Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

melakukan kesalahan dalam pengucapan kata, sehingga pembicara tidak melakukan pergangtian atau pernaikan kata yang telah diucapkan. Ketika berbicara, pembicara tidak menyisipkan bunyi-bunyi yang tidak penting atau bunyi-bunyi yang mengganggu, seperti ee, aa, oo, dan sebagainya.

2.3 Kerangka Berpikir

Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran berbicara ialah faktor internal, yaitu sikap percaya diri. Sikap percaya diri sangat berpengaruh terhadap kelancaran berbicara siswa. Semakin tinggi rasa percaya diri yang siswa miliki, maka semakin banyak kemungkinan bagi siswa untuk dapat berbicara dengan lancar. Hal ini disebabkan oleh keyakinan yang siswa miliki, yaitu merasa yakin dapat berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan dan diinginkan serta yakin bahwa dirinya dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan sesuatu yang positif. Apabila siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka siswa mampu bersosialisasi dan berkomunikais yang baik dengan orang lain, artinya siswa mampu untuk melakukan kontak verbal atau berbicara tenang dan tidak gugup, serta mampu berteman atau bermain dengan orang lain tanpa merasa cemas dan minder. Di samping itu, siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan dapat berkomunikasi yang baik karena siswa tidak malu untuk mengungkapkan perasannya dengan baik sehingga menjadi kepribadian yang baik dan menyenangkan. Hurlock 2005:185 menegaskan bahwa salah satu faktor penting dalam belajar berbicara yaitu kesiapan mental. Kesiapan mental untuk berbicara bergantung keberanian dan kemauan siswa untuk berbicara. Kedua faktor ini sangat penting dalam berbicara, agar siswa dapat berbicara dengan lancar. Untuk menumbuhkan keberanian siswa dalam berbicara, siswa harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi, agar siswa dapat mengungkapkan pedapat dan perasaannya tanpa merasa takut dan terbebani. Menurut Dariyo 2004:81, dengan rasa percaya diri, siswa akan bangkit untuk memperbaiki diri, sehingga dapat meraih keberhasilan hidup. Hal ini berarti, percaya diri dapat membantu siswa dalah meraih keberhasilan dalam berbicara. Semakin besar rasa percaya diri yang siswa miliki, maka semakin lancar pula penyampaian gagasannya secara lisan, karena individu yang memiliki kepercayaan diri biasanya mampu untuk mengelola perasaan dengan baik, sehingga individu tidak khawatir akan lepas kendali, berani menghadapi risiko dan tantangan karena dapat mengatasi rasa takut, khawatir, cemas, dan lain-lain. Selain percaya diri, penguasaan diksi memiliki pengaruh yang kuat terhadap kelancaran berbicara siswa. Diksi yang tepat dan sesuai dapat mewakili ide atau gagasan yang dituangkan dalam kegiatan berbicara. Kata-kata yang dipilihnya tepat, terhindar dari kesalahpahaman dalam penafsiran yang dituangkan pembicara. Ini akan berdampak pada kelancaran berbicara siswa. Jika siswa tidak mengalami gangguan pada pemilihan kata, maka proses berbicaranya akan berjalan dengan lancar. Berbicara tidak dengan tersendat-sendat, terbata-bata, dan terlihat siswa terampil dalam berbicara. Menurut Doyin dan Wagiran 2009:45 pembicara harus memiliki keterampilan dalam pemilihan kata dan harus menguasai diksi, agar ketika berbicara tidak mengalami kesulitan dalam mengungkapkan gagasannya, hal ini membuktikan bahwsa penguasaan diksi mempengaruhi kelancaran berbicara. Semakin tinggi penguasaan diksi yang dimiliki siswa, maka semakin besar kemungkinan siswa untuk dapat berbicara dengan lancar di depan kelas. Dengan demikian, baik percaya diri maupun penguasaan diksi sama- sama mempunyai pengaruh terhadap kelancaran berbicara siswa SMP. Namun, dapat diduga bahwa, faktor yang paling berpengaruh ialah sikap percaya diri, karena percaya diri merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang bersumber dari hati nurani dan terbina dari keyakinan sendiri. Percaya diri Uqshari 2005:37 adalah kunci utama dalam kesuksesan hidup. Seseorang dapat sukses di bidang apa pun, jika memiliki sikap percaya diri yang tinggi, termasuk berbicara. Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, maka ia dapat berbicara dengan lancar.

2.4 Hipotesis