Variabel Penelitian Sumber Data Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

Penjasorkes SD di wilayah Kecamatan Baturetno, 3 5 Orang Wali murid SD, 4 5 orang warga masyarakat yang peduli terhadap olahraga, 5 Tokoh KONI dan DISPORA Kabupaten Wonogiri. Serta 103 siswa SD Negeri 3 Baturetno sebagai peserta Iowa-Brance Test for Motor Educability.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah apa yang menjadi titik perhatian atau objek penelitian Arikunto, 1998:117. Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal atau satu variabel yaitu potensi daerah untuk pembinaan olahraga usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri.

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sedangkan subjek sendiri diambil dari sumber data, dalam hubungan dengan seluruh atau sebagian sumber data. Suharsmi Arikunto 2006 : 129. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru penjas, tokoh masyarakat dan unsur pimpinan KONI dan DINPORA Wonogiri, serta siswa putra dan putri SD Negeri kelas 4, 5, dan 6 di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri yang ikut dalam tes penelusuran potensi daerah untuk pembinaan olahraga usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Sedangkan Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah potensi daerah untuk pembinaan olahraga usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. 54

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah alat fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis. Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan peneliti.

3.5.1 Tes

Iowa-Brace Test for Motor Educability Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan persiapan alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan Iowa-Brace Test for Motor Educability yaitu: 1 Tes 1 Berdiri dengan kaki kiri. Membungkuk ke depan, dua telapak tangan menyentuh lantai. Luruskan tungkai kanan ke belakang. Sentuhkan dahi ke lantai, dan kembali ke posisi berdiri tanpa kehilangan keseimbangan 2 Tes 2 Duduk di lantai, tungkai lurus dan rapat. Letakaan tangan kanan di lantai di belakang badan. Putar badan ke arah kanan daan luruskan lengan hinga badan terangkat. Berat badan di sangga oleh tangan kanan daan kaki kanan. Pertahankan posisi ini selama lima hitungan. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005. 55 3 Tes 3 Berdiri kaki rapat. Jongkok, kedua lengan berada diantara tungkai melewati bagian belakang pergelangan kaki, tautkan kedua belah jemari tangan dengan di depan pergelangan kaki. Pertahankan posisi ini selama lima hitungan. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005. 4 Tes 4 Balik kanan, berlutut dengan 1 tungkai, dan angkat tungkai yang lain bertumpu hanya pada 1 lutut. Rentangkan kedua lengan ke samping. Pertahankan posisi ini selama lima hitungan.1001,1002, 1003, 1004, 1005. 5 Tes 5 Melompat setinggi-tingginya, sambil kaki bertepuk 2×, mendarat dengan kaki terbuka. 6 Tes 6 Tangan kanan di bahu kiri, tangan kiri di bahu kanan. Tungkai menyilang, kemudian duduk. Berdiri kembali dengan kedua tangan tetap di bahu, tidak boleh menggerak-gerakan badan atau tungkai untuk membantu keseimbangan. 7 Tes Berdiri dengan dua kaki rapat. Melompat ke atas dengan putaran 360º ke arah kiri. Mendarat dengan arah menghadap yang sama. Pada saat mendarat, tidak kehilangan keseimbangan atau melangkah. 8 Tes 8 Berdiri 1 kaki. Tutup mata. Melompat ke belakang 5 lompatan 56 9 Tes 9 Melompat setingi tinginya, ayun kedua tungkai lurus ke depan, saat melayang sentuh ujung jari kaki dengan jari tangan. 10 Tes 10 Berdiri dengan kaki kiri. Melompat sambil melakukan ½ putaran 180º ke arah kiri dan pertahankan keseimbangan. 11 Tes 11 Melompat ke atas dengan tumpuan kaki kanan. Ayun kedua tungkai ke arah sisi kiri badan. Saat melayang, kedua kaki bertepuk. Saat kaki bertepuk bersentuhan, posisi kaki berada di luar garis bahu. Mendarat dengan kaki terbuka. 12 Tes 12 Berlutut. Kedua telapak kaki menghadap ke atas punggung kaki melekat di lantai. Ayun kedua tangan, melompat, mendarat dengan dua kaki. Sebelum melompat, kedua telapak kaki harus tetap menghadap ke atas. 13 Tes 13 Jongkok, dengan satu tungkai lurus ke depan. Lakukan lompatan dengan bergantian kaki tungku dan tungkai yang di luruskan. Lakukan dua kali lompatan untuk tiap tungkai. Tumit tungkai harus lurus boleh menyentuh lantai, sementara tumit tungkai yang di tekuk harus selalu menyentuh pinggul. 57 14 Tes 14 Berdiri dengan dua kaki rapat. Melompat ke atas dengan putaran 360º ke arah kanan. Mendarat dengan arah menghadap yang sama. Pada saat mendarat, tidak bolah kehilangan keseimbangan atau melangkah. 15 Tes 15 Duduk dengan tungkai ditekuk di depan dada. Masukkan kedua lengan di antara tungkai, lewat bawah lutut, pegang pergelangan kaki. Berguling cepat ke arah kanan, dengan berat badan pertama di tumpukan di lutut kanan, kemudian bahu kanan, punggung, bahu kiri, lutut kiri, dan kembali ke posisi duduk. Saat kembali ke posisi duduk, menghadap ke arah yang berlawanan dengan arah menghadap saat sebelum bergerak. Tes ini dianggap cocok diterapkan untuk siswa sekolah dasar karena pada usia 10-12 tahun karakteristik perkembangan gerak dasar seiring dengan berkembangnya fisikya yang beranjak matang. Pada masa ini perkembangan gerak atau motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan sudah selaras dengan kebutuhan dan minatnya. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas fisik yang lincah. Oleh karena itu masa ini adalah masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis mempunyai gambaran bahwa anak- anak usia 10-12 tahun sudah memiliki keterampilan motorik baik keterampilan kasar maupun keterampilan halus. Keterampilan berlari, berjalan, melompat dan naik turun tangga misalnya, sering dilakukan oleh anak-anak pada saat mereka sedang bermain. 58 Hal ini berarti secara mendasar anak usia 10-12 tahun sudah memiliki kemampuan gerak untuk ditindaklanjuti melalui suatu proses pembinaan. Ma’mun dan Saputra 2000:67 3.5.2 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya Suharsimi Arikunto, 2006: 231. Dalam penelitian ini yang didokumentasikan adalah daftar nama peserta Penelusuran Potensi Daerah Untuk Pembinaan Olahraga Usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun

2010, dan foto-foto pelaksanaan Iowa-Brace Test for Motor Educability. 3.5.3

Wawancara Menurut Suharsimi Arikunto wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara 2006 : 155. Peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran penjas. Wawancara tersebut dilakukan dengan teknik tanya jawab secara langsung terhadap kepala sekolah, guru penjas, tokoh masyarakat dan unsur pimpinan KONI dan DINPORA Kabupaten Wonogiri. Adapun aspek yang diungkap dalam lembar wawancara meliputi : 1 Aspek Sumber Daya Manusia 2 aspek Sumber Daya Lingkungan 3 aspek Sumber Daya Manajemen 59

3.5.4 Metode Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tesebar di wilayah yang luas. Sugiyono, 2008 : 142 Dalam penelitian ini angket digunakan guna memperoleh data mengenai pembinaan olahraga usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Responden yang digunakan adalah kepala sekolah, guru penjas, wali murid dan tokoh masyarakat di Kecamatan Baturetno, serta segenap pimpinan KONI dan DINPORA Kabupaten Wonogiri. Angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup yaitu angket yang diberikan langsung kepada responden untuk dijawab. Sebelum menyusun kuesioner hendaknya pertanyaan di susun berdasarkan faktor- faktor yang digunakan untuk mengukur selanjutnya faktor- faktor tersebut di jabarkan menjadi butir- butir pertanyaan yang membentuk intrumen pertanyaan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai angket yang di gunakan. Mengadakan spesifikasi data yang menjabarkan minat yang lebih mengarahkan bentuk kisi-kisi pertanyaan. 60

3.6 Prosedur Penelitian

Sebelum memulai dengan pengumpulan data, perlu diperhatikan beberapa langkah yang harus ditempuh supaya tidak terjadi suatu kesalahan dalam penelitian. Langkah awal yang harus di lakukan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan persiapan secara terarah dan sistematis sehingga data yang terkumpul benar-benar mewakili seluruh populasi serta pelaksanaan dapat efektif dan efisien.

3.6.1 Prosedur pelaksanaan Tes

Iowa-Brace Test for Motor Educability Tes Iowa-Brace Test for Motor Educability dilaksanakan di satu tempat yaitu SD Negeri 3 Baturetno Kbupaten Wonogiri. Hanya dilakukan di satu sekolah karena jumlah siswa kelas 4, 5, dan 6 sudah mencukupi criteria batas minimal yang diharuskan dalam penelitian ini dengan jumlah 109 siswa. Tes dilaksanakan pada hari Sabtu, 31 Juli 2010 pukul 07.00 - selesai di SD Negeri 3 Baturetno. Sebelum melkukan tes terlebih dahulu semua siswa diukur tinggi badan dan berat badannya. Petunjuk pelaksanaan tes Iowa-Brace Test for Motor Educability adalah sebagai berikut : 1 Tiap siswa melakukan 10 macam tes, dengan criteria seperti yang dapat dilihat pada table 2.1 2 Pelaksanaan tes dibagi menjadi 2 bagian, dimana tiap bagian berisi 5 jenis tes. 3 Peserta tes dibagi menjadi 2 kelompok 4 Kelompok 1 melakukan 1 bagian tes pertama 5 item tes , kemudian istirahat, sementara kelompok 2 melakukan 1 bagian pertama, dan seterusnya. 61

3.6.2 Norma Penilaian Tes

Penilaian untuk tes Iowa-Brace Test for Motor Educability adalah sebagai berikut : 1 Setiap anak diberi kesempatan melakukan tiap item 2x 2 Bila pada kesempatan pertama siswa dapat melakukan gerakan dengan baik, nilai 2 3 Bila kesempatan pertama gagal, kemudian berhasil di kesempatan ke-2, nilai 1 4 Setelah 2x kesempatan melakukan tetap gagal, nilai 0 5 Jenis danurutan tes antara putra dan putrid berbeda. 6 SISWA TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK BERLATIH, tetapi berhak diberi dan melihat contoh gerakan. 7 Jumlahkan nilai dari 10 gerakan, kemudian konversikan ke skor T seperti pada table berikut ini : Tabel 3.1 : Skor T untuk hasil tes siswa kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar Nilai Hasil Tes PUTRA PUTRI 20 69 67 19 66 65 18 63 62 17 60 60 16 57 58 15 54 56 62 14 51 54 13 48 52 12 45 50 11 43 48 10 41 45 9 39 42 8 37 39 7 35 36 6 33 33 5 31 30 4 29 28 3 27 26 2 25 24 1 23 - Sumber : Brry L., Jack K. Nelson Practical Measurements for Evaluation in Physical Education 1970:144-148 63

3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian

3.7.1 Faktor Psikologis Sampel

Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah : 1 Intelektual atau kecerdasan yang ditentukan oleh pendidikan dan bakat yang dimiliki oleh sampel. 2 Motivasi, baik yang datang dari dalam maupun dari luar diri sampel, seperti harga diri, kepercayaan diri, prasarana sehat, sedangkan yang dari luar adalah penghargaan, pijian, dan lain sebagainya.

3.7.2 Faktor Kegiatan di Luar Penelitian

Kegiatan di luar atau sebelum dilaksanakan penelitian sangatlah sulit untuk dipantau, sehingga sebelum tes dilaksanakan penulis dengan staf pengajar memberikan penerbitan pada tastee untuk melakukan kegiatan yang tidak melelahkan kondisi fisiknya. 3.7.3 Faktor Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain : validitas, reabilitas, obyektifias, ekonomis mempunyai norma dan tuntunan pelaksanaan.

3.7.4 Faktor Kondisi dan Kemampuan Sampel

Kondisi dan kemampuan sampel tidaklah sama, sehingga sebelum melaksanakan tes, dibantu guru untuk menayakan kesehatan sampel, sehingga lebih mudah untuk mengadakan koreksi ketika dalam persiapan dan pelaksanaan tes. 64

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena analisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Dari data yang telah dikumpulkan kemudian dipisah-pisah menurut jenisnya masing-masing dan disusun untuk dianalisis dan disimpulkan. Adapun teknik analisis yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis Deskriptif Prosentase. Keterangan: n = Jumlah Pilihan N = Jumlah Responden 100 x N n = 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Wilayah Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis

Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32 sampai 8 0 15 dan garis bujur 110 0 41 sampai 111 0 18 dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatas dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Sebelah Selatan : berbatas dengan Kabupaten Pacitan Jawa Timir dan Samudra Indonesia. Sebelah Barat : berbatas dengan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten. Secara umum daerah ini beriklim tropis, mempunyai 2 musim yaitu penghujan dan kemarau dengan temperatur rata-rata 24 ° C hingga 32 ° C. 66

4.1.2 Topografi

Dengan topografi daerah yang tidak rata, perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan lain membuat kondisi sumber daya alam juga saling berbeda. Di Wonogiri hampir sebagian besar tanahnya tidak terlalu subur untuk pertanian, berbatuan dan kering membuat penduduknya lebih banyak merantauboro. Kabupaten Wonogiri mempunyai Waduk buatan yaitu Gajah Mungkur yang selain menjadi sumber mata pencaharian petani nelayan dan sumber irigasi persawahan juga merupakan aset wisata yang telah banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik. Disamping itu Kabupaten Wonogiri juga mempunyai 2 dua pantai yaitu Pantai Sembukan dan Pantai Nampu yang mempunyai pasir putih yang sangat tebal dan cocok untuk berwisata.

4.1.3 Sumber Daya Alam

1 Komposisi Penggunaan Lahan Komposisi penggunaan lahan adalah sebagai berikut : Sawah seluas 32.701 Ha 17,94, tegal seluas 65.381 Ha 35,88, Bangunan pekarangan seluas 38.199 Ha 20,96 , Hutan Negara seluas 13.942 Ha 7,65, Hutan Rakyat 9278 Ha 5,09 dan Lain-lain seluas 22.735 Ha 12,48 . 2 Jenis Tanah Ada jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Wonogiri, yaitu Aluvia, Litosol, Regosol, Andesol, Grumusol, Mediterian, dan Latosal. 67 3 Bahan Galian Tambang Variasi dan potensi bahan galian mineral golongan B dan bahan galian Golongan C yang bermanfaat untuk pembangunan dipengaruhi oleh Struktur antara lain : sirtu, andesit, batu gamping, trass, padas, tanah liat, kalsit, batu ½ permata dan emas. Formasi geologis. Potensi bahan galian tambang di Kabupaten Wonogiri. Sumber Data Wonogiri Dalam Angka Tahun 2006 4.1.4 Sejarah Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio kerajaan kecil di bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan sangat sederhana, dan dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri Nglaroh sebagai basis perjuangan Raden Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri Wiradiwangsa yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu. Mulai saat itulah Nglaroh Wonogiri menjadi daerah yang sangat penting, yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah di kemudian hari. Tepatnya pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabiul awal Mulud Tahun Jumakir, Windu Senggoro: Angrasa retu ngoyang jagad atau 1666, dan apabila mengikuti perhitungan masehi maka menjadi hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 Kahutaman Sumbering Giri Linuwih, Ngalaroh telah menjadi kerajaan kecil yang dikuatkan dengan dibentuknya kepala punggawa dan patih sebagai perlengkapan institusi pemerintah suatu kerajaan walaupun masih sangat sederhana. Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan 68 Raden Mas Said selama penjajajahan Belanda telah pula menunjukkan reaksinya menentang kolonial. Jerih payah pengeran Samber Nyawa Raden Mas Said ini berakhir dengan hasil sukses terbukti beliau dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya KGPAA Mangkunegoro I. Peristiwa tersebut diteladani hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat kahutaman keberanian dan keluhuran budi perjuangan pemimpin, pemuka masyarakat yang selalu didukung semangat kerja sama seluruh rakyat di Wilayah Kabupaten Wonogiri.

4.1.5 Pemerintahan

Saat ini Kabupaten Wonogiri dipimpin oleh Bupati Dhanar Rahmanto dan Wakil Bupati Yuli Handoko yang memenangkan Pemilihan Umum Kepala Daerah untuk masa jabatan 2010-2015. Dalam jalannya roda pemerintahan, bertumpu pada semboyan Wonogiri SUKSES yang merupakan singkatan dari STABILITAS, UNDANG-UNDANG, KOORDINASI, SASARAN, EVALUASI, dan SEMANGAT JUANG.

4.1.6 Priwisata

Di Kabupaten Wonogiri terdapat banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi. Baik wisata spiritual, petualangan, wisata alam dan lain sebagainya. Di antaranya obyek wisata Waduk Gajah Mungkur, wisata gantole. Terdapat sebuah situs bersejarah bernama Kahyangan di dusun Dlepih, Tirtomoyo, yang jaraknya kurang lebih 47 km dari ibu kota kabupaten Wonogiri. 69 Dari Kota Wonogiri, pengunjung bisa naik bus dari terminal bus giriwono dan naik minibus dari dekat ponten dekat Kantor Badan Pertanahan, jurusan Tirtomoyo. Dari Tirtomoyo, bisa naik angdes jurusan Kahyangan atau Sukarjo. Sampai sekarang belum ada angdes yang bisa masuk sampai Kahyangan, sehingga harus dilanjutkan jalan kaki sekitar 1 Km. Pengunjung berkendaraan bisa langsung sampai ke tempat parkir Kahyangan. Desa Taman, di mana Kahyangan berada, dulunya merupakan sentra batik tulis, yang produknya banyak disetorkan ke Solo, untuk diproses lanjut. Banyak warga desa yang bergerak di bidang yang berhubungan dengan batik, baik sebagai pembatik, pembuat patron, pemasok kain mori. Akan tetapi, seiring dengan diperkenalkannya teknik pembuatan genting press, yang hasilnya cepat diperoleh, maka semakin lama industri batik semakin tergeser. Sesampai di Kahyangan, pengunjung akan mendapati goa yang terletak di atas kedung. Konon, tempat itu sebagai tempat bersemedinya Danang Suto Wijoyo, atau yang dikenal dengan Panembahan Senopati, raja pertama kerajaan Mataram Islam. Selain itu, terdapat pula air terjun, dan puncak Kahyangan yang konon merupakan tempat di mana Sutowijoyo menemuai Kanjeng Ratu Kidul, sehingga bagi yang percaya takhayul, dilarang memakai baju yang berwarna hijau. Tempat itu sangat ramai di malam menjelang pergantian tahun Jawa bulan Suro. Banyak pendatang dari luar daerah, terutama dari daerah Yogyakarta, untuk bertirakatan di sana. Di hari-hari biasa, terutama malam Jumat Kliwon, biasanya banyak dikunjungi orang-orang dari luar daerah, yang mengadakan syukuran atas 70 keberhasilan yang telah dicapai di tempat perantaunnya, dengan mengundang warga sekitar.

4.1.7 Pertanian

Secara umum, wilayah Kabupaten Wonogiri terbagi menjadi 2 kelompok. Wilayah selatan yang membentang dari perbatasan Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur sampai perbatasan Kabupaten Gunung Kidul Provinsi DIY adalah wilayah yang kaya dengan pegunungan kapur. Pada area ini tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali berladang palawija dengan ketergantungan pada curah hujan. Curah hujan per tahun berada pada level yang rendah. Area ini memiliki banyak sumber air dalam, dimana sampai saat ini masih belum bisa dimanfaatkan. Di beberapa tempat, dapat dijumpai sawah dengan jenis padi khusus padi Gogo Rancah, ditanam pada media tanah yang sengaja diurugkan di atas batuan kapur. Dari area timur berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, area utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, dan area barat berbatasan dengan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, memiliki karakteristik yang relatif mendukung. Curah hujan yang cukup, dengan dukungan irigasi yang optimal, mampu mendukung budaya pertanian yang lebih menjanjikan. Hamparan sawah banyak dijumpai pada area ini.

4.1.8 Industri

Di bidang industri, Kabupaten Wonogiri memiliki beberapa perusahaan yang maju. Deltomed Laboratories dan Air Mancur contoh perusahaan jamu yang maju. Menghasilkan produk-produk jamu kemasan modern, perusahaan ini termasuk salah 71 satu industri yang mampu bersaing di tingkat nasional. Industri jamu juga terdapat pada level industri kecil, di mana banyak perajin jamu yang memasarkan di pasaran lokal. Banyak pula perajin jamu yang merantau ke luar daerah, lalu eksis di kota-kota besar di Indonesia. Di samping jamu, Kabupaten Wonogiri juga memiliki industri makanan bakso. Sebagaimana perajin jamu, mereka juga banyak yang merantau ke luar daerah, lalu mendapatkan hasil yang memuaskan. Industri transportasi di Kabupaten Wonogiri juga turut memberikan sumbangan. Beberapa perusahaan transportasi bus AKAP antar kota antar provinsi banyak terdapat dan dimiliki oleh pengusaha lokal. Rata-rata mereka melayani rute ke arah Jakarta, beberapa kota di pulau Sumatera dan kota Denpasar.

4.1.9 Pendidikan

Dinas Pendidikan mencatat bahwa jumlah murid SDMI 98.381 orang dengan jumlah sekolah sebanyak 862 SDMI negeri maupun swasta. Rasio guru murid SD sebesar 17. Tabel 4.1 JUMLAH SLB, TK DAN SD, GURU DAN MURID DIPERINCI PER KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 20072008 Kecamatan Sekolah Luar Biasa Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar Sklh Guru Murid Sekolah Guru PNS dan NON Murid Sekolah Guru Murid 1.Pracimantoro - - - 25 50 569 54 406 5.382 2.Paranggupito - - - 9 14 312 19 101 1.619 72 3.Giritontro - - - 9 17 125 18 145 1.737 4.Giriwoyo - - - 16 25 288 37 302 3.168 5.Batuwarno - - - 17 39 229 19 130 1.490 6.Karangtengah - - - 6 15 87 19 82 2.111 7.Tirtomoyo - - - 20 72 492 43 322 4.565 8.Nguntoronadi 1 5 41 14 33 274 24 164 1.994 9.Baturetno - - - 31 85 780 38 309 4.148 10.Eromoko 1 12 62 20 29 452 43 314 3.637 11.Wuryantoro - - - 19 55 415 25 185 2.211 12.Manyaran - - - 11 26 309 35 248 3.282 13.Selogiri 2 23 81 24 58 564 33 329 3.322 14.Wonogiri 1 14 83 54 186 1.809 54 507 7.737 15.Ngadirojo - - - 26 72 489 41 322 4.803 16.Sidoharjo - - - 22 53 521 33 223 4.159 17.Jatiroto - - - 20 43 419 33 207 3.849 18.Kismantoro - - - 15 30 276 27 207 3.891 19.Purwantoro - - - 22 57 540 35 234 5.271 20.Bulukerto - - - 17 44 374 25 166 3.388 21.Puhpelem - - - 7 6 114 14 82 1.824 22.Slogohimo - - - 24 54 591 39 285 5.141 23.Jatisrono - - - 33 87 777 37 263 5.995 24.Jatipurno - - - 18 22 376 28 159 3.694 73 74 25.Girimarto - - - 24 45 343 35 257 3.772 Tahun 2007 Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2004 Tahun 2003 5 5 5 4 4 54 54 49 36 39 267 248 242 196 150 502 499 494 455 438 1.217 1.054 1.134 921 936 11.616 11.578 12.079 10.757 10.336 808 816 819 820 829 5.949 5.761 5.676 5.530 5.481 92.190 93.680 94.786 95.779 98.582 Sumber : http:www.wonogirikab.go.id. Diakses pada 10 Agustus 2011

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi siswa sekolah dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri serta untuk mengetahui bakat siswa sekolah dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Untuk mengetahui potensi bakat dalam penelitian ini digunakan tes dengan metode Iowa-Brace Test for Motor Educability. Dimana dalam metode tersebut terdiri dari 10 butir tes untuk siswa putra dan 10 butir tes untuk siswa putri yang terbagi dalam 2 kali test. Pada siswa putra ,tes pertama yang dilakukan 5 test yaitu test 8, test 4, test 10, test 9, dan test 7. Kedua dilakukan 5 test terdiri dari : test 2, test 3, test 6, test 12, dan test 13. Pada siswa putri juga dilakukan 2 kali tes. Pertama terdiri dari test 8, test 14, test 7, test 15, dan test 9. Kedua terdiri dari test 1, test 3, test 12, test 11, dan test 5.

4.2 Hasil Analisis Data Tes