Melakukan Perjanjian Sewa Guna Usaha untuk Pendanaan Aktiva

Dari perhitungan di atas, total hutang pajak penghasilan yang harus dibayar PT Perkebunan Sumatera Utara apabila memberi tunjangan dalam bentuk natura adalah Rp. 10,366,623,449 . Dengan menggunakan tax planning perusahaan dapat mengatur pemberian tunjangan dalam bentuk natura dialihkan menjadi bentuk uang sehingga terdapat penurunan total hutang pajak penghasilan menjadi Rp. 10,348,340,500 Dari kasus di atas maka PT Perkebunan Sumatera Utara dapat melakukan penghematan pajak penghasilan sebesar Rp.18,282,949 Rp.10,366,623,449 .- Rp. 10,348,340,500

c. Melakukan Perjanjian Sewa Guna Usaha untuk Pendanaan Aktiva

Tetap Untuk pendanaan aktiva tetap PSAK No. 30 “ Akuntansi Sewa guna usaha” menyatakan bahwa aktiva sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi, disajikan dalam neraca sebagai bagian dalam aktiva tetap, dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaraan sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan tafsiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk ativa tetap sejenis. Penulis menemukan bahwa PT Perkebunan Sumatera Utara tidak memanfaatkan keuntungan yang akan diperoleh jika menggunakan perjanjian sewa guna usaha dalam pendanaan aktiva tetap. Sebaliknya dalam pendanaan Universitas Sumatera Utara aktiva tetap, PT Perkebunan Sumatera Utara selalu membeli secara tunai. Apabila pembelian aktiva tetap dialihkan menjadi leasing maka biaya yang dibebankan perusahaan dalam pendanaan aktiva tetap tersebut sebagai berikut : Tabel 4. 7 Perbandingan pendanaan secara leasing dengan beli secara tunai Keterangan Leasing dengan bunga 22 Beli secara tunai Nominal Rp PVi=20 Rp Nominal Rp PVi=20 Rp Harga Perolehan Biaya sewa 360,433,022.51 250,706,115.69 Nilai opsi 26,500,000.00 26,500,000.00 Harga mesin 265,000,000.00 149,964,449.80 Jumlah 386,933,022.51 277,206,115.69 265,000,000.00 149,964,449.80 Jumlah yang boleh dibayarkan Biaya sewa 360,433,022.51 250,706,115.69 Biaya Penyusutan 26,500,000.00 26,500,000.00 265,000,000.00 149,964,449.80 Jumlah 386,933,022.51 77,206,115.69 265,000,000.00 149,964,449.80 PPh 30 96,733,255.63 69,499,247.68 66,250,000.00 37,491,112.45 Penghematan Pajak 30,483,255.63 32,008,135.23 Sumber data : olahan penulis 2011 Besarnya penghematan pajak apabila tingkat leasing 22 dan tingkat bunga 20 secara nominal adalah Rp. 30,483,255.63 selisih antara leasing Rp. 96,733,255.63 dengan beli secara tunai 66,250,000.00 Sedangkan penghematan berdasarkan Present ValueI PV adalah Rp. 32,008,135.23 Rp. 69,499,247.68– Rp. 37,491,112.45 Hal ini terjadi akibat adanya perbedaan peraturan yang diterapkan antara undang-undang perpajkan dengan Standar Akuntansi Keuangan, dimana menurut SAK bahwa penyusutan aktiva sewa guna usaha harus dibebankan , sedangkan menurut peraturan perpajakan dana yang boleh dibebankan hanya dana yang dialokasikan untuk biaya sewa guna usaha tersebut. Sekalipun demikian Universitas Sumatera Utara perusahaan tetap memperoleh penghematan pajak penghasilan karena biaya sewa guna usaha yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 5.660.092.448, lebih besar dari biaya penyusutan apabila dengan pembelian langsung yaitu sebesar Rp. 3.379.086.456. dengan demikian terdapat selisih sebesar Rp. 2.281.006.026 yang menjadi dasar penghematan pajak penghasilan operasi perusahaan.

d. Memaksimalkan biaya-biaya fiskal