72 telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 71 dengan
kriteria B. Meskipun telah mencapai indikator keberhasilan, pada siklus II terjadi peningkatan pada performansi guru yaitu mencapai 89,13 dengan kriteria A.
Perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa dibandingkan dengan siklus I terjadi peningkatan nilai performansi guru pada siklus II sebesar 9,08.
4.2.1 Implikasi Hasil Penelitian
Peneliti telah menerapkan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik PMR dalam melaksanakan pembelajaran matematika pada materi Sifat-sifat
Bangun Ruang di kelas IV SD Negeri 1 Maribaya Karanganyar Purbalingga. Dengan melihat hasil pelaksanaan dari siklus I dan II, pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik ini mempunyai implikasi terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta performansi guru.
Pendekatan PMR dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, jika guru telah memahami sepenuhnya mengenai langkah-langkah PMR. Dalam
pelaksanaannya, guru harus mampu mengondisikan kelas dan mengarahkan aktivitas seluruh siswa untuk ikut memecahkan permasalahan yang dikemukakan
guru, mengemukakan pendapat, bertanya, menjawab pertanyaan, dan melaksanakan tugas yang diberikan guru.
Nilai hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan pendekatan PMR, jika dalam pelaksanaannya guru telah mengerti sepenuhnya mengenai
karakteristik materi pembelajaran yang akan disampaikan. Dengan mengetahui karakteristik materi pembelajaran, guru dapat menentukan apakah materi
pembelajaran tersebut dapat dikaitkan dengan permasalahan maupun objek nyata yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari atau tidak.
73 Selain itu, guru harus bisa memunculkan suatu permasalahan kontekstual
yang menunjukkan keterkaitan matematika dengan masalah maupun objek nyata yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru harus
mampu mengarahkan siswa untuk berusaha mencari dan menemukan pemecahan dari permasalahan tersebut, baik secara kelompok maupun individu. Guru juga
harus berupaya menggunakan berbagai benda nyata untuk dijadikan sebagai alat peraga maupun media pembelajaran dalam menjelaskan materi pembelajaran.
Pendekatan PMR yang diterapkan oleh peneliti ini juga mampu meningkatkan performansi guru jika guru telah menguasai materi pembelajaran,
memahami langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan PMR, menyiapkan media dengan matang, dan mengondisikan kelas dengan baik.
Keputusan peneliti memilih pendekatan PMR untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika materi Sifat-sifat Bangun Ruang di kelas IV SD Negeri
1 Maribaya Karanganyar Purbalingga dapat dikatakan tepat. Pendekatan pembelajaran ini berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta
performansi guru. Keberhasilan yang dicapai dalam penelitian ini sangat memungkinkan pendekatan PMR ini untuk dapat diterapkan dalam pembelajaran
matematika pada materi lain, dengan tetap memperhatikan karakteristik dan cakupan materi yang akan dipelajari.
74
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Peneliti telah menerapkan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik PMR dalam melaksanakan pembelajaran matematika pada materi Sifat-sifat
Bangun Ruang di kelas IV SD Negeri 1 Maribaya Karanganyar Purbalingga. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan siklus I dan II,
dapat ditarik simpulan bahwa penerapan pendekatan PMR dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa serta performansi guru kelas IV SD Negeri 1
Maribaya Karanganyar Purbalingga. Peningkatan pada hasil belajar dan aktivitas belajar siswa serta performansi guru yang telah dicapai tersebut dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1 Aktivitas belajar siswa; nilai hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar
siswa yang diperoleh pada siklus I hanya mencapai persentase keberhasilan sebesar 68,02 dengan kriteria tinggi, sedangkan pada siklus II
mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 84,17 dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini berarti aktivitas belajar siswa telah memenuhi
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75, 2
Hasil belajar siswa; nilai hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, rata- ratanya hanya sebesar 71,26, sedangkan pada siklus II, mengalami
peningkatan mencapai 84,33. Meningkatnya rata-rata nilai hasil tes formatif pada siklus II menjadikan persentase ketuntasan belajar juga ikut