Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi Rationalization Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi Capability

70

3. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi Rationalization

Tabel 4.14 kemudian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan persepsi yang mencolok terhadap indikator nomor 21, dimana eksternal auditor berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah yang paling efektif untuk dimensi rationalization sementara internal auditor berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah yang paling rendah efektivitasnya dalam dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan. Perbedaan persepsi mungkin terjadi dikarenakan auditor eksternal adalah pihak independen yang bertugas untuk mengobservasi dan kemudian memberikan saran – saran atau perbaikan terhadap pengendalian internal perusahaan agar dapat diterapkan dengan seefektif mungkin. Sementara internal auditor bertugas untuk memastikan pengendalian internal berjalan dengan efektif di perusahaan. Tugas eksternal dan internal sekilas hampir sama, namun sebenarnya berbeda. Oleh karena itu, perbedaan persepsi sangat wajar terjadi karena memang lingkup kerjanya juga berbeda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan, atau H 1 diterima. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Moyes dan Faizal 2013 dan penelitian Moyes et al. 2013. 71

4. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi Capability

Terdapat 2 indikator yang memperoleh nilai rata – rata tertinggi untuk eksternal auditor yaitu 4.15 untuk indikator 31 mengenai karyawan tertentu yang memiliki kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan kelemahan pengendalian internal perusahaan, dan indikator 32 mengenai karyawan tertentu berperilaku tidak jujur atau dinilai menghindari deteksi auditor saat sedang melakukan pengauditan. Bisa disimpulkan melalui hasil tabel 4.15 bahwa terjadi perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor yang cukup mencolok di indikator 32 mengenai perilaku tidak jujur atau sengaja menghindari deteksi auditor. Perbedaan persepsi di indikator 32 dinilai wajar terjadi karena eksternal auditor akan memberikan opini terhadap laporan keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya perusahaan. Termasuk yang dipertimbangkan saat pemberian opini adalah apakah saat pengauditan, auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, atau kemampuan auditor mengumpulkan bukti audit dimana auditor perlu kerjasama dari manajemen perusahaan dan juga internal audit Mulyadi, 2002:19. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan, atau H 1 diterima. Hasil penelitian terhadap keempat dimensi ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Moyes dan Faizal 2013 dan Moyes et al. 2009, juga 72 sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rukmawati dan Chariri 2011 bahwa terjadi perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan. 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi eksternal auditor

dan internal auditor terhadap efektivitas metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan. Responden penelitian ini berjumlah 95 auditor yang bekerja di 6 BUMN, 2 institusi negara, 3 perusahaan swasta, dan 10 Kantor Akuntan Publik KAP yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan IAPI pada tahun 2014. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalah dengan menggunakan independen sample t-test, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan persepsi yang mencolok terhadap efektivitas metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam dimensi opportunity sebanyak 2 indikator, yaitu indikator 2, 4 dan 8. Eksternal auditor berpersepsi bahwa pengawasan yang tidak memadai terhadap pengendalian internal lebih efektif untuk mendeteksi kecurangan, begitu juga dengan indikator 4 dimana pengawasan manajemen yang tidak memadai terhadap karyawan yang bertanggungjawab atas aset perusahaan, misalnya bagian kas, piutang, investasi jangka pendek dan sejenisnya dinilai lebih efektif untuk mendeteksi kecurangan.