten Banyumas dengan kota-kota disekitarnya dirinci pada Tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9 Jarak antara Kabupaten Banyumas dengan kota-kota di sekitarnya Kota Kilometer Kota Kilometer Tegal 114 Banjarnegara 65 Pemalang 144 Kebumen 85 Brebes 127 Cilacap 53 Purbalingga 20 Semarang 211 b. Luas Wilayah Luas wilayah Banyumas sebesar 132.759 Ha dan sekitar 4,08 dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah 3.254 Juta Ha. Luas wilayah tersebut terbagi kedalam beberapa fungsi lahan, yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah tanah untuk bangunan dan pekaranganhalaman Luas tanah sawah mencapai 32.770 Ha atau sekitar 24.68 dari wilayah Kabupaten Banyumas, dimana sekitar 10.505 Ha sawah dengan pengariran teknis. Sedangkan luas tanah bukan sawah bangunan dan pekaranganhalaman mencapai 99.989 Ha atau 75.32 dari luas wilayah Banyumas, dimana seluas 18731 Ha atau 18.72 merupakan tanah untuk bangunan dan pekaranganhalaman. c. Topografi Wilayah Kabupaten Banyumas memiliki topografi berupa dataran dan daerah ketinggian. Daerah dataran mencapai 45 dari luas wilayah kabupaten Banyumas yang tersebar di bagian Tengah dan Selatan serta membujur dari barat ke Timur. Adapun ketinggian wilayah di Kabupaten banyumas sebagian besar berada pada kisaran 25 – 100 dpl yaitu seluas 42310.3 Ha dan 100 – 500 dpl yaitu seluas 40385.3 Ha.

2. Gambaran Kependudukan di Kabupaten Banyumas