Pengertian Partisipasi Faktor-Faktor Pendorong Dan Penghambat Partisipasi Terhadap

c. Koperasi Wanita, koperasi guru, koperasi veteran, koperasi kaum pensiunan dan sebagainya, koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggota dalam golongan masing-masing. Anorga dan Widiyanti, 2003:20-25

2.2. Tinjauan Partisipasi

2.2.1. Pengertian Partisipasi

Pengertian partisipasi diserap dari bahasa inggris participation yang artinya mengikutsertakan pihak lain, seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya akan berhasil jika mengikutsertakan partisipasi semua kemampuan dan unsur yang ada dalam organisasi Hasnawati , 2004:8. Menurut Undang-undang dasar No. 25 pasal 17, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Jadi partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi dari seorang anggota koperasi dalam memberikan sumbangan kepada kelompok untuk mencapai tujuan. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu turut serta dalam suatu kegiatan atau keikutseretaan dalam suatau kegiatan. Menurut Winardi, partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut Winardi 1983:64. Sedangkan menurut Mubyarto dan Sarono Kartodirjo partisipasi adalah kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap anggota tanpa berarti mengorbankan kepentingan sendiri Mubyarto, 1983:34. Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan anggota dalam kegiatan koperasi serta kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan secara bertanggung jawab.

2.2.2. Faktor-Faktor Pendorong Dan Penghambat Partisipasi Terhadap

Koperasi A. Faktor pendorong Faktor pendorong partisipasi terhadap koperasi antara lain: a. Perasaan yang kuat b. Latihan berkesenambungan bagi anggota c. Kunjungan-kunjungan lapangan dari para penggerak koperasi yang berkesenambungan untuk melakukan dialog informal dengan anggota setempat d. Para anggota dan pengurus melaksanakan rapat-rapat dengan hasil yang baik, membuat kartuanggota dan pembukuan dengan benar dan menerbitkan laporan keuangan bulanan. e. Menambahkan dan mempertahankan sikap mental yang baru atau kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan aneka simpanan pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain untuk berkerja sama dengan koperasi. f. Latihan bagi anggota untuk memahami, menganalisis koperasi-koperasi, mengadakan lain untuk berkerja sama dengan koperasi. g. Memelihara pendanaan dari dalam secara teratur. B. Faktor penghambat partisipasi terhadap koperasi Disamping faktor pendukung, terdapat juga faktor yang menghambat partisipasi terhadap koperasi yaitu: a. Kurangnya pendidikan anggota, antara lain dalam bentuk latihan anggota dan calon anggota yang sesui dengan kebutuhan. b. Budaya feodalisme dan peternalisme yang dilakukan kepada para anggota. c. Kurang tidak lanjutnya yang konsisten. d. Adanya manipulasi yang sengaja dibuat oleh pihak tertentu. e. Kartu anggota yang tidak dibuat dengan baik sehingga menimbulkan ketidakjelasan dalam melaksanakan transaksi. f. Kurang manajemen yang teratur dan keterampilan manajemen dari pengurus koperasi. g. Kurang rencana pengembangan profesional pengembangan koperasi untuk mengimbangi dinamika kebutuhan para anggota. h. Kurang penyebaran informasi tentang penampilan koperasi seperti neraca, biaya, manfaat dan laporan-laporan lainnyaterkait dengan kegiatan yang dijalankan oleh koperasi. i. Pengalaman-pengalaman dan pratek-pratek yang buruk dimasa lampau j. Ketidak cakapan pengurus koperasi untuk menata pembukuan. Mutis, 1992:94-95

2.2.3. Alat partisipasi