Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

48 0,05. Kesimpulan secara keseluruhan yang dapat diambil adalah bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan asumsi klasik lainnya.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Ghozali, 2006. Jika variance dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menghilangkan heteroskedastisitas dapat dengan mengonversi ke dalam bentuk logaritma atau dengan menjalankan regresi dengan sistem kuadrat terkecil tertimbang weigthed least square, Pratisto, 2009. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengelolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusan Pratisto, 2009 adalah sebagai berikut: a. Jika diagram pencar yang membentuk pola tertentu, regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak, regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. 49 Berikut ini adalah grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan mengamati penyebaran titik-titik pada grafik Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 50

4.3.3 Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokolerasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut Sunyoto, 2009: a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi, c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Hasil dari pengujian autokorelasi dapat dilihat dalam Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .552 a .304 .263 .11159934 2.025 a. Predictors: Constant, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Terkordinasi, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Return On Asset 51 Tabel 4.3 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,025. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

4.3.4 Uji Multikolinieritas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 56 110

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 39

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11