Elis Rosdiawati, 2016 PENGELOLAAN
TEACHER CAPACITY
BUILD ING TCB
UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
175
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif dipilih mengingat tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memperoleh gambaran dan menganalisis
Teacher Capacity Building
TCB untuk meningkatkan profesionalitas guru di sekolah sekaligus mengembangkan model hipotetik
TCB
yang bersifat implementatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang cocok digunakan dalam penelitian ini karena
pendekatan ini dapat memberikan arah bagi peneliti untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai fakta-fakta tentang kebijakan sekolah, pengelolaan,
sistem penjamin
mutu, serta
dampak dari TCB terhadap peningkatan
profesionalitas guru. Pendekatan kualitatif menghasilkan data deskriptif yang mendalam dan
memperkuat asumsi serta pengembangan model hipotetik yang akan menjadi tujuan penelitian. Data deskriptif yang dihasilkan dari pendekatan kualitatif ini
sangat penting karena tanpa data-data yang menggambarkan fokus penelitian secara mendalam maka peneliti tidak dapat memiliki rasionalitas serta dukungan
fakta-fakta empirik dalam menyusun model. Disamping apa yang sudah dikemukakan di atas, penelitian kualitatif
memungkinkan peneliti dapat menganalisis dan mengargumentasikan bahwa model hipotetik efektivitas
Teacher Capacity Building
untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah model yang memiliki manfaat aksiologis bagi
peningkatan mutu pendidikan. Pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti untuk dapat memperoleh
gambaran mengenai model penilaian yang ada serta menganalisis bagaimana perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan kontrol serta dampaknya pada
Elis Rosdiawati, 2016 PENGELOLAAN
TEACHER CAPACITY
BUILD ING TCB
UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
mutu pembelajaran, profesionalitas dan mutu sekolah. Melalui hasil analisis tersebut, peneliti dapat merumuskan konsep hipotetik dalam pengelolaan TCB
yang lebih baik dengan keterbatasannya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Moleong 2005 yang
mendefinisi penelitian
kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Terkait konteks khusus yang alamiah yang menjadi subjek pada penelitian
kualitatif, Sugiono 2006 juga menegaskan bahwa metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi. Alasan lain yang menyebabkan peneliti memilih metode kualitatif untuk
memperoleh gambaran dan menganalisis efektivitas TCB untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah adanya situasi wajar
natural setting
sehingga data dikumpulkan sesuai dengan fakta sebenarnya tanpa adanya intervensi.
Melalui penggunaan teknik pengumpulan data kualitatif peneliti dapat melakukan verifikasi data hasil penelitian agar data-data tersebut memiliki
keabsahan. Penelitian kualitatif bersifat lebih interaktif karena pada tahap pengumpulan data, peneliti dapat secara langsung berinteraksi dengan sumber
data yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian sehingga peneliti dapat memperoleh gambaran dan hasil analisis yang lebih mendalam mengenai perilaku,
keyakinan, pemikiran dan persepsi sumber data tentang pertanyaan penelitian. Selain itu, melalui penelitian kualitatif, peneliti juga dapat menginterpretasikan
fenomena mengenai fokus penelitian berdasarkan etik dan emik yang kemudian menjadi dasar argumentasi empiric untuk membangun model hipotetik.
Elis Rosdiawati, 2016 PENGELOLAAN
TEACHER CAPACITY
BUILD ING TCB
UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus dalam arti peneliti mencoba mempelajari suatu fenomena dalam konteks yang nyata
real
. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Yin 2011 yang menyatakan
bahwa tujuan dari studi kasus adalah untuk menyelidiki secara mendalam dan menganalisis secara intensif aneka fenomena yang merupakan siklus hidup dari
unitkasus dengan maksud untuk membangun generalisasi tentang populasi yang lebih luas.
Alasan penggunaan studi kasus adalah adanya keunikan sistem TCB yang dilaksanakan di SMPN 2 Bandung dan SMP Darul Hikam yang secara efektif dan
efisien dapat bersaing dengan sekolah Negeri maupun sekolah swasta lain di Kota bandung dan bisa mendorong profesionalitas guru secara signifikan. Sistem TCB
tersebut belum secara formal terstruktur cukup berhasil dibandingkan dengan praktek TCB di sekolah lain
Alasan lain digunakannya pendekatan studi kasus dalam penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan pemahaman mendalam mengenai kebijakan TCB,
penjaminan mutu serta bagaimana dampaknya dan bukan untuk mendapatkan generalisasi.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Basuki 2006, hlm 96 yang menjelaskan bahwa penekanan studi kasus adalah memaksimalkan
pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi.
Selain itu SMPN 2 Bandung dan SMP Darul Hikam Bandung memiliki suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas sebagai sekolah swasta
yang berhasil dan dikenal bermutu’. Kedua sekolah merupakan representasi dari sekolah negeri dan swasta bermutu yang sangat menekankan pada kapasitas guru
dalam menjalankan tugas profesionalitasnya didukung oleh fakta empiris bahwa sekolah memiliki keunikan sendiri dengan praktek TCB yang dilakukannya.
Pemilihan studi kasus dilakukan melalui proses pra penelitian yang berlangsung selama satu bulan. Sebelum diajukan sebagai pendekatan dalam
penelitian peneliti terlebih dahulu melaksanakan bimbingan dan mendapatkan gambaran kriteria penelitian yang menggunakan studi kasus. Peneliti menilai
Elis Rosdiawati, 2016 PENGELOLAAN
TEACHER CAPACITY
BUILD ING TCB
UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
bahwa kedua
sekolah memiliki
karakteristik berbeda
namun dapat
mengoptimalkan sistem TCB meskipun belum sepenuhnya sesuai dengan harapan.
Kualitas hasil sebuah penelitian kualitatif sangat tergantung pada kualitas instrument dan kualitas pengumpulan data. Sangat berbeda dengan penelitian
kuantitatif yang mengandalkan instrument
non human
, dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu kesiapan
peneliti dalam melakukan penelitian dan terjun ke lapangan merupakan satu hal yang niscaya dalam sebuah penelitian qualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, beberapa hal seperti objek penelitian, sumber data dan hasil yang diharapkan yang dicari masih belum sejelas apa yang ada pada
penelitian kuantitatif. Oleh karena itu peneliti berperan sebagai
key of instrument
atau instrument kunci dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Nasution dalam Sugiono 2006 yang menyatakan bahwa
dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain kecuali menjadikan manusia sebagai instrument penelitian. Hal ini dikarenakan di dalam penelitian kualitatif
demikian banyak hal belum mempunyai bentuk yang pasti dan masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian kualitatif.
Sebagaimana telah dikemukan di atas, kualitas sebuah penelitian sangat tergantung
pada kualitas
instrument pengumpulan
data yang
digunakan. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif Ibnu Hadjar, 1996. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, instrument kunci yang digunakan adalah
peneliti itu sendiri. Bahkan dalam beberapa sumber dikatakan bahwa posisi peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrumen kunci
the key instrument.
Keterlibatan dan penghayatan peneliti terhadap subjek penelitian di lapangan untuk dapat memahami makna dan menafsirkan fenomena dan simbol-
Elis Rosdiawati, 2016 PENGELOLAAN
TEACHER CAPACITY
BUILD ING TCB
UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
simbol interaksi di lokasi penelitian sangat dibutuhkan dalam penelitian kualitatif. Dengan keterlibatan dan penghayatan tersebut peneliti memberikan
judgement
dalam menafsirkan makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini menjadi alasan lain kenapa peneliti harus menjadi instrumen kunci penelitian.
Peneliti kualitatif sebagai
human instrument
, berfungsi untuk: 1 menetapkan fokus penelitian, 2 memilih informan sebagai sumber data, 3
melakukan pengumpulan data, 4 menilai kualitas data, 5 menganalisis data, 6 menafsirkan data dan 6 membuat kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif banyak hal yang akan dicari dari objek penelitian masih belum jelas dan belum pasti permasalahannya. Rancangan
penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian.
Sebagai instrumen kunci, kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan lebih memungkinkan untuk menemukan makna dan tafsiran dari subjek penelitian
dibandingkan dengan penggunaan alat
nonhuman
, dengan demikian peneliti dapat mengkonfirmasi dan mengadakan pengecekan kembali pada subjek apabila
informasinya kurang atau tidak sesuai dengan tafsiran peneliti melalui pengecekan anggota
memberchecks.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan perencana, pengumpul dan penganalisa data, sekaligus menjadi pelapor dari hasil penelitiannya sendiri. Oleh
karena itu peneliti harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lapangan.
Beberapa keunggulan
dapat dimanfaatkandari
human instrument,
diantaranya: 1 bersifat responsive, peka dan bereaksi terhadap stimulus, 2 bersifat adaptif dan mampu mengumpulkan data sekaligus, 3 menekankan
keutuhan, 3 mampu memproses data secepatnya, 4 mampu mengklarifikasi dan mengikhtisarkan, dan 5 mampu mencari respons yang tidak lazim.
Kesuksesan sebuah pengumpulan data adalah hubungan baik antara peneliti dan subjek penelitian baik sebelum, selama maupun sesudah memasuki
lapangan. Hubungan yang baik dapat menjamin kepercayaan dan saling
Elis Rosdiawati, 2016 PENGELOLAAN
TEACHER CAPACITY
BUILD ING TCB
UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan membantu kelancaran proses penelitian sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah dan
lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan yang merugikan informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti dilapangan diketahui secara terbuka oleh
subjek penelitian. Dengan demikian, seorang peneliti kualitatif yang handal paling tidak
harus memiliki 4 kompetensi sebagai peneliti yaitu: 1 kompetensi metodologis kemampuan
dalam menguasai
metodologi penelitian,
2 kompetensi
professional kemampuan dan penguasaan dalan konten yang sedang diteliti, 3 kompetensi kepribadian kemampuan dalam menyiapkan diri untuk terjuan ke
lapangan, dan 4 kompetensi social kemampuan dalam berkomunikasi Untuk
meningkatkan kualitas
penelitian dan
menghindari terjadinya
masalah-masalah etika maka peneliti berusaha meminimalisir isu tersebut agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan memberikan manfaat
praktis bagi pengembangan ilmu tentang TCB. Berikut adalah langkah yang dilakukan peneliti dalam meminimalisis isu-isu
etika dalam penelitian:
Tabel 3.1 Isu Etika Dalam Penelitian dan Upaya Meminimalisir
No Isu
Langkah peneliti
1 Kelayakan penelitian
- Publikasi ilmiah di jurnal nasional yang terkreditasi atau
konferensi terindeks. -
Pendanaan penelitian mandiri. 2
Kompetensi -
Membaca dan memahami lebih lanjut literatur terkait penelitian yang dilakukan
- kesiapan untuk mendapat bimbingan dari promotor dan
co promotor 3
Fokus informan -
Membangun komunikasi yang baik -
menghargai privasi dan waktu para partisipan 5
Keuntungan dan timbal balik bagi partisipan
- Memberikan manfaat praktis hasil penelitian
- sumbangan buku tentang mutu dalam pendidikan
- E-Book mengenai TCB
6 Kenyamanan dan resiko -
Sumber data menggunakan kode dan hanya diketahui oleh peneliti
Elis Rosdiawati, 2016 PENGELOLAAN
TEACHER CAPACITY
BUILD ING TCB
UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu -
Waktu penelitian disesuaikan dengan kesediaan informan. -
tidak menampilkan data hasil penelitian yang dapat mengganggu pekerjaan sumber data konflik
7 Kepercayaan
dan priva cy
- Pertanyaan, dokumen yang diperlukan dan focus
observasi diperoleh berdasarkan persetujuan sumberdata
B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian