Metode Penelitian Teknik Penulisan

13 BAB I, merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang hal-hal yang mengatur bentuk dan isi skripsi, meliputi: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan, serta Sistematika Penulisan. BAB II, membahas tentang konsepsi perceraian dalam fikih dan perundang-undangan, yang berisi mengenai perceraian dalam fikih, dan perceraian dalam peraturan dan perundang-undangan. BAB III, membahas tentang seks menyimpang dalam perkawinan, yang berisi mengenai pengertian seks menyimpang, pengaruh seks menyimpang terhadap perkawinan, dan seks menyimpang menurut fikih. BAB IV, membahas tentang putusan hakim dan analisis hukum, yaitu mengenai kronologi perkara, pertimbangan hukum dan putusan hukum, analisis hukum. BAB V, merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran. 14

BAB II KONSEPSI PERCERAIAN DALAM FIKIH DAN

PERUNDANG-UNDANGAN

A. Perceraian dalam Fikih

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Sesuai dengan prinsipnya, perkawinan itu untuk selamanya dan dilakukan dalam rangka terciptanya keluarga bahagia. Itulah sebabnya, Nabis SAW. Mengingatkan. 2 Artinya “Sesuatu yang halal yang sangat tidak disukai Allah adalah perceraian ” HR IBNU MAJAH. Perceraian menurut ahli fiqih disebut thalaq atau firqoh. Talak diambil dari kata قاطا artinya melepaskan, atau meninggalkan. Sedangkan dalam istilah Syara’ talak adalah melepaskan ikatan perkawinan, atau rusaknya hubungan perkawinan. 4 1 Anggota Abri,Undang-Undang Pokok Perkawinan, Bumi Aksara, 1989 Cet. Ke- 1. h. 1. 2 Syaikh Shalih Al Fauzan, Al-Mulakhos Al Fiqhiyah, Jakarta: Rajawali Pers, 2006 h. 410. 3 Hassan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi dan Fiqih Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada cet. Ke-1 h. 318. 4 Slamet Abidin, Fikih Munakahat, Jakarta: PT Pustaka Jaya cet. Ke-2, h. 9. 15 Talak menurut bahasa adalah melepaskan ikatan, sedangkan menurut istilah syara’ talak adalah melepaskan ikatan perkawinan yang menggunakan kata-kata. Yang dimaksud dengan Thalaq adalah pemutusan tali perkawinan. 5 Dalam Al-munawwir kamus Arab Indonesia, Cerai adalah terjemahan dari bahasa Arab قاطلا yang secara bahasa artinya melepaskan ikatan. 6 Walaupun perceraian itu pada prinsipnya tidak dikehendaki bahkan dibenci, dalam kehidupan rumah tangga hal itu merupakan jalan keluar yang terakhir. Talak dibolehkan karena dinamika kehidupan rumah tangga itu kadang-kadang menjurus kearah yang bertentangan dengan tujuan rumah tangga sakinah. Ini kalau dipaksa juga, niscaya akan mengakibatkan mudarat yang banyak pada rumah tangga daripada manfaatnya. 7 Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya juga diriwayatkan dengan shahih dari Ali R.A, Jabir bin Abdullah R.A, Ibnu Abbas R.A, dan Aisyah R.A, yang berbunyi : اق رمع هاور ح ا ن دْعب ْنم َاا قاط ا مَّسو هْيّع ها ىَّص ها ل ْوسر ل نع هيب ا نع بيعش نب هدج 8 Artinya: Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada thalaq kecuali sesudah nikah. 5 Syaikh Hasan Ayyubi, Fikih Keluarga, Terj. M. Abdul Ghoffar, EM, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2005, cet. Ke-4, h. 207. 6 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawwir : Kamus Arab Indonesia, Surabaya : Pustaka Progresif, 1997 cet. Ke-14, h. 861. 7 Hasan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi dan Fiqih Kontemporer, Jakarta:Rajawali Pers,2008, h. 320. 8 Ibnu Rusyd, Terjemah Bidayatul Mujtahid, Semarang : C.V. asy Syifa, 1990, cet. Pertama. h. 523.