8 Operasionalisasi Konsep Latar Belakang Masalah

pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai Nawawi, 1991: 40. Konsep adalah penggambaran fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dari definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995: 33. Maka komponen penelitian yang akan diteliti adalah: 1. Identitas Budaya 2. Komunikasi Antarbudaya

I. 8 Operasionalisasi Konsep

I. Identitas Budaya A. Komponen Identitas Budaya Menurut Liliweri 2001: 114-136, ada beberapa komponen yang membentuk identitas budaya, yaitu: 1. Pembelajaran dan penerimaan tradisi: a. Pandangan hidup, kosmologi dan ontologi, tiga komponen ini selalu terdapat dalam setiap kebudayaan. Pandangan hidup ini dapat dilihat melalui kepercayaan, sikap dan nilai yang diajarkan. b. Norma-norma budaya: menunjukkan aturan atau standar perilaku yang diharapkan oleh semua orang dalam suatu situasi tertentu atau yang berlaku secara umum. c. Konsep tentang waktu. Setiap kebudayaan mempunyai konsep tentang masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Mereka yang Universitas Sumatera Utara bukan anggota kelompok, pasti mempunyai orientasi konsep waktu dan ruang yang berbeda. Konsep waktu berhubungan dengan pembagian nama penanggalan waktu dalam satuan periode dan pembagian waktu berdasarkan fungsi tertentu. d. Konsep tentang jarakruang. Setiap kebudayaan mengajarkan kepada anggotanya tentang orientasi terhadap ruang dan jarak. Ruang berhubungan dengan yang sifatnya lebih pada kepentingan sosial, sedangkan jarak lebih banyak berhubungan dengan jarak fisik ketika bercakap-cakap. 2. Skema Kognitif pada umumnya ditentukan oleh persepsi individu yang dibentuk oleh pengalaman kognisi seseorang dengan kebudayaannya. Skema mempengaruhi keputusan individu untuk menentukan prioritas fungsi objek berdasarkan waktu dan tempat. Setiap kebudayaan mengajarkan skema kognitif yang berbeda-beda. Misalnya, pesan tentang kepentingan makanan, pakaian atau pun rumah yang nampaknya sebagai kebutuhan dasar dari semua kebudayaan belum tentu mendapat prioritas yang sama dalam skema kognitif komunikan. 3. Bahasa dan sistem simbol. Setiap kebudayaan menjadikan bahasa sebagai media untuk menyatakan prinsip-prinsip ajaran, nilai dan norma budaya kepada para pendukungnya. Bahasa merupakan mediasi pikiran, perkataan dan perbuatan. Bahasa menerjemahkan Universitas Sumatera Utara nilai dan norma, menerjemahkan skema kognitif manusia, menerjemahkan persepsi, sikap dan kepercayaan manusia tentang dunianya. Pembahasan tentang bahasa tidak bisa dilepaskan dari masalah simbol dan sign tanda. Berbicara tentang sign atau tanda artinya kita bicara tentang cara memberi makna terhadap objek. Setiap suku bangsa ataupun etnis telah menetapkan simbol-simbol kebudayaan mereka masing-masing untuk menyatakan kepentingan tertentu. 4. Agama, Mitos dan cara menyampaikannya. Setiap budaya mempunyai gejala dan peristiwa yang tidak dapat dijelaskan secara rasional tapi hanya berdasarkan pengalaman iman saja. Setiap kebudayaan mengajarkan kepada anggota komunitasnya tentang agama, mitos-mitos serta cara-cara menyatakan keberagaman anggota suku bangsa itu. 5. Hubungan sosial dan jaringan komunikasi. Keluarga-keluarga selalu terbentuk dalam komunitas-komunitas kecil menjadi satu agen sosialisasi dalam sebuah kebudayaan. Hubungan dalam komunitas dapat berbentuk komunal dan kerjasama atau persaingan dan juga individualistik, tergantung pada apakah kebudayaan itu merupakan kebudayaan lisan atau kebudayaan membaca. Sebagian besar kebudayaan masyarakat Indonesia menganut kebudayaan lisan yang lebih menekankan pada komunalismepemilikan bersama dan kerja sama. Sedangkan kebudayaan baca tulis diasumsikan sebagai Universitas Sumatera Utara kebudayaan modern yang bersifat individual, ekslusif, tidak berurusan dengan komunalisme. B. Atribut Identitas Budaya Adapun atribut identitas budaya menurut Daphne A. Jameson adalah sebagai berikut: 1. Identitas budaya dipengaruhi oleh hubungan dekat. Hubungan dekat seseorang dengan orang lain misalnya anggota keluarga atau teman. 2. Identitas budaya berubah sesuai dengan waktu. Perubahan-perubahan yang dialami seseorang dalam hidupnya dapat mengubah identitas budaya yang ia miliki. Misalnya, perubahan status sosial, kelas ekonomi, profesi, status kewarganegaraan ataupun agama. 3. Identitas budaya terkait erat dengan kekuasaan dan hak istimewa privilege. Komponen biologis budaya-ras, etnis, jenis kelamin, usia, terkadang membuat orang lain merasa terpinggirkan dari hak-haknya. 4. Identitas budaya bisa membangkitkan emosi. Setiap orang mungkin memiliki perasaan positif, negatif, netral atau ambigu terhadap komponen identitas budaya mereka sendiri. Ketika orang tersebut mendapatkan tanggapan yang negatif dari budaya orang lain, beberapa kemungkinan bisa saja terjadi. Mulai dari mengubah cara pandangnya, merendahkan sikap tersebut, atau bisa juga meninggalkan kelompok yang berhubungan dengan hal tersebut. 5. Identitas budaya dapat dinegosiasikan melalui komunikasi. Identitas budaya dapat dinegosiasikan melalui komunikasi tetapi hanya Universitas Sumatera Utara dalam keadaan tertentu. Orang tersebut harus merasa sadar dengan komponen identitas budaya mereka dan merasa nyaman untuk mendiskusikannya dengan orang lain. II. Komunikasi Antarbudaya 1. Pertukaran pesan antarbudaya yang mungkin terjadi baik pesan verbal maupun non verbal. 2. Komponen dari kompetensi komunikasi: a. Motivasi: hasrat kita untuk berkomunikasi secara tepat dan efektif dengan orang lain. b. Pengetahuan: kesadaran kita tau pemahaman kita akan apa yang kita butuhkan untuk dilakukan agar komunikasi berjalan secara efektif dan tepat. c. Kemampuan: kemampuan kita dalam mengolah perilaku yang perlu dalam berkomunikasi secara tepat dan efektif Gudykunst dan Kim, 2003: 275. 3. Masalah potensial dalam komunikasi antarbudaya: a. Pencarian kesamaan usaha untuk mencari orang yang memiliki kesamaan budaya, etnis dan lainnya lalu berkumpul dalam satu kelompok. b. Penarikan diri: penarikan diri dari interaksi tatap muka, atau dari suatu komunitas. c. Kecemasan: perasaan psikologis yang secara tiba-tiba menghasilkan sebuah situasi baru yang kurang amannyaman. Universitas Sumatera Utara d. Pengurangan ketidakpastian: usaha untuk mengurangi ketidakpastian atau dengan berusaha memprediksi perilaku apa yang akan dilakukan lawan bicara saat berinteraksi. e. Stereotip: Penggeneralisasian orang-orang kelompok etnis lain berdasarkan sedikit info dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam satu kelompok. f. Prasangka: keyakinan yang didasarkan pada gagasan yang terlebih dahulu disederhanakan, digeneralisasi atau dilebih-lebihkan pada sekelompok orang. g. Etnosentrisme: menganggap kelompok budayaetnisnya yang lebih baik superior hingga bisa menimbulkan rasisme yaitu pengkategorisasian individu berdasarkan warna kulit, rambut, dan lainnya. h. Culture Shock: kecemasan yang dihasilkan dari perasaan kehilangan tanda keluarga dan simbol dari pergaulan sosial, gegar budaya terjadi ketika kita memasuki lingkungan baru yang berbeda budaya. C. Karakteristik Informan 1. Usia: umur dari informan 2. Jenis kelamin: laki-laki atau perempuan 3. Lama menetap: lama informan menetap di kota Medan 4. Status tempat tinggal: informan menetap bersama keluarga atau tinggal sendiri.

BAB II URAIAN TEORITIS

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Peran Identitas Etnis Dalam Komunikasi Antarbudaya Pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras Kota Medan

3 59 147

Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa (Identitas Etnis Mahasiswa Etnis Tionghoa dalam Kompetensi Komunikasi dengan Mahasiswa Pribumi di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknik stambuk 2009 dan 2010 Universitas Sumatera Utara).

5 75 211

Culture Shock Dalam Interaksi Komunikasi Antarbudaya Pada Mahasiswa Asal Malaysia Di Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Asal Malaysia Di Universitas Sumatera Utara)

9 145 187

Identitas Etnis Dan Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Asal Malaysia di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara)

3 46 238

Akomodasi Komunikasi Dalam Interaksi Antarbudaya Studi Pada Himpunan Pelajar Patani Di Indonesia Dalam Mengomunikasikan Identitas Budaya

1 15 99

Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Asal Papua Dalam Berinteraksi Dengan Mahasiswa dan Dosen di Universitas Sumatera Utara

1 32 131

Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Asal Papua Dalam Berinteraksi Dengan Mahasiswa dan Dosen di Universitas Sumatera Utara

0 0 5

Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Asal Papua Dalam Berinteraksi Dengan Mahasiswa dan Dosen di Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Asal Papua Dalam Berinteraksi Dengan Mahasiswa dan Dosen di Universitas Sumatera Utara

0 0 10

PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA KOMUNITAS TAMIL DI KAMPUNG MADRAS KOTA MEDAN SKRIPSI

0 0 13