Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Negara ratu Kecamatan Natar, terlihat beberapa kekurangan
seperti masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA, pembelajaran IPA masih didominasi dengan metode ceramah,
media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, aktivitas belajar siswa masih rendah dan Hasil belajar IPA kelas V SD Negeri 2 Negara ratu
belum mencapai KKM yang telah ditentukan 66, hanya 6 orang 24 yang tuntas belajar, selebihnya 19 orang 76 belum mencapai KKM.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu model
pembelajaran yang lebih efektif guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa adalah model Cooperative Learning tipe STAD. Keterampilan Cooperative ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja. Model ini
dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menciptakan kondisi yang variatif dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat membantu guru untuk
menyelesaikan masalah, seperti rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Alasan dan Pertimbangan penggunaan Model Cooperative Learning
tipe STAD, Pembelajaran Cooperative tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan Slavin, 1995: 17 diantaranya sebagai berikut: a Siswa bekerja
sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma kelompok. b Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
c Siswa Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan
kemampuan mereka dalam berpendapat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil pembelajaran melalui PTK dengan Judul Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar IPA Menggunakan Model Cooperative Learning tipe STAD pada siswa kelas V SDN 2 Negara Ratu Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun
Pelajaran 20152016.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Masih rendahnya aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. 2. Pembelajaran IPA masih didominasi dengan metode ceramah.
3. Media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. 4. Aktivitas belajar siswa masih rendah hal ini terlihat siswa cendrung pasif
dalm menerima pelajaran IPA. 5. Hasil belajar IPA kelas V SDN 2 Negara ratu belum mencapai kreteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan hanya 6 orang 24 yang
tuntas belajar, selebihnya 19 orang 76 belum mencapai KKM 66.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar Siswa menggunakan mo del Cooperative Learning tipe STAD pada pela jaran IPA kelas
V SD Negeri 2 Negara ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 20152016?
2. Bagaimanakah meningkatkan hasil bela jar siswa menggunakan mo del Cooperative Learning tipe STAD pada pela jaran IPA kelas V
SD Negeri 2 Negara ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 20152016?
D. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan mo del Cooperative Learning tipe STAD pada pela jaran IPA kelas V SD Negeri 2 Negara ratu
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 20152016. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan mo del Cooperative Learning
tipe STAD pada pela jaran IPA kelas V SD Negeri 2 Negara ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 20152016.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis, adapun manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis
a Untuk mengetahui secara nyata tentang peningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan penerapan pembelajaran Cooperative Learning tipe
STAD Student Teams-Achievement Divisions. b Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. c Dapat memberikan masukan dan pandangan untuk mengemukakan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang pengajaran IPA.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
1 Meningkatkan motivasi guru untuk selalu berupaya menemukan dan menggali model pembelajaran yang efektif.
2. Mampu menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif dan meningkatkan kemandirian siswa.
3. Penerapan pembelajaran model Cooperative Learning tipe STAD Student Teams-Achievement Divisions, sebagai sarana bagi guru
untuk memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. b. Bagi Siswa
1. Untuk meningkatkan pemahaman terntang materi pembelajaran IPA dengan model Cooperative Learning tipe STAD.
2. Melatih keterampilan dan keberanian siswa untuk memberikan pendapat dan meningkatkan kerjasama antar siswa.
3. Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan keaktifan siswa serta ketrampilan sosial dalam belajar.
c. Bagi Sekolah Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
berharga bagi kepala sekolah, untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam kegiatan pengajaran dengan memanfaatkan model pembelajaran, guna
menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif dan efesien bagi para guru-guru di Sekolah Dasar.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa,
maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Jihad 2008: 169 “bahwa proses belajar mengajar
sebenarnya merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu orang yang belajar siswa dan orang yang mengajar guru”.
Menurut Siddiq, 2009: 1 ”belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri”.
Dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu atau anak yang tadinya tidak terampil
menjadi terampil”. Menurut Slameto, 2003: 2 “definisi lain belajar sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku”.