c. Perhitungan indeks status gizi remaja
i Nilai batas 18,50 – 25,00 diasumsikan sebagai nilai ideal karena nilai
batas tersebut merupakan nilai batas dengan kategori normal. Nilai batas antara 18,50 – 25,00 mempunyai nilai indeks 100.
ii Nilai batas 15,00 – 18,49 merupakan nilai dengan kategori kurus
diasumsikan nilai yang mempunyai nilai dibawah idealnormal. Indeks status gizi pada nilai batas tersebut dihitung dengan cara :
Indeks SGK = MINIMAL
IMT NILAI
- MAKSIMAL
IMT NILAI
MINIMAL IMT
NILAI -
X IMT
NILAI ×
100 = Indeks Status Gizi Kurus
iii Nilai batas 25,01 - 28,50 merupakan nilai dengan kategori gemuk
diasumsikan nilai yang mempunyai nilai diatas idealnormal. Indeks status gizi pada nilai batas tersebut dihitung dengan cara:
Indeks SGG = MINIMAL
IMT NILAI
- MAKSIMAL
IMT NILAI
X IMT
NILAI -
MAKSIMAL IMT
NILAI ×
100 = Indeks Status Gizi Gemuk
10. Prestasi Akademis
Informasi yang dibutuhkan untuk mengukur kemampuan akademis anak maka dibutuhkan informasi berkenaan dengan prestasi akademis dari enam mata
pelajaran, yaitu: matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan PPkN.
Secara rinci, jenis data, peubah maupun cut off yang digunakan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Jenis data, peubah dan skoring yang digunakan
No Peubah
Jumlah Item
Keterangan nilai Skor
Min Skor
Maks 1
Pengetahuan Gizi 20
Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0
20 2
Sikap Gizi 20
Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0
20 100
3 Harapan Siswa Terhadap Guru
10 Nilai 1 - 5
10 50
VI. Lingkungan Sekolah 40
Nilai 1 - 5 40
200 A. Guru
10 Nilai 1 - 5
10 50
B. Aktivitas Siswa 12
Nilai 1 - 5 12
60 C. Kondisi Sekolah
10 Nilai 1 - 5
10 50
4
D. Iklim Belajar 8
Nilai 1 - 5 8
40
VII. Lingkungan Keluarga 55
Nilai 1 - 5 55
275 A. Dorongan Berprestasi
10 Nilai 1 - 5
10 50
B. Aspirasi Pendidikan Dan Pekerjaan 10
Nilai 1 - 5 10
50 C. Fasilitas Belajar
10 Nilai 1 - 5
10 50
D. Pemanfaatan Waktu 10
Nilai 1 - 5 10
50 5
E. Ikatan Keluarga 15
Nilai 1 - 5 15
75 Kecerdasan Emosional
57 Nilai 1 - 5
57 285
C1. Mengenali Emosi Diri 10
Nilai 1 - 5 10
50 C2. Self Control
17 Nilai 1 - 5
17 85
C3. Empathy 10
Nilai 1 - 5 10
50 C4. Self Motivation
10 Nilai 1 - 5
10 50
6
C5. Social Skill 10
Nilai 1 - 5 10
50 7
Harapan siswa terhadap guru 10
Nilai 1 - 5 10
50 8
Pengetahuan Gizi 20
Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0
20 9
Sikap Gizi 20
Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0
20 100
Nilai Anak 15
Nilai 1 - 5 15
75 A. Nilai Ekonomi Anak
5 Nilai 1 - 5
5 25
B. Nilai Sosial Anak 5
Nilai 1 - 5 5
25 10
C. Nilai Psikologis Anak 5
Nilai 1 - 5 5
25
Validasi dan Reliabilitas Instrumen
Untuk pengelolaan data ada beberapa langkah yang akan dilakukan dengan tujuan untuk mengontrol kualitas data, yakni:
1 Validasi content pada saat pengembangan atau modifikasi instrumen. Menurut Babbie 1992, bila koefisien korelasi antara skor suatu indikator dengan skor
total seluruh indikator positif dan lebih besar dari 0.3 r 0.3, maka instrumen tersebut valid.
2 Uji coba kuesioner sebelum pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui pilihan dan bentuk kuesioner pernyataan atau pertanyaan, kedalaman
pertanyaan, ketepatan pemilihan kata, dapat tidaknya suatu pertanyaan ditanyakan, pilihan jawaban yang dimungkinkan, serta lama maksimal
wawancara dan mengukur reliabilitas kuesioner alpha cronbach
Validitas
Suatu alat ukur dikatakan valid, jika alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Menurut Singarimbun dan Effendi 1995, kesa
hihan atau validitas validity menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat me ngukur apa yang ingin diukur. Validitas menyangkut ketepatan dalam penggunaan
alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih, apabila alat ukur tersebut da pat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur.
Menurut Babbie 1992, validitas merujuk pada sejauh mana suatu pengukuran secara empiris cukup menggambarkan makna real dari konsep yang
sedang dipertimbangkan. Validitas instrumen diperlukan untuk memberikan keyakinan tentang ketepatan perangkat pengukuran yang digunakan, sehingga
menperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian. Validitas suatu alat ukur adalah, kebenaran suatu alat ukur untuk mengukur ihwal hal yang memang ingin diukur
oleh peneliti Kerlinger, 1973. Validitas instrumen memberi keyakinan pada peneliti bahwa dengan perangkat pengukuran yaang digunakan, ihwal yang diukur
dapat diukur. Validitas instrumen tersebut, seyogyanya bersandar pada logika dan pembuktian statistik.
Pada penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi validitas butir dengan cara menyusun indikator
pengukuran operasional berdasarkan kerangka teori dari konsep yang akan diukur. Validitas isi dari sebuah instrumen ditentukan dengan jalan mengkorelasikan
antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item. Langkah- langkah cara menguji validitas menurut Ancok 1995 adalah:
1 Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur 2 Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden
3 Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban 4 Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total,
menggunakan teknik korelasi Rank Spearman Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel pada taraf kepercayaan signifikansi
tertentu, berarti instrumen yang dibuat memenuhi kriteria validitas atau instrumen tersebut valid. Sebaliknya, jika angka korelasi yang diperoleh r-hitung lebih
kecil dari r-tabel berkorelasi negatif, berarti pertanyaan tersebut bertentangan dengan pertanyaan lainnya atau instrumen tersebut tidak valid.
Menurut Babbie 1992, bila koefisien korelasi antara skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator, positif dan lebih besar dari 0,3 r 0,3, maka
instrumen tersebut sudah valid validitas kriteria. Berdasarkan hasil uji validitas
dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman, diperoleh koefisien korelasi r masing-masing peubah Lampiran2
Reliabilitas
Reliabilitas atau keterandalan menunjukan kekonsistensi suatu alat ukur dalam mengukur hal yang sama. Menurut Singarimbun dan Effendi 1995,
reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
Reliabilitas suatu alat ukur adalah sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil pengukuran dapat dipercaya, bila beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur tidak berubah.
Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah metode Cronbach atau Cr. Alpha berdasarkn skala Cr. Alpha 0 sampai dengan 1 dengan
rumus:
− −
=
∑
= t
i i
v v
n n
1
1 1
α
Keterangan: α = koefisien Alpha Cronbach koefisien realibilitas n = besar sampel pada uji instrumen
V
i
= ragam bagian ke i kelompok indikator V
t
= ragam Skor total perolehan Suatu instrumen keseluruhan indikator dianggap sudah reliabel reliabilitas
konsistensi internal bilamana α ≥ 0.6 Babbie, 1992. Hasil pengujian di lapangan menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan reliable dengan nilai
α -
cronbach antara 0.5064-0.8930 Lampiran2.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 11.5. Tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini
mencakup : 1
Penyusunan code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data 2
Setelah data dientri, kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Reliabilitas data dicek dengan
menyajikan statistik deskriptif mencakup rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minumun untuk setiap peubah
3 Skoring terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian
4 Transformasi skor dalam bentuk skala 0-100
5 Kategorisasi terhadap data skor hasil transformasi
6 Analisis deskriptif dan tabulasi silang
7 Analisis statistik inferensia mencakup analisis regresi linier berganda.
Analisis data yang digunakan bertujuan untuk menjawab masing-masing tujuan adalah:
1. Untuk semua peubah digunakan analisis statistik dasar elementary statistic
analysis yang meliputi frekuensi distribusi dan ukuran sebaran rata-rata dan
standar deviasi dan tabulasi. 2.
Untuk menjawab perbedaan peubah-peubah penelitian antara siswa swasta dan negeri digunakan analisis uji-t
3. Untuk menganalisis faktor-faktor kualitas remaja menggunakan analisa
deskriptif. Analisa deskriptif tersebut dilakukan pada status gizi remaja, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional.
4 Variabel-variabel yang dioperasikan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 8 Variabel yang dioperasikan dalam penelitian
Kode Deskripsi Jenis variabel Satuan
X1 Struktur Keluarga
Nominal Inti, luas
X2a Umur Ayah
Rasio tahun
X2i Umur Ibu
rasio tahun
X3 Jumlah anggota keluarga
rasio orang
X4a Lama Pendidikan Ayah
Rasio Tahun
X4i Lama Pendidikan Ibu
Rasio Tahun
X5a Status Kerja Ayah
Nominal 1=Kerja, 0=tidak kerja
X5i Status Kerja Ibu
Nominal 1=Kerja, 0=tidak kerja
Kode Deskripsi
Jenis variabel Satuan
X6 Pendapatan Keluarga
Rasio Rupiahbulan
X7 Kategori Sejahtera
Ordinal Pra sejahtera, KS1,
KS2, KS3 X8
Jenis kelamin Nominal
0=perempuan 1=laki-laki
X9 Morbiditas
Ordinal Frekuensi
X10 Status Sekolah
Nominal 1=Negeri, 2=swasta
X11 Nilai Anak
Ordinal Nilai 1 - 5
X12 Lingkungan Sekolah
Ordinal Nilai 1 - 5
X12a Guru Ordinal
Nilai 1 - 5 X12b Kondisi Sekolah
Ordinal Nilai 1 - 5
X12c Iklim Belajar Ordinal
Nilai 1 – 5 X12d Aktivitas Siswa
Ordinal Nilai 1 - 5
X13 Alokasi Waktu Ibu
Rasio Jamhari
X13a Pekerjaan luar rumah Rasio
Jamhari X13b Pekerjaan rumah
Rasio Jamhari
X13c Waktu luangsantai Rasio
Jam.hari X14
Sikap Gizi Ibu Nominal
Benar, salah X15
Harapan siswa terhadap guru
Ordinal Nilai 1 - 5
Y1 Investasi Anak
Rasio Rupiahbulan
Y1a Pengeluaran Pendidikan
Rasio Rupiahbulan
Y1ba Waktu mendampingi anak ayah
Rasio Jamhari
Y1bi Waktu mendampingi anak ibu
Rasio Jamhari
Y2 Lingkungan Keluarga
Ordinal Nilai 1 - 5
Y2a Dorongan berprestasi
Ordinal Nilai 1 - 5
Y2b Aspirasi pendidikan dan
pekerjaan Ordinal
Nilai 1 - 5 Y2c
Fasilitas belajar Ordinal
Nilai 1 - 5 Y2d
Pemanfaatan waktu Ordinal
Nilai 1 - 5 Y2e
Ikatan Keluarga Ordinal
Nilai 1 - 5 Y3
Kualitas Anak rasio
Indeks 0 - 100 Y3a
Kecerdasan Emosional EI
ordinal Nilai 1 - 5
Y3b Kecerdasan Intelektual
IQ rasio
≤ 79 - 130 Y3c
Status Gizi anak rasio
BBTB
2
, antropometri Y4
Prestasi Akademik rasio
Nilai 0 - 100 5.
Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi anak mengenai pengeluaran pendidikan untuk anak menggunakan regresi linier berganda.
Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah:
Keterangan:
α adalah konstanta
β
1
, β
2a
... β
11
adalah parameter variabel
keterangan X1
: Struktur Keluarga
X2a : Umur Ibu
X3 :
Jumlah anggota keluarga X4i
: Lama Pendidikan Ibu X5i
: Status Kerja Ibu
X6 :
Pendapatan Keluarga X7
: Kategori Sejahtera
X8 :
Jenis kelamin X11
: Nilai Anak
Y1a :
Pengeluaran Pendidikan Anak ∈
adalah galat 6.
Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi anak mengenai waktu mendampingi anak belajar menggunakan regresi linier berganda.
Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah:
Keterangan: α
adalah konstanta β
1
, β
2a
... β
11
adalah parameter variabel
keterangan X1
: Struktur Keluarga
X2a :
Umur Ayah X3
: Jumlah anggota keluarga
X4a :
Lama Pendidikan Ayah X5a
: Status Kerja Ayah
X7 :
Kategori Sejahtera X8
: Jenis kelamin
X11 :
Nilai Anak Y1ba
: Waktu mendampingi anak
Y
1ba
=
α + β
1
X
1
+ β
2a
X
2a
+ β
3
X
3
+ β
4a
X
4a
+ Β
5a
X
5a
+ β
7
X
7
+ β
8
X
8
+ β
11
X
11
+
∈ Y
1a
=
α + β
1
X
1
+ β
2a
X
2a
+ β
3
X
3
+ β
4i
X
4i
+ β
5i
X
5i
+ β
6
X
6
+ β
7
X
7
+ β
8
X
8
+ β
11
X
11
+
∈
∈ adalah galat
7. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan keluarga
menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah:
Keterangan: α
adalah konstanta β
1
, β
2i
... β
13b,
β
13c
adalah parameter Variabel
keterangan X1
: Struktur Keluarga
X2i :
Umur Ibu X3
: Jumlah anggota keluarga
X4i : Lama Pendidikan Ibu
X5i :
Status Kerja Ibu X7
: Kategori Sejahtera
X11 :
Nilai Anak X13b
: Pekerjaan Rumah
X13c :
Waktu LuangSantai Y2
: Lingkungan Keluarga
∈ adalah galat
8. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecerdasan emosi
menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah:
Keterangan: α
adalah konstanta β
1
, β
2i
... β
12,
β
2
adalah parameter Variabel
keterangan X1
: Struktur Keluarga
X2i :
Umur Ibu X3
: Jumlah anggota keluarga
Y
2
=
α + β
1
X
1
+ β
2i
X
2i
+ β
4i
X
4i
+ β
5i
X
5i
+ β
7
X
7
+ β
11
X
11
+ β
13b
X
13b
+ β
13c
X
13c
+
∈
Y
3a
=
α + β
1
X
1
+ β
2i
X
2i
+ β
3
X
3
+ β
4i
X
4i
+ β
5i
X
5i
+ β
7
X
7
+ β
8
X
8
+ β
10
X
10
+ β
12
X
12
+ β
2
Y
2
+
∈
X4i : Lama Pendidikan Ibu
X5i :
Status Kerja Ibu X7
: Kategori Sejahtera
X8 :
Jenis kelamin X10
: Status Sekolah
X12 :
Lingkungan Sekolah Y2
: Lingkungan Keluarga
Y3a :
Kecerdasan Emosional EI ∈
adalah galat 9.
Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecerdasan intelektual remaja menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner
berganda yang digunakan adalah:
Keterangan: α
adalah konstanta β
1
, β
2i
... β
14,
β
1bi,
β
2
adalah parameter Variabel
Keterangan X1
: Struktur Keluarga
X2i :
Umur Ibu X3
: Jumlah anggota keluarga
X4i : Lama Pendidikan Ibu
X5i :
Status Kerja Ibu X6
: Pendapatan Keluarga
X7 :
Kategori Sejahtera X8
: Jenis kelamin
X9 :
Morbiditas X11
: Nilai Anak
X12 :
Lingkungan Sekolah X14
: Sikap gizi ibu
Y1bi :
Waktu mendampingi anak ibu Y2
: Lingkungan Keluarga
Y3b :
Kecerdasan Intelektual IQ ∈
adalah galat Y
3b
=
α + β
1
X
1
+ β
2i
X
2i
+ β
3
X
3
+ β
4i
X
4i
+ β
5i
X
5i
+ β
6
X
6
+ β
67
X
7
+ β
8
X
8
+ β
9
X
9
+ β
11
X
11
+ β
12
X
12
+ β
14
X
14
+ β
1bi
Y
1bi
+ β
2
Y
2
+
∈
10. Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi
menggunakan logistik regresi dan regresi linier.
Model logistik regresi adalah sebagai berikut: Model regesi linier adalah sebagai berikut:
Keterangan:
α adalah konstanta
β
1
, β
3
... β
14
adalah parameter ∈
adalah galat Variabel
keterangan X1
: Struktur Keluarga
X3 :
Jumlah anggota keluarga X4i
: Lama Pendidikan Ibu X5a
: Status Kerja Ayah
X5i :
Status Kerja Ibu X6
: Pendapatan Keluarga
X7 :
Kategori Sejahtera X8
: Jenis kelamin
X9 :
Morbiditas X10
: Nilai Anak
X13a :
Pekerjaan luar rumah ibu X13b
: Pekerjaan rumah rumah
X14 :
Sikap Gizi Ibu Y3c
: Status Gizi anak Model 1: dummy
variable; Model 2: indeks status gizi
11 Analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kualitas Remaja
menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah:
Y
3c
=
α + β
3
X
3
+ β
4i
X
4i
+ β
5i
X
5i
+ β
6
X
6
+ β
7
X
7
+ β
8
X
8
+ β
9
X
9
+ β
10
X
10
+ β
13a
X
13a
+ β
13b
X
13b
+ β
14
X
14
+
∈ Y
3c
=
α + β
1
X
1
+ β
3
X
3
+ β
4i
X
4i
+ β
5a
X
5a
+ β
5i
X
5i
+ β
6
X
6
+ β
7
X
7
+ β
8
X
8
+ β
9
X
9
+ β
10
X
10
+ β
13a
X
13a
+ β
13b
X
13b
+ β
14
X
14
+
∈
Keterangan:
α adalah konstanta
β
8,
β
5i,
β
1
, ... β
9,
β
13b
... β
14,
β
4i
adalah parameter ∈
adalah galat variabel
keterangan X8
: Jenis kelamin
X5i :
Status kerja ibu X1
: Keluarga luas inti
X7 :
Kategori sejahtera X10
: Status sekolah
Y2 :
Lingkungan keluarga X12
: Lingkungan sekolah
X11 :
Nilai anak X2i
: Umur ibu
X3 :
Jumlah anggota keluarga X9
: Morbiditas
Y1a :
Pengeluaran untuk pendidikan Y1bi
: Pendampingan belajar ibu
X13b :
Pekerjaan di rumah ibu X14
: Sikap gizi
X4i :
Lama pendidikan ibu Y3
: Kualitas Remaja
12 Analisa regesi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik
remaja menggunakan regresi linier berganda. Model analisis regresi liner berganda yang digunakan adalah:
Keterangan:
α adalah konstanta
β
8,
β
12a,
β
112b
, ... β
3
adalah parameter ∈
adalah galat Y
3
=
α + β
8
X
8
+ β
5i
X
5i
+ β
1
X
1
+ β
7
X
7
+ β
10
X
10
+ β
2
Y
2
+ β
12
X
12
+ β
11
X
11
+ β
2i
X
2i
+ β
3
X
3
+ β
9
X
9
+ β
1a
Y1
a
+ β
1bi
Y
1bi
+ β
13b
X
13b
+ β
14
X
14
+ β
4i
X
4i
+
∈
Y
4
=
α+ β
4i
X
4i
+ β
12a
X
12a
+ β
12b
X
12b
+ β
12c
X
12c
+ β
12d
X
12d
+ β
15
X
15
+ β
1a
Y
1a
+ β
1bi
Y
1bi
+ β
2a
Y
2a
+ β
2b
Y
2b
+ β
2c
Y
2c
+ β
2d
Y
2d
+ β
2e
Y
2e
+ β
3
Y
3
+
∈
Variabel :
keterangan X4i
: Lama pendidikan ibu
X12a :
Guru X12b
: Kondisi sekolah
X12c :
Iklim belajar X12d
: Aktivitas siswa
X15 :
Harapan siswa terhadap guru Y1a
: Pengeluaran pendidikan
Y1bi :
Waktu mendampingi anak Y2a
: Dorongan berprestasi
Y2b :
Aspirasi pendidikan dan pekerjaan Y2c
: Fasilitas belajar
Y2d :
Pemanfaatan waktu Y2e
: Ikatan keluarga
Y3 :
Kualitas remaja Y4
: Prestasi akademi
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal menentukan alat ukur indikator kualitas remaja. Indikator kualitas remaja mencakup status gizi,
kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosi. Untuk alat ukur status gizi telah diakui secara internasional dengan antrophometry. Alat ukur ini merupakan alat
ukur yang sudah dibakukan secara internasional. Sedangkan untuk kecerdasan intelektual dan emosional masih mempunyai ragam alat ukur. Kecerdasan
intelektual dapat diukur dengan test-test kecerdasan seperti WAIS, WISC, dan CFIT. Dengan mempertimbangkan keragaman alat ukur kecerdasan tersebut maka
membutuhkan kesepakatan bersama antara pengguna alat ukur kecerdasan untuk digunakan sebagai alat ukur standar dalam membuat indeks kualitas remaja.
Keragaman alat ukur juga ditemukan dalam pengukuran kecerdasan emosional. Mayer, Salovey, dan Caruso memperkenalan pengukuran kecerdasan
emosional diman alat ukur tersebut dikenal dengan MSCEIT Mayer Salovey Caruso Emotional Intelligence Test. Alat ukur kecerdasan emosional lannya
dikenal sebagai Goldman’s EQ test. Kemudian dikenal juga alat ukur lain seperti Bar On EQ Test. Test kecerdasan emosional Goldman mempunyai 5 aspek
kecerdasan emosional, yaitu:
self-awareness, self-regulation, motivation, empathy, and social skill
. Bar-On memilah EQ menjadi 5 ketrampilan: intra-personal, inter-
personal, adaptability, stress management, and general mood . Keberagaman alat
ukur kecerdasan emosional tersebut memberikan pilihan bagi penggunaannya. Pemilihan pada satu alat ukur tentunya memberikan konsekuensi dengan hasil dimana
dimungkinkan adanya perbedaan dengan alat ukur satu dengan lainnya. Keterbatasan pada alat ukur dalam penelitian ini dapat disempurnakan pada penelitian-penelitian
yang berikutnya dalam topik yang sama.
Keterbatasan lain adalah berkenaan dengan metode penentuan lokasi penelitian. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan
menggunakan ketentuan mewakili wilayah Kabupaten Banyumas. Penelitian ini hanya mengambil 5 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di Kabupaten
Banyumas. Kelima kecamatan diharapkan dapat mewakili daerah Kabupaten Banyumas. Kemudian penentuan lokasi sekolah ditentukan secara purposive
dengan ketentuan sekolah yang dikategorikan terbaik di kecamatan tersebut. Metode penentuan daerah dan sekolah sebagai penelitian secara purposive
memberikan kemungkinan kurang menggambarkan kondisi daerah secara maksimal.
Keterbatasan lain adalah pada variabel yang diteliti. Variabel-variabel penelitian sangat banyak sehingga membutuhkan pengelolaan yang baik dalam
pengambilan data. Upaya untuk mendapatkan data secara baik telah dilakukan dengan diskusi setiap saat dalam proses di lapangan. Namun, tidak menutup
kemungkinan adanya kekurangan dalam mengambil data secara benar. Hal ini dimungkinkan karena faktor kelelahan, dan ketidak telitian. Selain itu, pada pihak
obyek penelitian dimungkinkan tidak memberikan jawaban secara jujur dan benar sehingga data yang diperoleh menjadi bias.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kabupaten Banyumas Menurut Letak Geografi, Luas
Wilayah Dan Topografi
a. Letak Geografi Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah Propinsi Jawa
Tengah terletak diantara: - 108
39 ‘17” – 109 27 ‘15” Bujur Timur dan
- 7 15 ‘05” – 7
37 ‘10” Lintang Selatan. Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 Kecamatan dan berbatasan dengan wilayah
Beberapa kabupaten yaitu: -
Sebelah Utara dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang -
Sebelah Timur
dengan Kabupaten
Purbalingga, Kabupaten
Banjarnegara dan Kabupaten Pemalang -
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Cilacap -
Sebelah Barat dengan Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes Jarak Kabupaten Banyumas dengan kota-kota disekitarnya dirinci pada Tabel 9
sebagai berikut: Tabel 9 Jarak antara Kabupaten Banyumas dengan kota-kota di sekitarnya
Kota Kilometer
Kota Kilometer
Tegal 114
Banjarnegara 65
Pemalang 144
Kebumen 85
Brebes 127
Cilacap 53
Purbalingga 20
Semarang 211
b. Luas Wilayah Luas wilayah Banyumas sebesar 132.759 Ha dan sekitar 4,08 dari luas
wilayah Propinsi Jawa Tengah 3.254 Juta Ha. Luas wilayah tersebut terbagi kedalam beberapa fungsi lahan, yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah tanah
untuk bangunan dan pekaranganhalaman Luas tanah sawah mencapai 32.770 Ha atau sekitar 24.68 dari wilayah Kabupaten Banyumas, dimana sekitar 10.505 Ha
sawah dengan pengariran teknis. Sedangkan luas tanah bukan sawah bangunan
dan pekaranganhalaman mencapai 99.989 Ha atau 75.32 dari luas wilayah Banyumas, dimana seluas 18731 Ha atau 18.72 merupakan tanah untuk
bangunan dan pekaranganhalaman. c. Topografi
Wilayah Kabupaten Banyumas memiliki topografi berupa dataran dan daerah ketinggian. Daerah dataran mencapai 45 dari luas wilayah kabupaten
Banyumas yang tersebar di bagian Tengah dan Selatan serta membujur dari barat ke Timur. Adapun ketinggian wilayah di Kabupaten banyumas sebagian besar
berada pada kisaran 25 – 100 dpl yaitu seluas 42310.3 Ha dan 100 – 500 dpl yaitu seluas 40385.3 Ha.
2. Gambaran Kependudukan di Kabupaten Banyumas