Memperbesar Biaya Penyusutan Pemberian Tunjangan Tidak Dalam Bentuk Natura

b. Memperbesar Biaya Penyusutan

Menurut pasal 11 undang-undang No. 28 tahun 2008 terutang pajak penghasilan, penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara pendapatan yang mempunyai masa manfaat yang telah ditentukan yaitu berdasarkan straight line method atau declining balance method. Pemilihan metode ini berpengaruh pada kondisi cash flow yang berasal dari penyusutan. Penyusutan merupakan beban non kas yang akan membedakan antara laba dalam fiscal dan laba komersial. Dalam hal metode penyusutan, PT Perkebunan Sumatera Utara menggunakan metode declining balance method untuk mesin dan peralatan. Dari kasus di atas diperoleh penghematan pajak sebesar Rp 4,045,215.00.

c. Pemberian Tunjangan Tidak Dalam Bentuk Natura

Pada saat perusahan memberikan tunjangan bahan pangan kepada karyawan dalam bentuk natura, total hutnag pajak yang harus dibayar adalah sebagai berikut : Penjualan Bersih Rp 201,886,580,983 Beban Pokok Penjualan Rp 158,233,921,598 Beban Operasi Rp. 7,531,461,007 Biaya Pegawai Bentk natura Rp 1,937,547,392 Universitas Sumatera Utara Pendapatan Beban Lain-Lain Pendapatan di luar usaha Rp. 7,847,256,600 Beban di luar usaha Rp. 2,575,092,978 Selisih Rp 5,272,163,622 Penghasilan Kena Pajak Rp 41,393,362,000 PPh Badan Pasal 17 25 x Rp. 41,393,362,000 Rp 10,348,340,500 Ternyata menurut fiskal pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk tunjangan karyawan dalam bentuk natura tidak diperkenankan untuk dikurangkan dari pendapatan usaha perusahaan, sehingga akan dilakukan koreksi sebesar Rp 1,937,547,392. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9 ayat 1 huruf e yang menyebutkan bahwa pemberian dalam bentuk natura bukan sebagai biaya yyang dapat dikurangkan dari pengahsilan bruto. Dengan menggunakan tax planning, PT Perkebunan Sumatera Utara dapat mengatur pemberian tunjangan bahan pangan sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan dalam bentuk natura dialihkan menjadi bentuk nilai uang, maka perusahan dapat menghemat pajak seperti terlihat dalam perhitngan berikut : Laba bersih setelah pajak Rp 31,045,021,500 Penjualan Bersih Rp 201,886,580,983 Beban Pokok Penjualan Rp 158,233,921,598 Beban Operasi Rp. 7,531,461,007 Biaya Pegawai Rp 1,937,547,392 Universitas Sumatera Utara Bentuk uang Pendapatan Beban Lain-Lain Pendapatan di luar usaha Rp. 7,847,256,600 Beban di luar usaha Rp. 2,575,092,978 Selisih Rp 5,272,163,622 Penghasilan Kena Pajak Rp 39,455,814,608 PPh Badan Pasal 17 25 x Rp. 39,455,814,608 Rp 9,863,953,652 Lababersihsetelahpajak Rp 29,591,860,956 Penghematan pajak yang diperoleh PT Perkebunan Sumatera Utara adalah Rp. 31,045,021,500 - Rp. 591,860,956 = Rp 1,453,160,544 atau Rp 1,453,160,544 Rp 31,045,021,500 x 100 =4,7 . Selain memperoleh penghematan pajak, perusahaan juga tidak direpotkan oleh biaya operasional sedangkan bagi karyawan memungkinkan untuk memilih makanan yang lebih hemat dan disukainya.

d. Melakukan Perjanjian Leasing Untuk Pendanaan Aktiva Tetap