3 Guru harus memberikan dorongan agar siswa merasa termotivasi saat
pembelajaran maupun untuk belajar. 4
Guru harus selalu memperbaharui mengenai pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran, agar kelas tidak monoton dan terkesan variatif sehingga
siswa semakin tertarik.
4.1.3 Rekapitulasi Data
4.1.3.1 Data Keterampilan Guru
Hasil observasi keterampilan guru siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Peningkatan Keterampilan Guru
No. Indikator
Hasil yang dicapai
Siklus I Siklus II
Pert.I Pert.II
Pert.I Pert.II
1. Membuka pelajaran keterampilan membuka
pelajaran 3
4 4
4 2
Menjelaskan materi kepada siswa keterampilan menjelaskan
2 3
3 4
3 Memberikan pertanyaan kepada siswa
keterampilan bertanya 3
3 3
3 4.
Mengelola siswa berkelompok dengan teman sebangku keterampilan mengelola kelas
2 3
3 3
5. Melakukan variasi dalam pembelajaran
keterampilan mengadakan variasi 3
3 3
4 6.
Memberi penguatan kepada siswa keterampilan memberi penguatan
2 3
3 3
7. Membimbing pelaksanaan diskusi keterampilan
membimbing diskusi kelompok 2
2 3
3 8.
Membimbing siswa dalam menanggapi permasalahan dalam diskusi keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan 2
2 2
3 9
Menutup pembelajaran keterampilan menutup pelajaran
3 3
3 4
Jumlah
22 26
27 31
Rata-rata
2,4 2,9
3 3,4
Persentase
61 72
75 86
Kategori Cukup
Baik Baik
Sangat Baik
Kualifikasi
Tidak Tuntas
Tuntas Tuntas
Tuntas Keterangan: kurang: 9
≤ skor 15,25, cukup: 15,25≤ skor 22,5, baik: 22,5≤ skor 29,5, sangat baik: 29,5≤ skor 36 ; kurang cukup: tidak tuntas; baik sangat baik: tuntas
Gambar 4.9 Diagram Peningkatan Keterampilan Guru 4.1.3.2
Data Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut: Tabel 4.11 Peningkatan Aktivitas Siswa
No Indikator
Hasil yang dicapai
Siklus I Siklus II
Pert.I Pert.II
Pert.I Pert.II
1 mendengarkan penjelasan guru listening
activities 2,3
2,9 3
3,1 2
mengamati guru bercerita dengan boneka tangan visual activities
2 2,7
3 3,1
3 membaca nyaring teks cerita oral activities
2,1 2,6
2,9 3,1
4 terampil bercerita berbantuan boneka tangan
motor activities 1,8
2,6 2,8
3,1 5
melaksanakan diskusi kelompok mental activities
1,7 2,5
2,9 3,1
6 menerima masukan dari teman dengan senang
hati saat berdiskusi emotional activities 1,9
2,5 2,8
2,9 7
bertanya tentang hal – hal yang kurang
dipahami saat pembelajaran oral activities 1,7
2,3 2,7
2,8 8
mengerjakan soal evaluasi writing activities 2,4
2,7 3,3
3,4 Jumlah
15,9 21
23,5 24,6
Rata-rata 2
2,6 2,9
3 Persentase
50 66
73 77
Kategori Cukup
Baik Baik
Baik Keterangan: kurang: 8
≤ skor 13,5, cukup: 13,5≤ skor 20, baik: 20≤ skor 25,75, sangat baik: 25,75≤ skor 32; kurang cukup: tidak tuntas; baik sangat baik: tuntas
9 14
19 24
29 34
Siklus I Pertemuan 1Siklus I Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 1
Siklus II Pertemuan 2
J um
la h
sk o
r
Gambar 4.10 DiagramPeningkatan Aktivitas Siswa 4.1.3.3
Data Keterampilan Bercerita Siswa Hasil observasi keterampilan bercerita siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut: Tabel 4.12
Rekapitulasi keterampilan bercerita siswa No
Kategori Prasiklus
Siklus I Siklus II
1 Nilai tertinggi
85 85
90 2
Nilai terendah 40
55 65
3 Jumlah siswa tuntas
18 26
38 4
Jumlah siswa tidak tuntas 26
18 5
5 Persentase siswa tuntas
41 59
88 6
Persentase siswa tidak tuntas 59
41 12
7 Rata-rata hasil belajar
64,2 69,2
76,1 8
Kualifikasi Tidak tuntas
Tuntas Tuntas
Keterangan: tuntas: jumlah siswa tuntas≥75; tidak tuntas: jumlah siswa tuntas75 8
13 18
23 28
Siklus I Pertemuan 1
Siklus I Pertemuan 2
Siklus II Pertemuan 1
Siklus II Pertemuan 2
Berdasarkan tabel tersebut, ketuntasan keterampilan bercerita klasikal pada Pra siklus sebesar 41. Pada siklus I terjadi peningkatan
keterampilan bercerita klasikal menjadi 59. Pada siklus II ketuntasan keterampilan bercerita klasikal mengalami peningkatan menjadi 88.
Gambar 4.11 Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan diagram tersebut menunjukan adanya peningkatan
keterampilan bercerita siswa secara klasikal. Keterampilan bercerita siswa pada pra siklus adalah 41. Keterampilan bercerita siswa pada siklus I meningkat
menjadi 59, dan pada siklus II menjadi 88.
4.2. PEMBAHASAN