9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia Depdiknas, 2006.
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD merupakan pembelajaran yang paling utama, khususnya pada kelas rendah. Karena dengan bahasa siswa dapat
menimba ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta informasi yang disampaikan guru. Subana 2011: 269 mengemukakan bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas rendah merupakan pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa pemula. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia untuk kelas rendah
adalah penguasaan keterampilan membaca menulis permulaan dan menyimak berbicara pada tingkat sederhana. Pada kelas rendah proses pembelajaran
dilaksanakan secara tematik. Pembelajaran tematik merupakan sistem
pembelajaran dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang memungkinkan siswa untuk menemukan prinsip yang berkesinambungan
Rusman, 2012:250. Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia di SD
khususnya pada kelas II dilaksanakan secara tematik agar siswa mampu menemukan prinsip-prinsip yang berkesinambungan dalam tema yang diberikan
guru. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di SD pada kelas II mencakup empat keterampilan berbahasa antara lain menyimak, berbicara,
menulis, dan membaca.
2.1.2 Hakikat Keterampilan Bahasa
Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Keterampilan berbahasa tulis komponennya terdiri
dari keterampilan membaca dan menulis, sedangkan komponen keterampilan berbahasa lisan terdiri dari keterampilan menyimak dan berbicara. Menurut
Mulyati 2007: 1.8 keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yaitu mendengarkan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
Pemerolehan keempat keterampilan berbahasa oleh seseorang, dilalui dengan urutan yang runtut. Awalnya seseorang akan belajar menyimak kemudian
belajar berbicara. Selanjutnya saat memasuki usia sekolah seseorang akan belajar membaca dan menulis. Keterampilan membaca dan menulis didapatkan seseorang
dari proses belajar. Keterampilan membaca dan menulis digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tertulis Sedangkan Keterampilan
menyimak dan berbicara didapatkan secara alami dari proses komunikasi secara
langsung Doyin, 2009: 11. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan dalam memproduksi artikulasi bunyi untuk menyampaikan maksud, perasaan, dan
keinginan kepada orang lain. Bentuk dari keterampilan berbicara antara lain berpidato, berdiskusi, ceramah, wawancara, dan bercerita.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, empat keterampilan berbahasa tidak dapat dipisahkan. Keempatnya saling mempengaruhi satu sama lain. Empat
keterampilan berbahasa tersebut meliputi menulis, membaca, menyimak, serta berbicara yang didalamnya terdapat keterampilan bercerita.
2.1.3 Keterampilan Bercerita