Hasil Pengisian Koesioner dengan Guru Penjasorkes

4.5.3 Hasil Pengisian Koesioner dengan Guru Penjasorkes

Seorang guru penjas dibekali dengan pengetahuan mengenai karakteristik pertumbuhan anak usia dini sebagai bekal untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat sesuai tingkatan usia siswa yang diajarnya. Selain tugasnya sebagai seorang pengajar disekolah, guru juga diberikan beban untuk membina potensi bidang olahraga usia dini melalui kegiatan ekstra kurikuler. Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri juga melaksanakan hal ini. Guru diberi tugas untuk membina kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Minimal dalam satu minggu 3 x kegiatan ini dilaksanakan. Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan ini juga cukup besar terbukti dengan banyaknya siswa yang mengikuti kegiatan tiap minggunya. Bola voli, sepak takraw, sepak bola merupakan beberapa contoh cabang yang diajarkan dalam kegiatan ekstra kurikuler. Bahkan di salah satu sekolah yang dianggap sebagai sekolah favorit menyelenggarakan kegiatan ektra kurikuler tenis lapangan Karen cabang inilah yang memberikan pretasi. Salah satu siswanya berhasil mencapai kejuaraan tinggkat naisonal dalam cabang tenis lapangan. Selain guru penjas, beberapa sekolah juga mendatangkan pelatih dari luar untuk cabang olahraga tertentu. Dari hasil wawancara dengan guru penjas, mereka beranggapan bahwa pembinaan olahraga usia dini melalui kegiatan ekstra kurikuler sangat penting dan bermanfaat bagi siswa. Namun masalah klasik kembali muncul yaitu ketersediann dana, sarana, prasarana, dukungan dari pihak terkait yang sangan minim, serta konsistensi dari kegiatan ini. Sering kali kegiatan ini hanya ramai saat minggu awal 103 semester atau ketika akan ada kejuaraan baik kejuaraan tingkat kecamatan maupun POPDA. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi guru penjasorkes untuk membina siswa di bidang olahraga tanpa terhambat biaya dan berkelanjutan sehingga dapat mengahsilkan prestasi maksimal.

4.5.4 Hasil Pengisian Koesioner dengan Kapala Sekolah SD Negeri