Uji Autokorelasi Uji Asumsi Klasik

53 Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, diantaranya dengan melihat grafik scatter plot, uji park, uji glejser, dan uji white. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi heteroskedastisitas akan digunakan uji glejser.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu time series, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya 42 . Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtut waktu time series karena “gangguan” pada seorang individukelompok yang sama pada periode berikutnya 43 . 42 Wing Wahyu Winarno, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011, h.26. 43 Ibid., h.110. 54 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson-nya. Uji D-W merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi. Hamper semua statistic sudah menyediakan fasilitas untuk menghitung nilai d yang menggambarkan koefisien DW. Nilai d akan berada pada kisaran hingga 4. Sebelumnya ditentukan nilai d U dan d L dengan melihat table Durbin Watson dengan α = 5 seperti tampak pada tabel 3.1 berikut : Sumber : Wing Wahyu Winarno, 2011:5.28 Dengan hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut : H : Tidak ada Autokorelasi H a : Ada Autokorelasi 55 Jika dalam hasil analisis terdapat masalah autokorelasi maka dilakukan pengobatan menurut Imam Ghazali, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a Tentukan apakah autokorelasi yang terjadi merupakan pure autocorellation dan bukan karena kesalahan spesifikasi model regresi. Pola residual dapat terjadi karena adanya kesalahan spesifikasi model yaitu variabel penting yang tidak dimasukkan kedalam model atau dapat juga karena bentuk fungsi persamaan regresi tidak benar. b Jika yang terjadi adalah pure autocorrelation, maka solusi autokorelasi adalah dengan mentransformasi model awal menjadi model difference . Dengan asumsi ρ tidak diketahui. Nilai ρ di estimasi dengan rumus Theil-Nagar d. Dimana : d = nilai DW persamaan yang mengandung autokorelasi n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas c Setelah didapat nilai ρ maka langkah selanjutnya adalah melakukan transformasi nilai ρ kedalam persamaan regresi. d Terakhir lakukan analisis regresi kembali dan hasilnya akhir dari persamaan regresi tidak mengalami masalah autokorelasi.

2. Uji Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Analisis pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadapa Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – De

0 4 163

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Likuiditas Bank Umum Syariah

1 18 128