¢£¤ ¥ ¦ §¨
© ª¤ «£¥ ¬ ¨ ¨ «®¯ ° ® ±
² ³ ´²
- 2017 23
INTERNAL EKSTERNAL
Strenght 1. Pelimpahan kewenangan pembangun-
an kesehatan daerah dari Pemko ke Dinas Kesehatan
2. Dukungan politis dengan SOTK jelas 3. Kecukupan tenaga profesional untuk
semua jenjang 4. Sarana dan prasarana pelayanan cukup
5. Adanya peraturan dan standar kerja
Opportunity 1. Terlaksananya otonomi daerah
2. Adanya dukungan lintas sektoral 3. Adanya komitmen Pemda yang
tinggi 4. Peningkatnya tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
5. Tersedianya tenaga terdidik dibidang kesehatan.
Weakness
1. Keterampilan petugas
pada survailance
epidemiologi belum
memadaimerata. 2. Pembinaan tehnis di lapangan tidak
kontiniu 3. Rndahnya survailance epidemiology
4. Anggaran pembangunan terbatas 5. Terbatasnya biaya pendidikan dan
pelatihan
Treathment 1. Krisis yang berkepanjangan
2. Masih tingginya AKI AKB 3. Sistim Rujukan belum berjalan
optimal 4. Adanya pesaing pelaksana
kesehatan swasta 5. Kebijakan zero growth
employment
Faktor-faktor kunci keberhasilan yang mendorong pencapaian Visi dapat dikatagorikan dalam isu-isu strategis sebagai berikut :
1. Manfaatkan kemampuan motivasi kerja staf untuk melaksanakan koordinasi dan komitmen Pemko dalam menata lingkungan dengan
perilaku yang sehat. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat khususnya
golongan ekonomi lemahgakin melalui tenaga professional. 3. Tingkatkan kemampuan dan motivasi kerja untuk meningkatkan
pelayanan yang terjangkau dan berkualitas guna menurunkan AKI dan AKB.
4. Tingkatkan pemberdayaan staf dan tenaga professional dalam menetapkan pelayanan rujukan.
5. Manfaatkan komitmen Pemko untuk meningkatkan kinerja dana dan pembinaan khususnya dalam program prioritas daerah
6. Tingkatkan kompetensi institusi pelayanan kesehatan guna memenuhi permintaan konsumen.
µ¶· ¸ ¹ º»
¼ ½· ¾¶¸ ¿ » À » ¾Á à Á Ä
Å Æ ÇÅ
- 2017 24
7. Tingkatkan keterampilan staf dalam pelayanan khususnya dibidang ketersediaan obat-obatan esensial serta penggunaanya secara rasional.
8. Upayakan penggalian dana untuk meningkatkan pelayanan, pembinaan dan pendidikanpelatihan bagi petugas kesehatan.
3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan RI dan Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Sumbar
Dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan
di Kota
Payakumbuh, Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh juga mengacu kepada Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014 dan Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 – 2015. Di mana perioritas pembangunan kesehatan difokuskan kepada delapan fokus perioritas, yaitu;
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga berencana KB, 2. Perbaikan status gizi masyarakat,
3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan,
4. Pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan, 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan,
mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan, 6. Pengembangan sistim jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas,
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan,
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. Dalam pelaksanaannya pemerintah pusat dan pemerintah provinsi
telah menganggarkan dana dalam bentuk biaya operasional kesehatan, peningkatan saranaprasarana dan bantuan pengobatan masyarakat miskin.
Hal ini sangat menguntungkan bagi Pemerintah Kota Payakumbuh dalam penganggaran pembangunan kesehatan.
ÈÉÊ Ë Ì ÍÎ
Ï ÐÊ ÑÉË Ò Î Ó Î ÑÔÕ Ö Ô ×
Ø Ù ÚØ
- 2017 25
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Berdasarkan tata ruang wilayah yang sudah ditetapkan dapat menjadi penghambat
dalam pengembangan gedung Puskesmas, terutama pada wilayah pemukiman sempit, saat ini ada beberapa Puskesmas yang kondisi
bangunan sudah tidak layak dan luas tanah yang sangat sempit menyebabkan layanan kepada masyarakat menjadi terganggu. Begitu juga
halnya dengan kajian lingkungan hidup pada semua sarana kesehatan, di mana saat ini sarana kesehatan Puskesmas dan jaringannya belum memilki
IPAL komunal untuk pengolahan limbah medis yang dihasilkan dari praktek layanan kesehatan. Hal ini juga akan mejadi penghambat dalam memberikan
layanan kepada masyarakat. Dalam perencanaan tata ruang Kota Payakumbuh, areal perkantoran
lebih diuatamakan pada kecamatan Payakumbuh Timur dan Payakumbuh Selatan, dalam konteks ini Dinas Kesehatan sendiri belum memiliki lokasi
gedung yang tetap. Kondisi sampai dengan tahun 2012, perkantoran Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh masih berada pada lantai 2 Puskesmas
Padang Karambia, kecamatan Payakumbuh Selatan. Terkait dengan lokasi-lokasi Pembangunan sarana dan prasarana
kesehatan, termasuk Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poskeskel. Saat ini terdapat 45 kelurahan dengan keberadaan sarana dan prasarana
kesehatan, yang terdiri atas 8 Puskesmas, 23 Puskesmas Pembantu dan 14 Poskeskel. Jika melihat pada jumlah kelurahan yang ada di Payakumbuh
sebanyak 76 kelurahan, jadi rata-rata beban pelayanan sudah memenuhi standar 1 unit untuk 2 kelurahan. Dengan beban ini, jangkauan dan cakupan
pelayanan kesehatan di Kota Payakumbuh sudah baik. Melihat titik-titik keberadaan Puskesmas di Kota Payakumbuh, dari 8
delapan puskesmas, terdapat 3 puskesmas yang berada dalam lingkungan penduduk cukup padat berupa perumahan, perumnas dan slam area, yakni
Puskesmas Ibuh, Puskesmas Parit Rantang dan Puskesmas Payolansek.