B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan skripsi yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1.
Penerapan tax planning apa saja yang digunakan PT Perkebunan Sumatera
Utara terhadap PPh sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak?
2. Berapa besar pengaruh penerapan tax planning terhadap PPh sebagai upaya
efisiensi pembayaran pajak pada PT. Perkebunan Sumatera Utara? C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui penerapan tax planning yang digunakan PT. Perkebunan Sumatera Utara terhadap PPh sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak.
2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tax planning terhadap PPh
sebagai upaya efisiensi pembayaran pada PT. Perkebunan Sumatera Utara. D.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan tax planning pada perusahaan.
2. Bagi perusahaan, memberikan masukan mengenai tax planning yang baik
dan benar sesuai dengan legalitas Undang-undang Perpajakan
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi civitas akademik, dapat menjadi bahan referensi untuk melanjutkan
penelitian mengenai perencanaan pajak
E. Batasan Penelitian
Adapun batasan yang ditetapkan oleh penulis dalam penelitian ini sebagai upaya untuk pembahasan yang lebih spesifik meliputi :
1. Membahas tax planning yang berkaitan dengan: pemilihan metode
penyusutan yang dapat memperbesar beban penyusutan, pemberian tunjangan tidak dalam bentuk natura, melakukan perjanjian leasing untuk
pendanaan aktiva tetap, dan maksimalisasi biaya fiskal. 2.
Menggunakan laporan keuangan PT Perkebunan Sumatera Utara tahun 2009. Adapun Undang-Undang Perpajakan yang digunakan adalah UU
Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengaruh Pajak Terhadap Kegiatan Perusahaan
Bagi perusahaan, pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh dapat dianggap sebagai biaya cost atau beban expense,
dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatan maupun distribusi laba kepada pemerintah. Asumsi pajak sebagai biaya akan mempengaruhi laba profit margin,
sedangkan asumsi pajak sebagai distribusi laba akan mempengaruhi tingkat pengembalian atas investasi rate of returnon investment. Secara ekonomis pajak
merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Dalam praktik bisnis, umumnya perusahaan
mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban sehingga akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba setelah pajak Dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing maka manajer wajib menekan biaya seoptimal mungkin. Demikian pula halnya dengan kewajiban membayar pajak,
karena biaya pajak akan menurunkan laba setelah pajak after taxprofit, menurunkan tingkat pengembalian rate of return , dan menurunkan arus kas
cash flows sehingga daya saing menjadi turun. Suandy: 2006
2. Pengertian Tax planning
Tax planning merupakan langkah awal manajemen pajak. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat
diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
penekanan perencanaan pajak tax planning adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak
Menurut Zain 2007 pengertian tax planning adalah : Tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya,
yang tekananya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut
dapat mengefisienkan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak taxavoidance dan
bukan penyelundupan pajak taxevasion yang merupakan tindak pidana fiscal yang tidak akan ditoleransi. Tax planning merupakan perbuatan legal
yang masih dalam ruang lingkup perpajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajkaan.
Menurut Pardiat 2009 tax planning adalah usaha memperkecil pembayaran pajak atau menunda pembayaran pajak ke tahun tahun berikutnya
tanpa melanggar ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulakan bahwa tax planning
adalah upaya Wajib Pajak untuk meminimalkan pajak yang terutang melalui skema yang memang telah jelas diatur dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan dan sifatnya tidak menimbulkan dispute antara Wajib Pajak dan otoritas pajak
.
3. Motivasi Dilakukannya Tax planning
Motifasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya bersumber dari tiga unsur perpajakan, yaitu :
a. Kebijakan perpajakan taxpolicy
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan perpajakan tax policy merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan. Dari berbagai aspek
kebijakan pajak terdapat faktor-faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, meliputi: jenis pajak yang akan dipungut, subjek pajak, objek
pajak, tarif pajak, prosedur pembayaran pajak. b.
Undang-undang perpajakan tax law Pada dasarnya tidak ada undang-undang yang mengatur setiap permasalahan
secara sempurna. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,
Keputusan Menteri Keuangan, dan Keputusan Dirjen Pajak. Tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan undang-undang itu
sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijakan dalam mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya. Akibatnya terbuka celah
loopholes bagi Wajib Pajak untuk menganalisis kesempatan tersebut dengan cermat untuk perencanaan pajak yang baik. Suandy, 2006
Pada dasarnya peraturan perpajakan memuat loopholes, baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh pemerintah. Tindakan
sengaja yang dilakukan pemerintah dilaksanakan untuk melakukan fungsi regulerend. Misalnya, untuk mendorong perusahaan reksadana dibuatkan
ketentuan Pasal 4 ayat 3 huruf k, yang mengatur bunga obligasi yang diterima oleh perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama bukan objek pajak. Sedangkan
loopholes karena ketidaksenganjaan pemerintah, disebabkan karena kondisi bisnis yang berubah cepat, serta adanya interpretasi ganda dalam suatu peraturan
perpajakan. Misalnya, ketentuan tentang transfer pricing ke luar negeri yang tidak bisa discounter oleh pasal hubungan istimewa.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu tax planning harus dilakukan dengan menggunakan metode penghindaran pajak tax avoidance, yaitu usaha meminimalkan beban
pajak dengan menggunakan loopholes celah-celah c.
Administrasi Perpajakan tax administration Indonesia merupakan negara dengan wilayah dan jumlah penduduk yang
banyak. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan administrasi perpajakan secara memadai. Hal ini
mendorong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan pajak dengan baik agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya
perbedaan penafsiran antara fiskus dengan Wajib Pajak akibat luasnya peraturan perpajakan yang berlaku dan sistem informasi yang masih belum
efektif. Suandy, 2006
Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi melalui analisis yang cermat dan pemanfaatan peluang atau kesempatan
yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya
sama dengan memanfaatkan perbedaan tarif pajak taxrates, perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak taxbase, dan loopholes,
shelters, dan havens Suandy, 2006
4. Langkah-langkah Tax planning dengan Tax Avoidance
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan perencanaan pajak dengan tax avoidance meliputi :
a. Memahami peraturan perpajakan
Universitas Sumatera Utara
b. Melakukan analisis data fakta perusahaan
Langkah menganalisis data perusahaan meliputi analisis prediksi income serta mendefinisikan income perusahaan.
c. Mendesain model penghindaran pajak yang mungkin diterapkan
d. Penerapan model tersebut
e. Melakukan evaluasi tax planning
f. Memperbaiki kesalahan
g. Meng-update Tax planning dengan tax avoidance
Elemen kunci penghindaran pajak, meliputi : a.
Eliminasi beban pajak pada item tertentu b.
Pengalihan beban pajak ke entitas lain c.
Pengalihan beban pajak ke periode lain mendatang
5. Tujuan Penerapan Tax planning Pada Perusahaan
Tujuan penerapan tax planning pada perusahan adalah untuk mencapai sasaran perusahaan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, dengan cara
menggunakan tax planning secara lengkap, benar dan tepat waktu yang sesuai dengan UU Perpajakan sehingga tidak terkena saksi administratif denda, bunga,
kenaikan pajak, dan saksi pidana. Hal tersebut bertujuan untuk efisiensi dan
Universitas Sumatera Utara
efektivitas pemanfaatan sumber daya, guna meningkatkan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba optimal
Apabila penerapan tax planning pada perusahaan dilakukan secara baik dan benar, hal tersebut akan memberikan manfaat bagi perusahaan yang diantaranya,
adalah: 1.
Penghematan kas keluar, pajak dianggap sebagai unsur biaya yang dpat diminimalisasi dala proses operasional perusahaan
2. Mengatur aliran kas, dengan perencanaan pajak yang dikelola secara
hemat, perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat, mengestimasi kebutuhan kas untuk membayar pajak dan menentukan
waktu pembayarannya, sehingga tidak terlalu awal atau terlambat yang mengakibatkan denda atau sanksi
Horngren 1997 mengatakan bahwa: Pajak mpendapatan merupakan pengeluaran kas tunai. Pajak pendapatan
dapat mempengaruhi jumlah danwaktu timing I arus kas. Peran dasar mereka dalam penganggaran modal tidak berbeda dengan peran
pembayaran kas lain. Tetapi pajak cenderung mempersempit perbedaan kas diantara proyek-proyek. Penghematan kas dalam operai akan
menyebabkan kenaikan dalam pendapatan yang terkena pajak dan dengan demikian juga menyebabkan pengecilan pengeluaran pajak.
Tax planning merupakan suatu kegiatan perencanaan laba perusahaan dengan cara memanfaatkan celah-celah perpajakan. Setelah pihak perpajakan
melakukan koreksi fiskal untuk menentukan pajak terutang perusahaan yang sebenarnya, maka perusahaan dapat mengetahui besarnya angsuran pajak untuk
Universitas Sumatera Utara
pajak yang akan dibayar semakin kecil pada periode berikutnya. Untuk itu perusahaan harus menyediakan arus kas keluar untuk membayar angsuran pajak
tersebut agar tidak terkena sanksi pajak akibat keterlambatan pembayaran pajak. Perusahaan dapat merancang pajak penghasilan untuk periode berikutnya
dengan cara memecah biaya tetap dan biaya variabel. Kemudian perusahaan melakukan pengeluaran dalam bentuk biaya variabel yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja perusahan sehingga jumlah pajak yang akan dibayar semakin kecil sehingga dapat meminimalisasi arus kas keluar yang harus
disediakan untuk pembayaran angsuran pajak tersebut. Dengan kata lain perusahaan akan mendapat pajak lebih bayar untuk periode pajak berikutnya
karena jumlah angsuran pajak akan semakin kecil.
6. Strategi Perpajakan
Dalam menerapankan kebijakan perencanaan pajak, strategi yang dapat ditempuh oleh pihak pembayar pajak diantaranya adalah :
a. Tax saving
Tax saving adalah manipulasi penghasilan secara legal yang masih sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil
jumlah pajak terutang Barr NA, 1997. Tax saving merupakan upaya untuk menghemat pengeluaran pajak melalui pengaturan suatu peristiwa untuk
meminimumkan pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan b.
Tax avoidance
Universitas Sumatera Utara
Tax avoidance adalah suatu skema transaksi yang ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan
loophole ketentuan perpajakan suatu negara
.
Tax avoidance merupakan upaya untuk menghindari pengenaan pajak dengan cara yang masih sesuai
dengan hukum dan peraturan yang berlaku c.
Penundaan pembayaran pajak Penundaan pembayaran pajak dilakukan dengan menerapkan manajemen
waktu bagi pemenuhan berbagai hak dan kewajiban perpajakan d.
Optimalisasi kredit pajak, Optimalisasi kredit pajak tidak bisa disepelekan karena kredit pajak adalah
salah satu harapan bagi pembayar pajak, yang bisa membantu kondisi cash- flow nya di saat-saat penting.
e. Upaya menghindari pemeriksaan pajak atau memperkecil resiko pemeriksaan
pajak. Pemeriksaaan pajak adalah sebuah event sekalipun belum tentu rutin yang dianggap berisiko yang seringkali tidak bisa diantisipasi dengan baik,
atau diduga efeknya Menurut Zain 2007 tindakan yang harus diambil dalam rangka
perencanaan pajak tersebut berupa tindakan penstrukturan meliputi: a.
Menetapkan sasaran atau tujuan manajemen pajak, meliputi : 1 Usaha-usaha mengefisienkan beban pajak yang masih dalam ruang
lingkup perpajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Universitas Sumatera Utara
2 Mematuhi segala ketentuan administrative, sehingga terhindar dari
pengenaan sanksi-sanksi, baik sanksi administrative maupun sanksi pidana, seperti bunga, kenaikan, denda, dan hukuman kurungan, atau
penjara
3 Melaksanakan secara efektif segala ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang terkait dengan pelaksanaan pemasaran, pembelian, dan fungsi keuangan, seperti pemotongan, dan
pemungutan pajak Pph pasal 21, pasal 22, dan pasal 23
b. Situasi sekarang dan identifikasi pendukung dan penghambat tujuan,
meliputi : 1
Identifikasi faktor lingkungan perencanaan pajak jangka panjang 2
Etika kebijakan perusahaan dan ketentuan yang jelas mengenai fungsi dan tanggung jawab manajemen perpajakan serta memiliki
manual tentang ketentuan dan tata cara manajemen perpajakan yang berlaku bagi selurus personil perusahaan
3 Strategi dan perencanaan pajak yang berintegrasi dengan
perencanaan perusahaan, baik perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang
b. Pengembangan rencana atau perangkat tindakan untuk mencapai tujuan,
melalui : 1
Sistem informasi yang memadai dalam kaitannya dengan penyampaian perencanaan pajak kepada petugas yang memonitor
perpajakan dan kepastian keefektivan pengendalian dan pajak-pajak lainnya yang terkait
2 Mekanisme monitor, pengendalian, dan penyesuaian sedemikian
rupa sehingga setiap modifikasi rencana dan tindakan dapat dilakukan tepat waktu
7. Penerapan Tax planning
Penerapan tax planning terhadap PPh sebagai upaya efisiensi pembayaran pajak meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a. Memperbesar Biaya Penyusutan
Menurut PSAK No. 17 Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan perlu
dilakukan karena manfaat yang diberikan dan nilai dari aktiva tersebut semakin berkurang. Pengurangan nilai aktiva dibebankan secara bertahap, hal ini sesuai
dengan Pasal 9 ayat 2 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus.
Berdasarkan Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 harta berwujud dibagi menjadi 2 golongan yaitu harta berwujud kelompok bukan bangunan dan
harta berwujud kelompok bangunan. Harta berwujud kelompok bukan bangunan terdiri dari 4 kelompok yaitu kelompok 1,2 ,3,dan 4 sedangkan harta berwujud
kelompok bangunan terdiri dari bangunan permanen dan bangunan tidak permanen. Berdasarkan Pasal 11 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 metode
penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan penyusutan terhadap harta berwujud bukan bangunan adalah metode garis lurus atau metode saldo menurun.
Sedangkan metode penyusutan untuk harta berwujud bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis lurus.
\
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. 1 Tarif Penyusutan Harta Berwujud
Kelompok Harta Berwujud
Masa Manfaat
Tarif Penyusutan Metode Garis
Lurus Metode Saldo
Menurun I. BukanBangunan
Kelompok 1 4 tahun
25 50
Kelompok 2 8 tahun
12,5 25
Kelompok 3 16 tahun
6,25 12,5
Kelompok 4 20 tahun
5 10
II. Bangunan Permanen
20 tahun 5
Tidak Permanen 10 tahun
10 Sumber data : Undang-Undang No. 36 Tahun 2008
Contoh kasus
PT ULI membeli aktiva tetap berupa mesin degan harga perolehan Rp. 100.000.000,00. Mesin tersebut termasuk dalam aktiva tetap kelompok 1.Besar
Biaya Penyusutan dan Nilai Tunainya dengan Tingkat Diskon 20
Tabel 2. 2 Besar Biaya Penyusutan dan Present Value-nya dengan Discount Factor 20
Thn Metode Penyusutan
d.f 20 Garis LurusRp
Saldo MenurunRp Nominal
PV Nominal
PV 1
250,000,000.00 208,333,250.00 500,000,000.00 416,666,500.00 0.833333
2 250,000,000.00 173,611,000.00
250,000,000.00 173,611,000.00 0.694444 3
250,000,000.00 144,675,750.00 125,000,000.00
72,337,875.00 0.578703 4
250,000,000.00 120,563,250.00 125,000,000.00
60,281,625.00 0.482253 1,000,000,000.00 647,183,250.00 1,000,000,000.00 722,897,000.00
Sumber data : Erly Suandy, 2006
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. 3 Besarnya Penghematan Pajak antara Metode Garis Lurus dengan Saldo
Menurun
Keterangan Garis Lurus Rp
Saldo Menurun Nominal
PVTingkat Diskon 20
Nominal PVTingkat
Diskon 20 Harga
Perolehan 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00
Biaya Penyusutan
1,000,000,000.00 647,183,641.98
1,000,000,000.00 722,897,376.54
PPh 30 300,000,000.00
194,155,092.59 300,000,000.00
216,869,212.96 Penghematan
Pajak 22,714,120.37
Sumber data : Erly Suandy, 2006
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh besarnya penghematan pajak yang dapat dilakukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun dalam
menghitung besarnya biaya penyusutan sebesar Rp. 22,714,120.37.Rp. 216,869,212.96 – Rp. 194,155,092.59. Tarif pajak yang digunakan adalah tarif
pajak tertinggi yaitu 30. Dengan tingkat diskon 20
b. Pemberian Tunjangan Tidak Dalam Bentuk Natura
Pembayaran natura maupun kenikmatan kepada pegawai pada dasarnya bukan merupakan penghasilan bagi pegawai, tetapi juga bukan merupakan biaya
bagi perusahaan. Namun demikian apabila pemberian natura maupun kenikmatan tersebut diberikan dalam bentuk tunjangan misalnya tunjangan pangan maupun
tunjangan bersifat kenikmatan, seperti tunjangan rumah dan lainnya, maka pembayaran tersebut dapat menjadi biaya bagi perusahaan dan merupakan
penghasilan bagi pegawai. Oleh karena itu untuk menambah biaya fiskal, perusahaan mentransformasi non deductible expense menjadi deductible expense.
Universitas Sumatera Utara
Bagi pemberi kerja, pembayaran natura dan kenikmatan dalam bentuk tunjangan akan lebih menguntungkan atau menghemat pajak.
Gambar 2.1 Kerangka Imbalan kepada Pegawai
Jika imbalan kepada pegawai diberikan dalam bentuk uang, maka pemberian tersebut merupakan pengurang penghasilan bruto bagi perusahaan dan
bagi karyawan yang bersangkutan akan dikenakan PPh pasal 21. Sebaliknya jika imbalan yang diberikan dalam bentuk kenikmatan natura, maka pemberian
tersebut tidak termasuk pengurangang penghasilan bruto dan kepada karyawan yang bersangkutan tidak dikenakan PPh pasal 21
Imbalan kepada pegawai
Imbalan diberikan dalam bentuk
kenikmatannatura Imbalan diberikan
dalam bentuk uang
Bukan pengurang
penghasilan bruto non
deductible Bukan
merupakan Obyek PPh
21 Merupakan
pengurang penghasilan
bruto non deductible
merupakan Obyek PPh
21
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. 4 Pemberian tunjangan tidak dalam bentuk natura
Pendapatan Usaha Rp 3,825,000,000
Pendapatan Usaha Rp 3,825,000,000
Biaya usaha langsung Rp 2,805,000,000
Biaya usaha langsung Rp 2,805,000,000
Laba kotor Rp 6,630,000,000
Laba kotor Rp 6,630,000,000
Biaya usaha tidak langsung Biaya usaha tidak langsung
Biaya pemasaran Rp 19,040,000
Biaya pemasaran Rp 19,040,000
Biaya Adm umum Rp 425,000,000
Biaya Adm umum Rp 425,000,000
Biaya keperluan kantor Rp 136,000,000
Biaya keperluan kantor Rp 136,000,000
Biaya pemeliharaan Rp 76,500,000
Biaya pemeliharaan Rp 76,500,000
Biaya penyusutan Rp 144,500,000
Biaya penyusutan Rp 144,500,000
bentuk uang Rp 45,000,000
bentuk natura Rp 45,000,000
Total biaya usaha tidak Total biaya usaha tidak
langsung Rp 864,040,000 langsung Rp 801,040,000 laba operasi
Rp 5,783,960,000 laba operasi
Rp 5,828,960,000 Pendapatan- Biaya lain-lain
Pendapatan- Biaya lain-lain Pendapatan lain-lain
Rp 17,850,000 Pendapatan lain-lain
Rp 17,850,000 Biaya lain-lain
Rp 255,000 Biaya lain-lain
Rp 255,000 Total pendapatan- biaya Rp 17,595,000
Total pendapatan-biaya Rp 17,595,000
lain-lain lain-lain
Penghasilan kena pajak Rp 5,801,555,000
Penghasilan kena pajak Rp 5,846,555,000
Hutang PPhtarif Pasal 17 Hutang PPhtarif Pasal 17
25x Rp 5,801,555,000.00 Rp 1,450,388,750 25x Rp 5,846,555,000
Rp 1,461,638,750 Laba bersih setelah pajak Rp 4,351,166,250
Laba bersih setelah pajak Rp 4,384,916,250
Total Hutang PPh Rp 1,450,388,750
Total Hutang PPh Rp 1,461,638,750
Penghematan Pajak Rp. . 11,250.000,00
Sumber data : Erly Suandy 2006
Berdasarkan perhitungan di atas, jika perusahaan memberikan tunjangan dalam bentuk uang sebesar Rp. 45,000,000 maka total hutang PPh yang harus
ditanggung oleh perusahaan sebesar Rp 1,450,388,750 sedangkan jika perusahaan memberikan tunjangan dalam bentuk natura sebesar Rp. 45,000,000 maka biaya
tersebut bukan merupakan deductible expense sehingga harus dikoreksi. Pemberian dalam bentuk natura akan menghasilkan PPh sebesar Rp.
1,461,638,750
.
Sehingga total penghematan pajak yang dapat diperoleh jika
Universitas Sumatera Utara
perusahaan memberikan tunjangan dalam bentuk uang sebesar
Rp. 11.250.000,00. Rp. 1,461,638,750
- Rp 1,450,388,750. Tarif pajak yang
digunakan adalah 25.
c. Melakukan Perjanjian Leasing Untuk Pendanaan Aktiva Tetap
Definisi leasing menurut PSAK No.30 Tahun 2009 : suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu asset
selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.
Perjanjian leasing yang dapat dimanfaatkan untuk meminimalkan pembayaran pajak ialah leasing dengan hak opsi financial leasing. Masa leasing
untuk golongan I lebih besar dari 2 tahun, golongan II III lebih besar dari 3 tahun dan Bangunan lebih besar dari 7 tahun.
Ketentuan perpajakan untuk leasing dengan hak opsi bagi lessee : 1.
Tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewakan, sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal
tersebut. Penyusutan dilakukan mulai tahun pajak digunakan hak opsi penyusutan capital lease merupakan non deductible expense
2. Dasar penyusutan yang dipakai setelah lessee menggunakan hak opsi
untuk membeli barang modal tersebut adalah nilai sisa barang modal yang bersangkutan
3. Pembayaran sewa yang dibayarkan atau terutang, kecuali pembebanan
atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjag transaksi sewa tersebut dapat digolongkan sebagai sewa
dengan hak opsi pembayaran angsuran capital lease merupakan biaya menurut pajak kecuali pembayaran opsi pembayaran terakhir,
dibebankan sebagai cost aktiva
4. Atas pembayaran sewa yang dibayarkan atau terutang oleh lessee tidak
dilakukan pemotongan PPh Pasal 23. Waluyo, 2010 Perencanaan pajak untuk pendanaan aktiva tetap yang baru adalah
mempertimbangkan pembelian secara langsung tunai atau kredit atau leasing dengan hak opssi
Universitas Sumatera Utara
Contoh kasus
PT ULI untuk meningkatkan produksi merencanakan menambah mesin B, dengan harga Rp. 1.000.000.000,00. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk
membeli langsung atau menggunakan leasing dengan hak opsi. Mesin tersebut termasuk aktiva tetap kelompok II. Diketahui bunga deposito 16, bunga
pinjaman 20, bunga leasing 22. Jangka waktu leasing 4 tahun dan jaminan Rp. 100.000.000,00 10 dari nilai mesin yang dileasing
Tabel 2. 5 Perbandingan antara Membeli langsung Aktiva dengan Leasing
Keterangan Leasing dengan bunga 22
Beli secara tunai Nominal Rp
PVi=20 Rp Nominal Rp
PVi=20 Rp
Harga Perolehan
Biaya sewa 1,361,062,562.40
947,345,479.29 Nilai opsi
100,000,000.00 100,000,000.00
Harga mesin 100,000,000,000.00
565,903,495.73 Jumlah
1,461,062,562.40 1,047,345,479.29 100,000,000,000.00 565,903,495.73
Jumlah yang boleh dibayarkan
Biaya sewa 1,361,062,562.40
947,345,479.29 Biaya Penyusutan
100,000,000.00 27,290,875.01
1,000,000,000.00 565,903,495.73
Jumlah 1,461,062,562.40
974,636,354.30 1,000,000,000.00
565,903,495.73 PPh 25
438,318,768.72 292,390,906.29
300,000,000.00 169,771,048.72
Penghematan Pajak 138,318,768.72
122,619,857.57 Sumber data : Olahan penulis 2011
Besarnya penghematan pajak apabila tingkat leasing 22 dan tingkat bunga 20 secara nominal adalah Rp. 138,318,768.72 selisih antara leasing Rp.
438,318,768.72 dengan beli secara tunai Rp. 300,000,000.00. Sedangkan
penghematan berdasarkan Present ValueI PV adalah Rp. 122,619,857.57 Rp. 292,390,906.29 – Rp. 169,771,048.72
Universitas Sumatera Utara
d. Memaksimalkan Biaya-Biaya Fiskal
Pemaksilan biaya-biaya fiskal adalah berupa tindakan yang dilakukan dengan meningkatkan biaya-biaya yang dapat dikurangkan atau dialihkan.
Peluang ini tercantum dalam pasal 6 ayat 1 Contoh : Perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya untuk pendidikan karyawan dengan tujuan untuk mengurangi
pendapatan kena pajak
Tabel 2. 6 Biaya Pendidikan Karyawan
Pendapatan Usaha Rp 3,825,000,000
Pendapatan Usaha Rp 3,825,000,000
Biaya usaha langsung Rp 2,805,000,000
Biaya usaha langsung Rp 2,805,000,000
Laba kotor Rp 6,630,000,000
Laba kotor Rp 6,630,000,000
Biaya usaha tidak langsung Biaya usaha tidak langsung
Biaya pemasaran Rp 19,040,000
Biaya pemasaran Rp 19,040,000
Biaya Adm umum Rp 425,000,000
Biaya Adm umum Rp 425,000,000
Biaya keperluan kantor Rp 136,000,000
Biaya keperluan kantor Rp 136,000,000
Biaya pemeliharaan Rp 76,500,000
Biaya pemeliharaan Rp 76,500,000
Biaya penyusutan Rp 144,500,000
Biaya penyusutan Rp 144,500,000
Total biaya usaha tidak langsung
Rp 801,040,000 Total biaya usaha tidak
langsung Rp 801,040,000
laba operasi Rp 5,828,960,000
laba operasi Rp 5,828,960,000
Pendapatan- Biaya lain-lain6t Pendapatan- Biaya lain-lain
Pendapatan lain-lain Rp 17,850,000
Pendapatan lain-lain Rp. 17,850,000 Biaya lain-lain
Rp 255,000 Biaya lain-lain Rp. 255,000
Biaya pendidikan Rp. 7, 650,000
Total pendapatan - biaya Rp. 17, 595,000 Total pendapatan - biaya
Rp 9,945,000 lain-lain
lain-lain Penghasilan kena pajak Rp.5, 846, 555, 000
Penghasilan kena pajak Rp 5,838,905,000
Hutang PPhtarif Pasal 17 Hutang PPhtarif Pasal 17
25x Rp 5,846,555,000.00 Rp. 1,461,638,750 25 x Rp5,838,905,000.00
Rp1,459,726,250 Laba bersih setelah pajak Rp. 4,384,916,250
Laba bersih setelah pajak Rp 4,379,178,750
Total Hutang PPh Rp. 1,461,638,750
Total Hutang PPh Rp 1,459,726,250
Penghematan Pajak Rp. 1.912.500,00
Sumber data : olahan penulis 2011
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perhitungan di atas, jika perusahaan mengeluarkan biaya pendidikan sebesar Rp. 7, 650,000 maka total hutang PPh yang harus ditanggung
oleh perusahaan sebesar Rp 1,459,726,250 sedangkan jika perusahaan tidak mengeluarkan biaya pendidikan karyawan, maka total hutang PPh
yang harus ditanggung oleh perusahaan sebesar Rp. 1,461,638,750
.
Sehingga total penghematan pajak yang dapat diperoleh jika perusahaan mengeluarkan biaya
pendidikan karyawan sebesar Rp. 1.912.500,00 Rp. 1,461,638,750 - Rp
1,459,726,250. Tarif pajak yang digunakan yaitu 25.
8. Ketentuan Umum Pajak Penghasilan
Menurut Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 pengertian penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
a. Objek Pajak Penghasilan
Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 objek pajak penghasilan meliputi :
1 Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
2 Hadiah
3 Laba Usaha
4 Keuntungan Pengalihan Harta
5 Penerimaan Kembali Pajak
Universitas Sumatera Utara
6 Bunga
7 Dividen
8 Royalti
9 Sewa
10 Penerimaanperolehan berkala
11 Pembebasan utang
12 Keuntungan selisih kurs
13 Keuntungan penilaian kembali aktiva
14 Premi asuransi
15 Iuran anggota
16 Tamb kekayaan neto belum kena pajak
17 Penghasilan berbasis syariah
18 Imbalan bunga
19 Surplus Bank Indonesia
b. Penghasilan Bukan Objek Pajak:
Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 3 yang bukan merupakan objek pajak penghasilan meliputi :
1 Bantuan, sumbangan, zakat, hibah
2 Warisan
3 Setoran tunai harta sebagai pengganti saham
4 Natura dan kenikmatan
5 Penggantian asuransi
6 Dividen, dengan syarat saham yg dimiliki 25
7 Iuran pensiun
8 Hasil investasi yg diterima dana pensiun
Universitas Sumatera Utara
9 Bagian laba dari CV, persekutuan, perumpulan, firma, kongsi
10 Bagian laba modal ventura
11 Bea siswa
12 Sisa lebih badan nirlaba
13 BantuanSantunan yang dibayarkan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kepada WP tertentu.
c. Biaya Fiskal Yang Boleh Dikurangkan
Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 yang merupakan biaya fiskal yang boleh dikurangkan adalah biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan 1
Penyusutanamortisasi Harta berwujud dan tidak berwujud 2
Iuran kepada dana pensiun yg sdh disahkan Menkeu 3
Kerugian pengalihan harta yg digunakan dalam rangka 3M 4
Kerugian Selisih kurs 5
Biaya Litbang yang dilakukan di Indonesia 6
Beasiswa, magang dan pelatihan 7
Piutang Tak Tertagih 8
Sumbangan Bencana Nasional 9
Sumbangan Litbang 10
Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial 11
Sumbangan Fasilitas Pendidikan 12
Sumbangan Pembinaan Olahraga
d. Biaya Fiskal Yang Tidak Boleh Dikurangkan
Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat 1 yang merupakan biaya fiskal yang tidak boleh dikurangkan meliputi :
Universitas Sumatera Utara
1 Pembagian Dividen
2 Biaya untuk kepentingan pribadi pemegang pribadi pemegang saham,
sekutu , anggota 3
Pembentukan Cadangan 4
Premi Asuransi 5
Pemberian Natura Kenikmatan 6
Jumlah yang melebihi kewajaran 7
Hibah, Bantuan, Sumbangan kecuali Zakat 8
Pajak Penghasilan 9
Pengeluaran untuk kepentingan pribadi WP 10
Gaji kepada anggota persekutuan, Firma, CV 11
Sanksi Perpajakan
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang dilaksanakan sekarang ini, merujuk pada penelitian yang dilakukan sebelumnya
Tabel 2. 7 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Nama Judul
Rumusan Masalah Hasil Penelitian
Alvide 2007
Implementasi Perencanaan
Pajak tax planning atas
Peng
hasilan Badan pada PT
Perkebunan Nusantara III
persero 1.Apakah PT
Perkebunan Nusantara III persero Medan
menerapkan perencanaan pajak
dengan peraturan perpajakan yang
berlaku?
2.Apakah ada pengaruh penerapan
perencannan pajak 1. PT Perkebunan Nusantara III
persero Medan telah berupaya mengpenerapankan perencanaan pajak
untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayar melalui pemaksimalan
biaya fiskal, melaksanakan program manfaat karyawan, pemberian
tunjangan tidak dalam bentuk natura, dan optimalisasi kredit pajak. Akan
tetapi masih ada peluang yang bisa dilakukan yaitu pemberian tunjangan
penghasilan kepada karyawan yang
Universitas Sumatera Utara
Medan atas penghasilan
badan terhadap jumlah pajak yang dibayar.
tidak dimasukkan ke dalam daftar gaji karyawan.
2.Penerapan perencanaan Pajak pada PT Perkebunan Nusantara III persero
Medan telah didukung oleh system administrasi ynag tertib, rapid an teratur
sehingga menghasilkan penghematan pajak.
Eva 2008
Penerapan tax planning untuk
Pajak Penghasilan
sebagai upaya penghematan
pembayaran pajak Badan
PT Barata UUM Medan
1.Bagaimana pengaruh penerapan
tax planning terhadap beban pajak yang
ditanggung oleh perusahaan
1.PT Barata UUM Medan telah berupaya menerapkan tax planning
untuk meminimalkan beban pajak, namun masih terdapat cara tax planning
yang belum efektif dan efisien seperti penerapan metode penyusutan, tidak
adanya pemberian tunjangan pajak penghasilan kepada karyawan
2.Penerapan perencanaan Pajak pada PT Barata UUM Medan telah didukung
oleh system administrasi ynag tertib, rapi dan teratur sehingga menghasilkan
penghematan pajak
Jabar 2004
Penerapan tax planning untuk
meningkatkan Kinerja
perusahaan pada
PTPersero Pelabuhan
Indonessia I 1.bagaimana PT
Persero Pelabuhan Indonessia
Imelaksanakan perencanaan
pemenuhan kewajiban perpajakan dengan
menggunakan tax planning secara
lengkap, benar, tepat waktu sesuai dengan
perundang-undangan 1.PT Pelabuhan Indonesia telah
berupaya mengimplementasaikan tax planning untuk meminimalkan beban
pajak yang harus dibayarkan perushaaan namun masih terdapat cara penerapan
pajak yang belum efisien dan efektif
2. Penerapan pajak telah didukung oleh sistem administrasi yang tertib, rapi
teratur sehingga dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana untuk
menghasilkan penghematan pajak
3.Penerapan tax planning bertujuan untuk mengelola kewajiban perpajakan
secara lengkap,benar, tepat waktu.
Sumber data : Penulis 2011
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang
diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Jurusan Akuntansi, 2004
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka konseptual untuk membantu melakukan pemahaman dan pembahasan masalah seperti di bawah ini :
Gambar 2. 2 Kerangka konseptual
Kerangka Konseptual yang dapat dijabarkan sebagai tuntunan untuk
menyelesaikan masalah penelitian dalam skripsi ini diwakili oleh bagan alur. Dasar penelitian ini dalam melakukan tax planning adalah laporan keuangan dari
PT Perkebunan Sumatera Utara yaitu Laporan Laba Rugi. Laporan laba Rugi tersebut akan dianalisa dan hasilnya dibandingkan dengan laporan laba rugi tanpa
tax planning berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku yaitu UU PPh LAPORAN KEUANGAN
PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA
Tanpa Tax planning
PPh dengan Tax planning PPh tanpa Tax planning
Efisiensi Dengan Tax planning UU PPh
No.36 tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
Nomor.36 Tahun 2008. Hasil dari análisis akan diperbandingkan antara PPh tanpa tax planning dengan PPh yang menggunakan tax planning. Dari hasil análisis
akan dilihat ada tidaknya efisiensi pembayaran pajak
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian