D ADPEND 1202623 Chapter3
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
175
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif dipilih mengingat tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan menganalisis Teacher Capacity Building (TCB) untuk meningkatkan profesionalitas guru di sekolah sekaligus mengembangkan model hipotetik TCB yang bersifat implementatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang cocok digunakan dalam penelitian ini karena pendekatan ini dapat memberikan arah bagi peneliti untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai fakta-fakta tentang kebijakan sekolah, pengelolaan, sistem penjamin mutu, serta dampak dari TCB terhadap peningkatan profesionalitas guru.
Pendekatan kualitatif menghasilkan data deskriptif yang mendalam dan memperkuat asumsi serta pengembangan model hipotetik yang akan menjadi tujuan penelitian. Data deskriptif yang dihasilkan dari pendekatan kualitatif ini sangat penting karena tanpa data-data yang menggambarkan fokus penelitian secara mendalam maka peneliti tidak dapat memiliki rasionalitas serta dukungan fakta-fakta empirik dalam menyusun model.
Disamping apa yang sudah dikemukakan di atas, penelitian kualitatif memungkinkan peneliti dapat menganalisis dan mengargumentasikan bahwa model hipotetik efektivitas Teacher Capacity Building untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah model yang memiliki manfaat (aksiologis) bagi peningkatan mutu pendidikan.
Pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti untuk dapat memperoleh gambaran mengenai model penilaian yang ada serta menganalisis bagaimana perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan kontrol serta dampaknya pada
(2)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mutu pembelajaran, profesionalitas dan mutu sekolah. Melalui hasil analisis tersebut, peneliti dapat merumuskan konsep hipotetik dalam pengelolaan TCB yang lebih baik dengan keterbatasannya.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Moleong (2005) yang mendefinisi penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Terkait konteks khusus yang alamiah yang menjadi subjek pada penelitian kualitatif, Sugiono (2006) juga menegaskan bahwa metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Alasan lain yang menyebabkan peneliti memilih metode kualitatif untuk memperoleh gambaran dan menganalisis efektivitas TCB untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah adanya situasi wajar (natural setting) sehingga data dikumpulkan sesuai dengan fakta sebenarnya tanpa adanya intervensi.
Melalui penggunaan teknik pengumpulan data kualitatif peneliti dapat melakukan verifikasi data hasil penelitian agar data-data tersebut memiliki keabsahan. Penelitian kualitatif bersifat lebih interaktif karena pada tahap pengumpulan data, peneliti dapat secara langsung berinteraksi dengan sumber data yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian sehingga peneliti dapat memperoleh gambaran dan hasil analisis yang lebih mendalam mengenai perilaku, keyakinan, pemikiran dan persepsi sumber data tentang pertanyaan penelitian. Selain itu, melalui penelitian kualitatif, peneliti juga dapat menginterpretasikan fenomena mengenai fokus penelitian berdasarkan etik dan emik yang kemudian menjadi dasar argumentasi empiric untuk membangun model hipotetik.
(3)
177
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus dalam arti peneliti mencoba mempelajari suatu fenomena dalam konteks yang nyata (real). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Yin (2011) yang menyatakan bahwa tujuan dari studi kasus adalah untuk menyelidiki secara mendalam dan menganalisis secara intensif aneka fenomena yang merupakan siklus hidup dari unit/kasus dengan maksud untuk membangun generalisasi tentang populasi yang lebih luas.
Alasan penggunaan studi kasus adalah adanya keunikan sistem TCB yang dilaksanakan di SMPN 2 Bandung dan SMP Darul Hikam yang secara efektif dan efisien dapat bersaing dengan sekolah Negeri maupun sekolah swasta lain di Kota bandung dan bisa mendorong profesionalitas guru secara signifikan. Sistem TCB tersebut belum secara formal terstruktur cukup berhasil dibandingkan dengan praktek TCB di sekolah lain
Alasan lain digunakannya pendekatan studi kasus dalam penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan pemahaman mendalam mengenai kebijakan TCB, penjaminan mutu serta bagaimana dampaknya dan bukan untuk mendapatkan generalisasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Basuki (2006, hlm 96) yang menjelaskan bahwa penekanan studi kasus adalah memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi.
Selain itu SMPN 2 Bandung dan SMP Darul Hikam Bandung memiliki suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas sebagai sekolah swasta
yang berhasil dan dikenal 'bermutu’. Kedua sekolah merupakan representasi dari sekolah negeri dan swasta bermutu yang sangat menekankan pada kapasitas guru dalam menjalankan tugas profesionalitasnya didukung oleh fakta empiris bahwa sekolah memiliki keunikan sendiri dengan praktek TCB yang dilakukannya.
Pemilihan studi kasus dilakukan melalui proses pra penelitian yang berlangsung selama satu bulan. Sebelum diajukan sebagai pendekatan dalam penelitian peneliti terlebih dahulu melaksanakan bimbingan dan mendapatkan gambaran kriteria penelitian yang menggunakan studi kasus. Peneliti menilai
(4)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa kedua sekolah memiliki karakteristik berbeda namun dapat mengoptimalkan sistem TCB meskipun belum sepenuhnya sesuai dengan harapan.
Kualitas hasil sebuah penelitian kualitatif sangat tergantung pada kualitas instrument dan kualitas pengumpulan data. Sangat berbeda dengan penelitian kuantitatif yang mengandalkan instrument non human, dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu kesiapan peneliti dalam melakukan penelitian dan terjun ke lapangan merupakan satu hal yang niscaya dalam sebuah penelitian qualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, beberapa hal seperti objek penelitian, sumber data dan hasil yang diharapkan yang dicari masih belum sejelas apa yang ada pada penelitian kuantitatif. Oleh karena itu peneliti berperan sebagai key of instrument
atau instrument kunci dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Nasution dalam Sugiono (2006) yang menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain kecuali menjadikan manusia sebagai instrument penelitian. Hal ini dikarenakan di dalam penelitian kualitatif demikian banyak hal belum mempunyai bentuk yang pasti dan masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian kualitatif.
Sebagaimana telah dikemukan di atas, kualitas sebuah penelitian sangat tergantung pada kualitas instrument pengumpulan data yang digunakan. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif (Ibnu Hadjar, 1996). Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, instrument kunci yang digunakan adalah peneliti itu sendiri. Bahkan dalam beberapa sumber dikatakan bahwa posisi peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrumen kunci (the key instrument).
Keterlibatan dan penghayatan peneliti terhadap subjek penelitian di lapangan untuk dapat memahami makna dan menafsirkan fenomena dan
(5)
simbol-179
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
simbol interaksi di lokasi penelitian sangat dibutuhkan dalam penelitian kualitatif. Dengan keterlibatan dan penghayatan tersebut peneliti memberikan judgement
dalam menafsirkan makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini menjadi alasan lain kenapa peneliti harus menjadi instrumen kunci penelitian.
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi untuk: 1) menetapkan fokus penelitian, 2) memilih informan sebagai sumber data, 3) melakukan pengumpulan data, 4) menilai kualitas data, 5) menganalisis data, 6) menafsirkan data dan 6) membuat kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif banyak hal yang akan dicari dari objek penelitian masih belum jelas dan belum pasti permasalahannya. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian.
Sebagai instrumen kunci, kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan lebih memungkinkan untuk menemukan makna dan tafsiran dari subjek penelitian dibandingkan dengan penggunaan alat nonhuman, dengan demikian peneliti dapat mengkonfirmasi dan mengadakan pengecekan kembali pada subjek apabila informasinya kurang atau tidak sesuai dengan tafsiran peneliti melalui pengecekan anggota(memberchecks).
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan perencana, pengumpul dan penganalisa data, sekaligus menjadi pelapor dari hasil penelitiannya sendiri. Oleh karena itu peneliti harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lapangan.
Beberapa keunggulan dapat dimanfaatkandari human instrument, diantaranya: 1) bersifat responsive, peka dan bereaksi terhadap stimulus, 2) bersifat adaptif dan mampu mengumpulkan data sekaligus, 3) menekankan keutuhan, 3) mampu memproses data secepatnya, 4) mampu mengklarifikasi dan mengikhtisarkan, dan 5) mampu mencari respons yang tidak lazim.
Kesuksesan sebuah pengumpulan data adalah hubungan baik antara peneliti dan subjek penelitian baik sebelum, selama maupun sesudah memasuki lapangan. Hubungan yang baik dapat menjamin kepercayaan dan saling
(6)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan membantu kelancaran proses penelitian sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan yang merugikan informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti dilapangan diketahui secara terbuka oleh subjek penelitian.
Dengan demikian, seorang peneliti kualitatif yang handal paling tidak harus memiliki 4 kompetensi sebagai peneliti yaitu: 1) kompetensi metodologis (kemampuan dalam menguasai metodologi penelitian), 2) kompetensi professional (kemampuan dan penguasaan dalan konten yang sedang diteliti), 3) kompetensi kepribadian (kemampuan dalam menyiapkan diri untuk terjuan ke lapangan), dan 4) kompetensi social (kemampuan dalam berkomunikasi)
Untuk meningkatkan kualitas penelitian dan menghindari terjadinya masalah-masalah etika maka peneliti berusaha meminimalisir isu tersebut agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan memberikan manfaat praktis bagi pengembangan ilmu tentang TCB.
Berikut adalah langkah yang dilakukan peneliti dalam meminimalisis isu-isu etika dalam penelitian:
Tabel 3.1
Isu Etika Dalam Penelitian dan Upaya Meminimalisir
No Isu Langkah peneliti
1 Kelayakan penelitian - Publikasi ilmiah di jurnal nasional yang terkreditasi atau
konferensi terindeks.
- Pendanaan penelitian mandiri.
2 Kompetensi - Membaca dan memahami lebih lanjut literatur terkait
penelitian yang dilakukan
- kesiapan untuk mendapat bimbingan dari promotor dan
co promotor
3 Fokus informan - Membangun komunikasi yang baik
- menghargai privasi dan waktu para partisipan
5 Keuntungan dan timbal
balik bagi partisipan
- Memberikan manfaat praktis hasil penelitian
- sumbangan buku tentang mutu dalam pendidikan
- E-Book mengenai TCB
6 Kenyamanan dan resiko - Sumber data menggunakan kode dan hanya diketahui
(7)
181
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Waktu penelitian disesuaikan dengan kesediaan informan.
- tidak menampilkan data hasil penelitian yang d apat
mengganggu pekerjaan sumber data (konflik)
7 Kepercayaan dan
priva cy
- Pertanyaan, dokumen yang diperlukan dan focus
observasi diperoleh berdasarkan persetujuan sumberdata
B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian
Penentuan lokasi penelitian didasarkan pada fokus masalah yang dipilih bersadarkan hasil identifikasi permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian dan fenomena yang terkait dengan TCB untuk peningkatan profesionalitas guru. Melalui pemilihan lokasi yang cermat maka peneliti dapat menentukan bagaimana pemahaman dan perilaku tentang profesionalitas guru dapat dipelajari. Penentuan lokasi dan subjek penelitian dilakukan sebelum penelitian sebenarnya dilakukan yaitu pada saat pra penelitian dan penentuan fokus openelitian.
Pemilihan lokus penelitian didasarkan pada kriteria pemenuhan karakteristik sekolah bermutu dengan karakteristik pengelolaan TCB yang khas. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu mengembangkan TCB sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang bermutu melalui peningkatan profesionalitas guru. Pemenuhan kriteria sekolah bermutu yang diberlakukan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Holsinger & Cowell (2000) yang mengemukakan beberapa indikator mutu pendidikan, yaitu (1) pendidik, (2) peserta didik, (3) proses pembelajaran, (4) sarana dan fasilitas belajar, dan (5) manajemen sekolah. Disamping
pemenuhan kriteria sekolah bermutu sebagaimana disebutkan di atas, pemilihan lokus penelitian juga didasarkan pada kenyataan apakan sekolah memiliki kebijakan sekolah (school policy) yang dapat dijadikan model untuk pengembangan TCB di sekolah-sekolah lainnya.
Data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bandung menunjukkan bahwa di kota Bandung terdapat 54 sekolah Negeri dan 164 sekolah swasta yang
(8)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah memenuhi delapan standar minimal layanan pendidikan. Dan dari deskolah-sekolah ini peneliti menentukan SMP Negeri 2 Bandung dan SMP Darul Hikam Bandung sebagai lokus penelitian mengingat kedua sekolah tersebut dinilai sudah melakukan praktek-praktek TCB dengan menggunakan school policy mandiri tanpa selalu tergantung kepada kebijakan TCB yang didiseminasikan oleh pemerintah pusat.
Hasil prelimenary study yang dilakukan peneliti menunjukkan tidak kurang dari tiga sekolah swasta yang memenuhi kriteria pemilihan lokus penelitian. Meskipun demikian, pada akhirnya untuk alasan feasibility dan kesediaan sekolah untuk diteliti, peneliti memutuskan lokasi yang dipilih adalah sebagai lokus penelitian ini adalah dua Sekolah Menengah Pertama yaitu SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam Kota Bandung dengan harapan, meskipun tidak bermaksud membandingkan, data yang dikumpulkan dapat mewakili sekolah negeri dan sekolah swasta.
1. SMPN 2 Bandung
Alasan memilih SMPN 2 Bandung sebagai lokasi penelitian juga didasarkan pada fenomena yang terjadi diperkotaan yaitu kemampuan sekolah untuk mendorong TCB dan meningkatkan daya saing melalui mutu pembelajaran. Tingginya tuntutan terhadap mutu terutama di kota-kota besar menyebabkan guru perlu membangun capacity dirinya agar bisa mengembangkan kurikulum, melakukan penilaian, serta membangun sebuah proses pembelajaran yang bervariatif. SMPN 2 Bandung dianggap memiliki kemampuan melaksanakan sistem yang dirancang sendiri secara inovatif dan kreatif dalam mengembangkan TCB untuk meningkatkan profesionalitas guru.
SMPN 2 Bandung memiliki keberadaan sistem yang dibangun sekolah untuk mendorong mutu yaitu meningkatkan profesionalias guru melalui pembangunan kapasitas diri. Guru-guru di SMPN 2 Bandung dikenal sebagai guru pembelajar yang selalu bersemangat dalam mendapatkan informasi maupun innovasi baru sehingga mereka mampu memberikan layanan pendidikan yang
(9)
183
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkualitas yang dibuktikan dengan tingginya perolehan prestasi siswa baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik.
Komitmen sekolah untuk mendukung pembangunan kapasitas guru merupakan hal yang patut diteladani oleh sekolah lain terutama sekolah - sekolah lain khususnya sekolah negeri di Kota Bandung yang memiliki kemiripan dalam sistem pengelolaanya. Keberadaan sistem TCB di sekolah ini patut dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan TCB yang lebih efektif untuk meningkatkan profesionalitas guru di sekolah-sekolah lain.
Hasil observasi yang dilakukan pada saat pra penelitian pada bulan oktober 2014 menunjukkan bahwa sistem TCB di SMPN 2 Bandung dengan segala keterbatasannya menurut peneliti cukup layak untuk dijadikan sebagai salah satu objek penelitian. Disamping itu, kesediaan fihak sekolah untuk memfasilitasi pelaksanaan penelitian dengan kualitas dan jumlah sumber data yang memadai memungkinkan penelitian ini lebih feasible.
SMPN 2 Bandung terletak di Jalan Sumatra No 49 Bandung. Pada tahun pelajaran 2015/ 2016, SMPN 2 Bandung terdiri dari 29 rombel yang masing- masing berisi 36 orang peserta didik. SMPN 28 memiliki 67 orang guru yang terdiri dari 65 orang guru dengan status pegawai negeri sipil dan 2 orang guru dengan status sebagai guru honorer.
SMP Negeri 2 dikenal sebagai salah satu sekolah negeri dengan sejumlah prestasi akademik maupun non Akademik. Prestasi bukan hanya dicapai oleh siswa melainkan juga dicapai oleh guru dan kepala sekolah. SMP Negeri 2 juga dikenal dengan layanan pendidikan yang berkualitas sehingga tidak mengherankan apabila masyarakat memberi label SMPN 2 Bandung sebagai 'sekolah favorit' baik karena alasan latar belakang historis maupun karena alasan prestasi yang diperoleh.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, hasil ujian nasional SMPN 2 selalu menempati lima besar tertinggi di kota Bandung. Prestasi yang diraih oleh siswa SMPN 2 Bandung tidak terbatas hanya pada tingkat Kota Bandung.
(10)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Banyak diantara mereka yang meraih prestasidi tingkat provinsi, nasional bahkan tingkat internasional. Demikian halnya dengan guru di SMPN 2 Bandung.
2. SMP Darul Hikam Kota Bandung
Lokasi kedua yang menjadi sebagai objek penelitian adalah Sekolah Darul Hikam Bandung. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah yang memiliki sistem mutu dan orientasi mutu yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya animo masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di SMP Darul Hikam. Tingginya animo masyarakat ini merupakan refleksi dari kepuasan pelanggan atas layanan pendidikan yang diberikan. SMP Darul Hikam Bandung sudah mengembangkan beberapa kebijakan layanan prima kepada para siswa dan orang tua serta stakeholder lainnya. Salah satu kebijakan yang cukup menonjol adalah kebijakan membangun sistem TCB dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru.
Kesediaan sekolah menjadi lokus penelitian didasarkan pada pertimbangan praktis yaitu sekolah dapat memperoleh kesempatan untuk melakukan perbaikan pada sistem TCB serta feedback penelitian dapat membantu sekolah untuk membangun sistem penjamin mutu dalam TCB. Hal ini dirasa sangat membantu peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian
Pemilihan SMP Darul Hikam Bandung sebagai lokus penelitian juga didasarkan pada kualitas dan prestasi sekolah. Hasil observasi pra penelitian menunjukkan bahwa SMP Darul Hikam sangat cocok untuk dijadikan lokus penelitian mengingat siswa, guru, kurikulum dalam konteks pembelajaran, anggaran dan jaringan sekolah yang sangat mensupport terselenggaranya pendidikan yang berkualitas di sekolah ini.
SMP Darul Hikam terletak dikenal sebagai sekolah swasta dengan program keunggulan yang mengusung pengembangan karakter. Pada tahun pelajaran 2015/2016, SMP Darul Hikam terdiri dari 14 kelas. Masing masing kelas maksimal berisi 24 siswa. SMP Darul Hikam merupakan salah satu dari
(11)
185
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah yang berada di bawah naungan perguruan Darul Hikam. Perguruan Darul Hikam juga menaungi beberapa sekolah Darul Hikam mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Perguruan Darul Hikam juga membuka dua program tang berbeda untuk jenjang SMP dan SMA yakni program reguler dan program bilingual. Dalam penelitian ini, lokus penelitian adalah SMP Darul Hikam reguler dengan alasan pemilihan sebagaiman disampaikan pada bab terdahulu.
Kegiatan belajar mengajar di SMP Darul Hikam dilakukan oleh 34 orang guru dengan latar belakang S1 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung. Guru di SMP darul Hikam dikelompokkan tiga golongaan guru di SMP Darul Hikam yaitu GTY (Guru Tetap Yayasan). GHP (Guru Honor Penuh) dan GLB (Guru luar Biasa).
Setiap guru di SMP Darul Hikam bekerja dan mendapatkan imbalan secara finansial menurut aturan yang berlaku. Kepala SMP Darul Hikam menjelaskan:
GTY dan GHP memiliki tugas dan beban kerja yang sama. Yang berbeda adalah masa kerja yang berpengaruh pada penggajian. GHT hanya digaji 85% dari honor standar yayasan. GLB adalah guru-guru unggulan dari sekolah lain yang memiliki keinginan untuk berbagi keahlian di SMP Darul Hikam. Sistem penggajiannya menurut kesepakatan antara yayasan dengan guru tsb. Saat ini darul Hikam memiliki 3 orang GLB uang satminkalnya adalah SMP Negeri 14 dan SMA Negeri 3 Bandung. GLB sengaja didatangkan untuk memberikan sharing ilmu dan informasi terhadap guru-guru lain yang ada di Darul Hikam.
(W. KS. DH. Keb. PIP)
Secara kebetulan, di SMP Darul Hikam dikenal sebuah program unggulan dengan label yang sama dengan fokus penelitian ini yaitu TCB. TCB yang dikenal di Darul Hikam bukan kepanjangan dari Teacher Capacity Building
melainkan kepanjangan dari Taqwa Charakter Building. Program unggulan ini merupakan program pengembangan karakter yang memuat 7 nilai TCB khas SMP Darul Hikam yaitu: ikhlas, sabar, amanah, disiplin, peduli, cerdas, dan iman. Lebih jauh tentang kegiatan unggulan ini, kepala SMP Darul Hikam menjelaskan:
(12)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketujuh nilai TCB yang terdiri dari: ikhlas, sabar, amanah, disiplin, peduli, cerdas, dan iman. Biasanya disingkat ISADIP ECI....untuk memudahkan semuasiswa dan guru mengingatnya....adi diterjemahkan ke dalam 3 program pembentukan karakter siswa. Khusus untuk tahun ini profil siswa yang dikehendaki adalah: rajin sholat dan mengaji, santun dan peduli, dan pergaulan islami antara putra dan putri.
(W. KS. DH. Peng. IP)
Sama halnya dengan sekolah lainnya, SMP darul Hikam memiliki fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran yang cukup memadai. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa fasilitas pembelajaran di SMP Darul Hikam terlihat terawat, rapi, dan berfungsi. Para siswa dan guru bahkan dapat dimonitor kegiatannya setiap saat karena fasilitas CCTV yang dipasang di beberapa titik strategis.
Hal yang menarik dari layanan yang diberikan di SMP darul Hikam adalah kepuasan para siswa sebagai pelanggan utama dari sekolah ini. Tesrimoni kepuasan siswa ini dapat dijadikan salah satu bukti kualitas yang dimiliki oleh SMP Darul Hikam. Pernyataan kepuasan siswa dapat dilihat dari apa yang disampaikan oleh salah seorang perwakilan siswa SMP darul Hikan sebagai berikut:
SMP Darul Hikam ternyata sesuai dengan promosinya. Terbukti ada pembiasaan, ada kegiatan-kegiatan unggulan, dan fasilitas seperti yang dijanjikan pada brosur. Kegiatan yang dilakukan diantaranya apel pagi, sholat duha, gerakan pungut sampah, expose dari pada siswa SMP untuk SD Darul Hikam agar lulusan SD Darul Hikam mau melanjutkan ke SMP Darul Hikam. Kegiatan lain adalah pentas seni yang diselenggarakan di Dago T house yang semuanya dikelola oleh OSIS.
(W. S. DH. Dam. MS)
C. Lingkup penelitian
Penelitian berusaha menjawab pertanyaan mendasar yaitu bagaimana Teacher Capacity Building (TCB) dikelola untuk meningkatkan profesionalitas guru di sekolah. Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap guru SMPN 2
(13)
187
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung dan Darul Hikam Kota Bandung yang dinilai memenuhi kriteria untuk menjadi lokus penelitian ini.
Sebagaimana telah diuraikan pada bab terdahulu, ada empat hal yang menjadi fokus dari penelitian ini. Secara lebih khusus, fokus dari penelitian ini adalah:
1. Tahapan pengambilan kebijakan Sekolah tentang TCB yang meliputi: a. Proses identifikasi permasalahan (problem identification)
b. Proses menentukan alternative solusi yang akan diambil (alternative solution)
c. Proses memilih, menjelaskan, dan mensosialisasikan kebijakan yang diambil (policy implementation)
2. Pengelolaan TCB yang dilakukan sekolah yang meliputi: a. Perencanaan (plan)
b. Pelaksanaan (do)
c. Evaluasi (check)
d. Tindak lanjut (action)
3. Sistem penjaminan mutu (quality Assurance) dari TCB yang meliputi: a. Lembaga yang ditunjuk untuk menjamin mutu TCB
b. Instrumen yang digunakan untuk menjamin mutu c. Mekanisme penjaminan mutu
d. Penggunaan feedback dari hasil penjaminan mutu e. F ollow up penjaminan mutu
4. Dampak dari TCB yang meliputi:
a. Dampak terhadap diri guru (teacher professionalsm)
b. Dampak terhadap mutu pembelajaran (learning quality)
(14)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas, peneliti melakukan operasionalisasi konsep seperti terlihat pada tabel 3.2.
(15)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
188
OPERASIONALISASI KONSEP
Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep
No KATEGORI SUB KATEGORI UKURAN
1. Kebijakan Proses identifikasi permasalahan (problem identification) Sangat sesuai dengan standar Cukup sesuai dengan standar Kurang sesuai dengan standar Proses menentukan alternative solusi yang akan diambil
(alternative solution)
Sangat sesuai dengan standar Cukup sesuai dengan standar Kurang sesuai dengan standar Proses menjelaskan, mensosialisasikan, dan
mengoperasionalisasikan kebijakan yang diambil (policy Implementation)
Sangat sesuai dengan standar Cukup sesuai dengan standar Kurang sesuai dengan standar 2. Pengelolaan
TCB
Plan Sangat komprehensif
Cukup komprehensif Kurang komprehensif
Do Sesuai dengan rencana
Tidak sesuai dengan rencana
Check Proses monitoring menghasilkan
feedback
Proses monitoring tidak menghasilkan
(16)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Act Follow up dilakukan berdasarkan
feedback
Tidak ada follow up
3 Quality Assurance
dalam TCB
Lembaga yang ditunjuk untuk Quality Assurance dari TCB Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat
Instrumen yang digunakan dalam penjaminan mutu TCB Instrument standar Instrument tidak standar
Mekanisme penjaminan mutu TCB Mekanisme bersifat applicable
Mekanisme tidak applicable
Penggunaan feedback dari TCB Feedback diresponse seperlunya
Feedback tidak diresponse
Follow up penjaminan mutu TCB Terdapat perbaikan pada program TCB
berikut
Tidak adaperbaikan pada program TCB berikut
4 Dampak TCB Diri guru Positif
Tetap Negatif
Peningkatan mutu pembelajaran Positif
Tetap Negatif
(17)
190
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peningkatan mutu sekolah Positif
Tetap Negatif
(18)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan kisi-kisi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3
KISI-KISI PENELITIAN
Ta bel 3.3 Kisi-Kisi Penelitia n
No Kategori Sub Kategori Tujuan Teknik Pengumpulan Data Primer Data
Sekunder Indepth
interview
Observasi Studi Dokumen
1 Kebijakan
sekolah (school policy) dalam TCB
Proses identifikasi permasalahan (problem identification)
a. Untuk mengetahui Proses yang terjadi dalam
pengembangan TCB di sekolah
Alat utama: pedoman wawancara Alat bantu: perekam audio
Key person: kepala sekolah, pengurus yayasan, wakasek, komite sekolah, ketua yayasan, guru, siswa dan
Alat utama: pedoman observasi Alat bantu: audio visual aid
Tempat: ruang kepala
sekolah, ruang guru, ruang rapat, ruang layanan akademik
Alat utama: pedoman studi dokumen
Dokumen yang diteliti: Rencana Kerja sekolah (RKS), Rencana kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS), Struktur Organisasi
Informasi dari media cetak dan media elektronik
Proses menentukan alternative solusi yang akan diambil (alternative
solution)
Untuk mengetahui Jenis kegiatan yang dilakukan terkait kebijakan sekolah dalam
(19)
192
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengawas sekolah
Cara: Melalui wawancara kepada kepala sekolah, pengurus yayasan, wakasek, komite sekolah, ketua yayasan, guru, siswa dan pengawas sekolah
Cara: Melalui observasi ke sekolah
sekolah, Rencana kerja wakasek, hasil akreditasi sekolah, proposal kegiatan, hasil evaluasi kebijakan sekolah, notulen hasil rapat, kebijakan TCB tertulis yang
dikeluarkan sekolah, jadwal / agenda rapat, daftar hadir rapat, kumpulan surat masuk dan keluar
Cara: Melalui studi dokumen terhadap dokumen terkait tema
Proses menjelaskan, mensosialisasikan, dan
mengoperasionalisa sikan kebijakan yang diambil
(policy
implementation
Untuk mengetahui Implementasi
kebijakan TCB yang diberlakukan
sekolah
2 Pengelolaan
TCB
Plan Untuk mengetahui
tahapan perencanaan dalam pengelolaan TCB
Alat utama: pedoman
wawancara alat Alat bantu:
Alat utama: pedoman observasi alat bantu:
Alat utama: Pedoman studi dokumen
Informasi dari media cetak dan media
(20)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Do Untuk mengetahui
tahapan pelaksanaan dalam pengelolaan TCB
perekam audio
Key Person: kepala sekolah, pengurus yayasan, wakasek, komite sekolah, ketua yayasan, guru, siswa dan
pengawas sekolah
Cara: Melalui wawancara kepada kepala sekolah, pengurus yayasan, wakasek, komite sekolah, ketua yayasan, guru, siswa dan pengawas sekolah
audio visual aid
Tempat: ruang kepala
sekolah, ruang guru, ruang rapat, ruang layanan akademik
Cara: Melalui observasi ke sekolah
Dokumen yang diteliti: profil sekolah, EDS, SK pembagian tugas, Data guru, data siswa, program TCB di sekolah, bukti fisik
pelaksanaan TCB, bukti fisik
monitoring
pelaksanaan TCB, bukti fisik tindak lanjur dari monitoring TCB, kalender akademik, KTSP, serta data sumber daya lain. Cara: Melalui studi dokumen terhadap
elektronik
Check Untuk mengetahui
tahapan evaluasi dalam pengelolaan TCB
Action Untuk mengetahui
tahapan tindak lanjut dalam pengelolaan TCB
(21)
194
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dokumen terkait tema
3 Quality Assurance
dalam TCB
Lembaga yang ditunjuk untuk
Quality Assurance dari TCB
Untuk mengetahui Lembaga yang ditunjuk untuk
Quality Assurance dari TCB
Alat utama: pedoman
wawancara alat Alat bantu: perekam audio
Key Person: kepala sekolah, pengurus yayasan, wakasek, komite sekolah, ketua yayasan, guru, siswa dan
pengawas sekolah
Cara: Melalui wawancara kepada kepala sekolah, pengurus yayasan, wakasek,
Alat utama: pedoman observasi alat bantu: audio visual aid
Tempat:ruang kepala
sekolah, ruang guru, ruang rapat, dan fasilitas lain
Cara: Melalui observasi ke sekolah
Alat utama: Pedoman studi dokumen
Dokumen yang diteliti: SK
penunjukan lembaga penjaminan mutu TCB, instrument penjaminan mutu, SOP sistem penjaminan mutu TCB yang
digunakan, catatan
feedback yang diterima tentang program TCB, hasil Inspeksi dan dokumentasi
Informasi dari media cetak dan media elektronik Instrumen yang
digunakan dalam penjaminan mutu TCB
Untuk mengetahui Instrumen yang digunakan dalam penjaminan mutu TCB
Mekanisme penjaminan mutu TCB
Untuk
mengetahuiMekanis me penjaminan mutu TCB
Penggunaan
feedback dari TCB
Untuk mengetahui Penggunaan
(22)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komite sekolah, guru, ketua yayasan, guru, siswa dan pengawas sekola
perkembangan mutu, dan hasil survey kepuasan guru dan
stakeholder lain terhadap sistem TCB.
Cara: Melalui studi dokumen terhadap dokumen terkait tema
(23)
196
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Follow up
penjaminan mutu TCB
Untuk mengetahui
follow up
penjaminan mutu TCB
4 Dampak
TCB
Diri guru Untuk mengetahui dampak dari TCB untuk diri guru
Alat utama: pedoman
wawancara alat Alat bantu: perekam audio
Key Person: Kepala sekolah, pengurus yayasan,
Alat utama: pedoman observasi alat bantu: audio visual aid
Tempat: ruang kepala
sekolah, ruang
Alat utama: Pedoman studi dokumen
Dokumen yang diteliti: Perangkat pembelajaran guru
Informasi dari media cetak dan media elektronik Peningkatan
mutu pembelajaran
Untuk mengetahui dampak dari TCB untuk pemingkatan mutu pembelajaran Peningkatan mutu
sekolah
Untuk mengetahui dampak dari TCB untuk peningkatan
(24)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mutu sekolah wakasek, komite sekolah, ketua yayasan, guru, siswa, dan
pengawas sekolah
Cara: Melalui wawancara kepada Kepala sekolah, pengurus yayasan, wakasek, komite sekolah, ketua yayasan, guru, siswa, dan pengawas sekolah
guru, ruang rapat, ruang kelas, dan fasilitas lain
Cara: Melalui observasi ke sekolah
(program tahunan, program semester, analisis materi pembelajaran, pemetaan Kriteria Ketuntasan Minimal, analisis penilaian, silabus, RPP, penilaian, program remedial dan program pengayaan), perangkat tugas tambahan guru (yang mengurangi jam dan yang tidak mengurangi jam), sertifikat
pengembangan keprofesian yang dilakukan guru, rekapitulasi kehadiran guru, laporan
(25)
198
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keikutsertaan guru dalam kegiatan sekolah, bukti fisik publikasi ilmiah dan karya innovative guru, daftar usul kenaikan pangkat guru, data prestasi guru, data prestasi siswa, dan data prestasi sekolah. Cara: Melalui studi dokumen terhadap dokumen terkait tema
(26)
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian peneliti menetapkan teknik pengumpulan data berdasarkan tujuan (purposive) dan bersifat interaktif agar diperoleh data yang absah dan memperoleh gambaran tentang fokus penelitian dari para partisipan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan empat teknik pengumpulan data seperti dijelaskan Catherine marshall, Grechen B. Rossman dalam Sugiono (2006) yang menawarkan tiga jenis teknik pengumpulan data yang bisa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu: observasi langsung, interview, dan studi dokumen. Sedangkan alat-alat audiovisual penulis sebut sebagai alat bantu pengumpulan data.
Teknik-teknik pengumpulan data tersebut dikombinasikan untuk mendapatkan data yang valid dan memahami realitas yang multiple tentang fokus penelitian di lapangan. Mengacu pada apa yang dipaparkan di atas, pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data berupa teknik observasi, wawancara dan studi dokumen.
1. Observasi
Observasi adalah teknik yang digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat kerja para sumber data yaitu pada saat pengajuan proposal disertasi (pra penelitian), masa orientasi dan pada saat penelitian sebenarnya dilakukan yaitu pada akhir tahun 2014. Pengamatan dan peninjauan langsung dilakukan ke lokasi penelitian untuk mengetahui keadaan di lapangan serta fenomena mengenai bagaimana profesionalitas guru yang sebenarnya sampai dengan tahun 2015 bulan Desember secara berkelanjutan sesuai fokus penelitian.
Sebelum masuk ke lapangan dan berinteraksi dengan sumber data, peneliti menggunakan teknik purposive untuk memilih latar (place), pelaku (actor) serta peristiwa dan proses (activities) yang terkait dengan fokus penelitian dengan
(27)
200
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
harapkan dapat mengarahkan peneliti pada fokus dan tujuan penelitian dengan proses penelitian yang lebih efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Miles dan Huberman (2014.hlm. 48) yang menjelaskan bahwa penarikan sampel tidak hanya meliputi keputusan-keputusan tentang orang-orang mana yang akan diamati atau diwawancarai tetapi juga mengenai latar-latar, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses sosial.
Untuk pemilihan sumber data peneliti menggunakan pertimbangan bahwa sumber data akan memberikan hasil wawancara yang relevan dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah 1) Kepala sekolah, 2) pengurus yayasan, 3) komite sekolah sebagai perwakilan orang tua siswa, 4) pengawas sekolah 5) wakil kepala sekolah, 6) guru dan 7) siswa.
Pemilihan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sebelum melakukan observasi peneliti memastikan bahwa observasi terhadap latar, pelaku, dan aktifitas relevan dengan kerangka dan fokus penelitian. Tidak tertutup kemungkinan pemilihan latar, pelaku, dan aktifitas berkembang di lapangan sesuai dengan fokus penelitian.
Observasi dilakukan berdasarkan kesediaan sekolah serta sumber data. Observasi dilakukan sampai data dianggap telah cukup atau jenuh. Observasi di laksanakan pada bulan September 2014 s.d Bulan Maret 2015 dengan jadwal yang fleksibel. Observasi digunakan untuk memperoleh data dari situasi sosial yang digunakan guna menjawab rumusan masalah 1,2,3,4 dengan pedoman sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut:
(28)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PEDOMAN OBSERVASI
Tabel 3.4 Pedoman Observasi
No Sub kategori/Aspek Fokus Observasi
Tempat (place)
Pelaku (actor)
1 Tahapan Pengambilan
kebijakan sekolah (school policy) dalam TCB
- -
2 Pengelolaan TCB
Pla n Do
Check
Action
Keadaan sarana dan
prasarana sekolah
Penggunaan sarana dan
prasarana sekolah
Perawatan sarana dan
prasarana sekolah
- kepala sekolah, - pengurus yayasan, - wakasek,
- komite sekolah - pengawas sekolah
3 Qua lity Assura nce TCB
Lembaga
Instrument
Mekanisme
Feedba ck Follow up
Keadaan sarana dan
prasarana sekolah
Penggunaan sarana dan
prasarana sekolah
Perawatan sarana dan
prasarana sekolah
- kepala sekolah, - pengurus yayasan, - wakasek,
- komite sekolah - pengawas sekolah - guru
4 Dampak TCB
Terhadap guru,
terhadap mutu
pembelajaran, dan
terhadap mutu
sekolah
Keadaan sarana dan
prasarana sekolah
Penggunaan sarana dan
prasarana sekolah
Perawatan sarana dan
prasarana sekolah
- kepala sekolah, - pengurus yayasan, - wakasek,
- komite sekolah - pengawas sekolah - guru
- siswa
Data yang diambil dalam teknik observasi dicatat dalam catatan lapangan yang selanjutnya dikumpulkan berdasarkan sub kategori dan fokus penelitian. Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan format yang salah satunya digambarkan dalam tabel berikut:
(29)
202
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu CATATAN HASIL OBSERVASI
Tabel 3.5
Format catatan Hasil Observasi
Sub kategori : Pengelolaan TCB Aspek : P lan (O.P.Peng. Per.)
Tempat : Kampus SMP Darul Hikam dan SMPN 2 Bandung Lokus
Penelitian
Fokus Observasi Hasil Pengamatan Pemaknaan
SMPN 2 Bandung
Pelaku
Kepala Sekolah Wakasek Komite Sekolah Pengawas
Tempat
Keadaan sarana dan prasarana sekolah Penggunaan sarana dan prasarana sekolah Perawatan sarana dan prasarana sekolah
Sedangkan pengisian data hasil observasi dapat dilihat dalam contoh di bawah ini.
CONTOH PENGISIAN CATATAN HASIL OBSERVASI
Tabel 3.6
Contoh Pengisian Format Catatan Hasil Observasi
Sub kategori : Pengelolaan TCB (O.Peng.Do)
Aspek : Do
Tempat : Kampus SMP Darul Hikam dan SMPN 2 Bandung
Lokus Penelitian
Fokus Observasi
Hasil Pengamatan Pemaknaan
SMPN 2 Bandung
Pelaku
(30)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah kegiatan utama sekolah, belum sepenuhnya
meluangkan waktu dan kesempatan untuk menjamin tindakan dalam TCB yang bermutu seperti penijauan ulang yang disertai dengan analisis pada proses
kegiatan penjaminan
secara formal
dan terstruktur dalam
pengelolaan
TCB bermutu.
mekanisme pengelolaan diserahkan melalui delegasi. Peninjauan
ulang proses
serta
kesesuaiannya dengan rencana belum
sepeuhnya dilakukan. Dukungan dokumentasi
pada proses
pengelolaan belum ada baik untuk
penyimpanan maupun untuk alat
dokumentasi
Wakasek Fokus pada kegiatan utama dan memiliki
kewenangan terbatas untuk pengelolaan TCB Komite
Sekolah
Hanya fokus pada output TCB sebagai produk bermutu dan dampaknya pada sekolah
Pengawas Lebih fokus pada output, tidak memiliki
kesempatan dan kewenangan untuk terlibat dalam proses pengelolaan bermutu TCB secara langsung
Tempat Keadaan sarana dan prasarana sekolah
Sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan TCB belum mendapatkan peninjauan ulang kesesuaiannya dengan rencana. Kegiatan terpisah antara kegiatan di sekolah dengan di
luar sekolah. Belum ada dukungan
penyimpanan dokumentasi pengelolaan TCB bermutu
Penggunaan sarana dan prasarana sekolah
Penggunaan sarana dan sarana untuk kegiatan TCB terbatas
Perawatan sarana dan prasarana sekolah
Belum ada pengelolaan sarana –prasarana
(31)
204
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Wawancara mendalam (Indepth Interview)
Wawancara digunakan untuk memperoleh data berdasarkan pandangan para sumber data mengenai kebijakan TCB, pengelolaan penjaminan mutu dan dampak TCB. Fokus pertanyaan penelitian disesuaikan dengan pengalaman serta pengetahuan sumber data mengenai fokus penelitian. Esterberg dalam Sugiono (2006) mendefinisikan interview sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dengan wawancara peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dan menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi dimana hal ini tidak bisa ditemukan dalam observasi.
Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Untuk kesusksesan wawancara dalam tahap pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah wawancara sbb:
1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3. Mengawali atau membuka alur wawancara 4. Melangsungkan alur wawancara
5. Mengonfirmasikan ihtisar hasil wawancara
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan 7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara
Wawancara secara mendalam digunakan untuk memperoleh informasi lengkap tentang segala hal yang dipikirkan, dirasakan, direncanakan, dan dikerjakan baik oleh sumber data partisipan. Untuk memperkaya informasi dalam penelitian maka dilakukan wawancara dengan teknik sampel bola salju (snowball sampling technique).
(32)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui teknik sampel bola salju semua informasi dikumpulkan sehingga bertambah dan berkembang terus sampai pada titik jenuh (informasi tersebut telah terkumpul secara tuntas). Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang digunakan guna menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini dengan fokus pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 3.7 Fokus Wawancara
No Pertanyaan Penelitian
Fokus wawancara Sumber data
1 Tahapan
pengambilan kebijakan sekolah
(school policy)
dalam TCB
a.Bagaimana proses identifikasi
permasalahan (problem identifica tion) terjadi dalam pengambilan kebijakan TCB di SMPN 2 dan SMP Darul Hikam?
b.Bagaimana proses menentukan
alternative solusi yang akan diambil (a lterna tive solution) ya ng terjadi dalam pengambilan kebijakan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
c..Bagaimana proses memilih,
menjelaskan, dan mensosialisasikan
kebijakan yang diambil (policy
implementa tion) yangterjadi dalam
pengambilan kebijakan TCB di smp Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
Kepala sekolah,
pengawas, komite ,
yayasan, guru, tim
kerja
2 Pengelolaan TCB a.Bagaimana tahapan perencanaan (pla n)
dari pengelolaan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
b.Bagaimana tahapan pelaksanaan (do)
dari pengelolaan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
c.Bagimana tahapan evaluasi (check) dari pengelolaan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
d.Bagaimana tahapan tindak lanjut (a ction) dari pengelolaan TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
Kepala sekolah, guru
3 Qua lity Assura nce
TCB
a.Bagaimana lembaga menjamin mutu
TCB di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
b.Bagaimana instrument penjaminan mutu
TCB yang dikembangkan untuk
Kepala sekolah, guru, Tim kerja,
(33)
206
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun pedoman wawancara yang digunakan terhadap semua responden dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran disertasi. Sedangkan data yang diambil dalam teknik wawancara dicatat dalam catatan lapangan sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.8
Format Catatan Hasil Wawancara
CATATAN HASIL WAWANCARA
Nama Sekolah :... Nama Responden : ... Jabatan : ... Waktu : ...
meningkatkan profesionalitas guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
c.Bagaimana mekanisme sistem
penjaminan mutu (Qua lity Assura nce)
dari pelaksanaan TCB yang
dikembangkan untuk meningkatkan
profesionalitas guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
d.Bagaimana penggunaan feedba ck dari
hasil penjaminan mutu untuk
meningkatkan profesionalitas guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam? e.Bagaimana pelaksanaan follow up dari
penjaminan mutu pelaksanaan TCB
untuk meningkatkan profesionalitas guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
4 Dampak TCB a.Bagaimana dampak dari pelaksanaan
TCB terhadap diri guru di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
b.Bagaimana dampak dari pelaksanaan
TCB terhadap mutu pembelajaran
(lea rning qua lity), di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
c.Bagaimana dampak dari pelaksanaan
TCB terhadap mutu sekolah (school qua lity) di SMP Negeri 2 dan SMP Darul Hikam?
Kepala sekolah, guru, pengawas komite, Tim kerja,
(34)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tempat : ... Fokus wawancara : ...
No Jawaban Responsen Pemaknaan
Pengisiian catatan lapangan ini dapat dilihat dalam contoh berikut: Tabel 3.9
Contoh Pengisian Format Catatan Hasil Wawancara
CONTOH PENGISIAN CATATAN HASIL WAWANCARA
Nama Sekolah : SMPN 2 Bandung Nama Responden : Dra.
Jabatan : Wakasek Humas
Waktu : Kamis, 2 Juli 2015
Tempat : R. Wakasek SMPN 2 Bandung
No Jawaban Responsen Pemaknaan
1. Guru di SMP 2 Bandung sangat gemar mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan kompetensinya. Banyak diantara para guru ini rela mengeluarkan dana sendiri untuk mengikuti pelatihan yang penting diizinkan oleh kepala sekolah
Kesadaran guru untuk
melakukan TCB
cukup tinggi
3. Studi Dokumen
Dokumen dapat diartikan sebagai barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian berusaha mengumpulkan data melaui benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.Bogdan dalam Sugiono (2006) menyatakan bahwa pengumpulan data dengan dokumen digunakan secara luas untuk menggambarkan aktifitas, pengalaman dan kepercayaan dari subjek
(35)
208
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Hasil penelitian akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik atau seni yang telah ada.
Dokumentasi yang dikumpulkan disesuaikan dengan kerangka pemikiran dan fokus penelitian. Proses pengumpulan dokumentasi dilakukan secara terus menerus baik untuk mentriangulasi data yang diperoleh dari teknik wawancara dan observasi maupun menelusuri data-data yang sulit dikemukakan melalui wawancara atau observasi.
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dokumen tahun pelajaran 2013, 2014, dan 2015 yang ini dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.10
Fokus Dokumen yang Diperlukan
No Pertanyaan Penelitian
Jenis dokumen yang diperlukan
1 Kebijakan sekolah
(school policy)
dalam TCB
Rencana Kerja sekolah (RKS), Rencana kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS), Struktur Organisasi sekolah, Rencana kerja wakasek, hasil akreditasi sekolah, proposal kegiatan, hasil evaluasi kebijakan sekolah, notulen hasil rapat, kebijakan TCB tertulis yang dikeluarkan sekolah, jadwal / agenda rapat, dan daftar hadir rapat.
2 Pengelolaan TCB Data guru, data siswa, program TCB di sekolah, bukti fisik
pelaksanaan TCB, bukti fisik monitoring pelaksanaan TCB, bukti fisik tindak lanjur dari monitoring TCB, serta data sumber daya lain.
3 Qua lity Assura nce
TCB
SK penunjukan lembaga penjaminan mutu TCB, instrument
penjaminan mutu, SOP sistem penjaminan mutu TCB yang digunakan, catatan feedba ck yang diterima tentang program TCB, hasil Inspeksi dan dokumentasi perkembangan mutu, dan hasil survey kepuasan guru dan sta keholder lain terhadap sistem TCB.
4 Dampak TCB Perangkat pembelajaran guru (program tahunan, program semester,
analisis materi pembelajaran, pemetaan Kriteria Ketuntasan Minimal, analisis penilaian, silabus, RPP, penilaian, program remedial dan program pengayaan), Perangkat tugas tambahan guru (yang mengurangi jam dan yang tidak mengurangi jam), sertifikat pengembangan keprofesian yang dilakukan guru, bukti fisik publikasi ilmiah dan karya innovative guru, Daftar usul kenaikan pangkat guru, data prestasi guru, data prestasi siswa, dan data prestasi sekolah.
(36)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk kemudahan pengolahan data, dokumen yang dikaji dalam studi dokumen ini diberi kode dengan rincian seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.11 Pedoman Studi Dokumen
PEDOMAN STUDI DOKUMEN
Kategori Dan Nama Dokumen Kode
1. Kebijakan Sekolah dalam TCB
Rencana Kerja Sekolah (RKS) RKS
Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) RKAS
Struktur Organisasi Sekolah STRO
Program Kerja Wakasek Humas PROKER1
Program Kerja Wakasek Sarana Prasarana PROKER2
Program Kerja Wakasek Kurikulum PROKER3
Program Kerja Wakasek Kesiswaan PROKER4
Hasil Akreditasi Sekolah AKR
Proposal Kegiatan PROP
Hasil Evaluasi Kebijakan Sekolah EVKEB
Notulen Hasil Rapat NOT
Kebijakan TCB Tertulis yang Dikeluarkan Sekolah
KEBTCB
Agenda Rapat AGENDA
Daftar Hadir Rapat DHR
Kumpulan Surat Masuk/Keluar SM/K
2. Pengelolaan TCB
Profil Sekolah PROPSEK
Hasil Evaluasi Diri Sekolah EDS
Surat Keputusan Pembagian Tugas Mengajar SKKEP
Data Guru DATAG
Data Siswa DATAS
Program TCB Di Sekolah PLANTCB
Bukti Fisik Pelaksanaan TCB DOTCB Bukti Fisik Monitoring Pelaksanaan TCB CHECKTCB
Bukti Fisik Tindak Lanjur Dari Monitoring TCB
ACTTCB
Data Sumber Daya Lain SDL
KalenderAkademik Sekolah KALDIK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
(37)
210
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.Quality Assurance dalam TCB
SK Penunjukan Lembaga Penjaminan Mutu TCB
SKQA
Instrument Penjaminan Mutu INSTQA
SOP Sistem Penjaminan Mutu TCB Yang Digunakan
SOPQA Catatan F eedback yang Diterima Tentang
Program TCB
FQA Hasil Inspeksi dan Dokumentasi Perkembangan
Mutu
INSQA Hasil Survey Kepuasan Guru dan Stakeholder
Lain Terhadap Sistem TCB
SURQA 4. Dampak TCB
Program Tahunan PROTA
Program Semester PROMES
Analisis Materi Pembelajaran AML Pemetaan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Analisis Penilaian SISNIL
Silabus SIL
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP
Penilaian NIL
Program Remedial REMED
Program Pengayaan PENGA
Perangkat Tugas Tambahan Guru TTG Rekapitulasi Kehadiran Guru REKHG Bukti laporan Keikutsertaan Guru dalam
Program Sekolah
BKG Sertifikat Pengembangan Keprofesian
yang Dilakukan Guru
SERT Bukti Fisik Publikasi Ilmiah Dan Karya
Innovative Guru
PI/KI Daftar Usul Kenaikan Pangkat Guru DUPAK
Dokumen Prestasi Guru PRESGUR
Dokumen Prestasi akademik Siswa PRESIS1 Dokumen Prestasi Non Akademik Siswa PRESIS2
Dokumen Prestasi Sekolah PRESEK
Data yang diambil dalam studi dokumen dicatat dalam catatan lapangan dengan contoh pengisian sebagai mana tergambar dalam tabel berikut:
(38)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12 Catatan Studi Dokumen Contoh Pengisian Catatan Studi Dokumen
CONTOH CARA PENGISIANCATATAN STUDI DOKUMEN
Nama Sekolah : SMPN 2 Bandung
Nama Dokumen : Bukti laporan Keikutsertaan Guru dalam Program Sekolah (kegiatan IHT awal tahun ajaran)
Kode : BKG
Hari/tanggal : Jum'at, 3 Juli 2015
Tempat : Ruang Kepala SMPN 2 Bandung
Isi dokumen Pemaknaan
Undangan kegiatan IHT untuk semua guru
Undangan kegiatan IHT untuk pengawas pembina
Undangan kesediaan menjadi nara sumber untuk
nara sumber
Daftar hadir kegiatan yang ditandatangani oleh
guru yang mengikuti kegiatan dan diketahui oleh kepala sekolah
-Daftar hadir panitia kegiatan yang ditandatangani oleh setiap anggota panitia mulai dari sesi persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan
Notulen kegiatan IHT yang ditulis tangan oleh
salah seorang panitia IHT
-Foto-foto kegiatan
Sertifikat keikutsertaan guru dalam kegiatan IHT yang ditandatangani kepala bidang PSMP Disdik Kota Bandung
Sample hasil kerja guru berupa revisi RPP yang ditulis selama kegiatan IHT
Surat keterangan telah melaksanakan tugas sebagai
narasumber pada IHT di SMPN 2 Bandung untuk
Kegiatan IHT diikuti oleh semua guru di bawah
koordinasi panitia
kegiatan dengan
mengundang pengawas pembina dan diketahui
oleh pejabat Dinas
Pendidikan Kota
(39)
212
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Narasumber yang ditandatangani kepala SMPN 2
Bandung
Catatan hasil studi dokumen dikelompokkan berdasarkan kategori untuk kemudian dimaknai. Berikut adalah contoh pengisian format gabungan hasil studi dokumen berdsarkan kategori berserta pemaknaannya.
Tabel 3.13
Contoh Pengisian Catatan Studi Dokumen Berdasarkan Kategori
CATATAN HASIL STUDI DOKUMEN
Sub Kategori : Kebijakan Sekolah dalam TCB (ST.Keb.DH) Nama Sekolah : SMP Darul Hikam Bandung
Hari/tanggal : Jum'at, 10 Agustus 2015
Tempat : Ruang Kepala SMP Darul Hikam Bandung
No Kode
Dokumen Isi dokumen Pemaknaan
RKS Rencana kerja fokus pada peningkatan layanan
untuk siswa. TCB secara formal masuk dalam kegiatan untuk peningkatan kompetensi guru
Kebijakan sekolah dalam TCB tidak
dinyatakan secara eksplisit. Kebijakan sekolah fokus pada peningkatan kompetensi guru belum pada sistem penjaminan mutu
RKAS Anggaran untuk peningkatan TCB terbatas dan
perlu persetujuan yayasan.
STRO Struktur belum ada penambahan tugas atau
perwakilan manajemen yang berfungsi menjamin pelaksanaan TCB
PROKER1 Fokus pada kegiatan siswa dan orang tua serta
kerjasama dengan lembaga tinggi untuk
penyelenggaraan seminar bagi guru
PROKER2 Peningkatan sarana belajar dan dukungan fasilitas
teknologi bagi guru
PROKER3 Pengembangan kurikulum dan supervisi bagi guru
pemula melalui pengembangan kegiatan induksi
PROKER4 Fokus pada penyesuaian kesesuaian pendidikan
nilai asarama, sekolah dan orang tua
AKR Sesuai dengan harapan dan berhasil
mempertahankan akreditasi
PROP Lebih beragam dibanding tahun sebelumnya.
(40)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kompetensinya diikuti langsung dengan evaluasi kinerja
EVKEB Belum ada evaluasi kebijakan sekolah secara formal
tentang TCB. Kebijakan TCB terbukti dengan sendirinya
NOT Dokumen secara formal yang membahas TCB
belum ada. Pembahasan TCB diikutsertakan dalam program usulan peningkatan kompetensi guru
KEBTCB Belum ada kebijakan tertulis yang menyatakan
TCB. Lebih pada penekanan profesionalitas untuk menggambarkan guru berkapasitas
AGENDA Rapat TCB belum ada. rapat dengan agenda TCB
diikutsertakan pada pembahasan kinerja, evaluasi diri sekolah dan RKAS
DHR Diikuti guru perwakilan, pimpinan termasuk unsur
yayasan
SM/K Terdokumentasikan, dapat diakses, dan
dimusnahkan berdasarkan prosedur
E. Analisis Data hasil Penelitian
Salah satu prinsip analisis data kualitatif adalah data-data yang muncul bukan rangkaian angka tapi rangkaian kata-kata yang dilakukan berulang-ulang, berlanjut dan terus menerus sampai analisis dianggap cukup menjawab rumusan masalah penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti belum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.
Tahapan dalam Analisis data pada penelitian kulitatif menggunakan model interaktif. Hal ini berarti bahwa peneliti telah melakukan analisis data pada saat reduksi data, display data maupun ferivikasi dan pengambilan kesimpulan. Data-data yang diperoleh melalui wawancara, studi dokumen maupun melalui observasi dianalisis dan dilakukan reduksi untuk memisahkan data yang berguna (relevan) dan data yang kurang berguna (kurang relevan).
Proses pengumpulan data dilakukan terus menerus sampai kesimpulan terakhir dirumuskan. Display data dilakukan dengan cara menyajikan data hasil reduksi yang relevan dengan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian. Kesimpulan disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami.
(41)
214
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model interaktif yang digunakan dalam analisis data penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model interaktif dalam tahapan analisis data
Untuk menganalisis isi data yang dikumpulkan, peneliti menggunakan pendekatan analisis yang berbeda untuk masing-masing data hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
Data dari hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan teknik
P henomenology analyse. Dalam teknik ini peneliti diarahkan untuk menghasilkan analisis yang mendalam dengan cara 1) peneliti focus pada fenomena yang menjadi focus penelitian, 2) peneliti melakukan refleksi terhadap pemahaman sumber data mengenai fenomen tersebut, 3) peneliti mengumpulkan data dan melakukan presentasi guna menyesuaikan data dan hasil analisis dengan tujuan, 4) peneliti melakukan proses interaktif guna memperoleh temuan kontekstual dengan literatur yang relevan, 5) peneliti melakukan analisis secara intuitif dan kreatif dalam mengartikan data dengan melibatkan studi literatur yang relevan, dan 6) peneliti melakukan refleksi terhadap data membuat assertation dan mereview kembali serta melakukan revisi terhadap pemahaman utama peneliti
Sedangkan data yang diambil dari hasil observasi dan dokumentasi dianalisis dengan menggunakan teknik constructionist analysis. Dengan teknik analisis ini, peneliti mengkonstruksi bagaimana pemahaman serta konstruksi
(1)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kenyataan yang sering ditemui adalah bahwa dalam penelitian kualitatif, yang melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri-- melalui evaluasi diri sebarapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan. Sebuah penelitian kualitatif dapat memperoleh kepercayaan dengan mengandalkan 4 hal yaitu: credibility, transferability, defendability dan confirmability dari peneliti dan hasil penelitian tsb.
Kredibilitas sebuah penelitian kualitatif dapat dibuktikan dengan melakukan prolonged engagement, persistent observation, peer debriefing, negative case analysis, referential adequacy dan member check. Sedangkan transferability dapat ditepis dengan membuktikan bahwa hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam situasi lain dan membuktikan bahwa peneliti mampu mengangkat makna-makna esensial temuan penelitiannya dan melakukan reflektif dan analisis kritis yang ditunjukkan dalam pembahasan penelitian. Defendability dan confirmability dipenuhi dengan menyusun catatan lapangan, deskripsi data, analisis, sintesis, dan tafsiran/pemaknaan dan melaporkan proses pengumpulan data.
Untuk menghasilkan data yang memiliki keabsahan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah peneliti perlu memastikan bahwa data memiliki derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferality), ketergantungan (defendability) dan kepastian (confirmality). P engujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakuka dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Memperpanjang Masa Observasi (Prolonged Engagement)
Sebelum tahap eksplorasi dilakukan, peneliti telah melakukan pra penelitian guna mengkaji data-data mengenai hasil penilaian kompetensi guru serta sistem TCB yang ada melalui studi dokumen dan observasi.
Pada saat melakukan observasi terkait dengan fokus penelitian, peneliti terlebih dahulu memilih fokus observasi yang relevan dengan fokus pertanyaan penelitian dan kerangka berpikir. Peneliti melakukan perpanjangan observasi
(2)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk betul-betul mengenal suatu lingkungan sampai data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian dan data yang diperoleh telah jenuh.
Peneliti berusaha memperpanjang waktu penelitian dan mengecek kebenaran informasi untuk memperoleh data dan informasi yang valid yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian dilakukan secara terintegrasi untuk setiap kategori. Dalam hal ini peneliti tidak melalukan kunjungan tertentu untuk satu fokus penelitian tertentu melainkan melakukan kunjungan untuk observasi, wawancara dan studi dokumen sekaligus untuk semua kategori. Meskipun demikian kunjungan yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.15 Rencana Observasi
Fokus pertanyaan
Lokasi
SMPN 2 Bandung SMP Darul Hikam
Kebijakan Sekolah dalam TCB
2 kali kunjungan 2 kali kunjungan
Pengelolaan TCB 5 kali kunjungan 5 kali kunjungan
Quality Assurance TCB 2 kali kunjungan 2 kali kunjungan
Dampak TCB 2 kali kunjungan + survey (kuesioner)
1 kali kunjungan + survey (kuesioner)
(3)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada kenyataannya rencana penelitian yang berbasis kategori seperti yang digambarkan pada tabel 3.15 tidak dapat dilaksanakan mengingat pengumpulan data penelitian ternyata tidak bisa dipisah-pisahkan. Oleh karena itu pelaksanaan pengumpulan data penelitian dapat dinyataka didasarkan pada teknik pengumpulan data meskipun sebenarnya tidak sangat terpisah antara teknik yang satu dengan teknik yang lain.
Tabel 3.16 Pelaksanaan Penelitian
No Teknik Pengumpulan
Data
Lokasi SMPN 2
Bandung
SMP Darul Hikam Bandung
1. Observasi 2 kali
kunjungan
2 kali kunjungan
2 Wawancara 2 kali
kunjungan
2 kali kunjungan
3 Studi Dokumen 2 kali
kunjungan
2 kali kunjungan
2. Pengamatan yang Terus Menerus (Persistent Observation)
Pengamatan yang Terus Menerus (persistent observation) adalah pengamatan terhadap perilaku, proses, peristiwa maupun sumber data dilakukan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan data. Pengamatan dibantu dengan alat audio visual agar peneliti dapat memperhatikan fenomena yang terjadi di lapangan secaralebih cermat, terinci dan mendalam.
Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan deskripsi yang cermat dan terinci mengenai fenomena tentang Teacher Capacity Building untuk meningkatkan profesionalitas guru.
(4)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interaksi dengan sumber data tetap dilakukan baik secara formal maupun informal untuk memastikan bahwa pada saat data dianggap kurang kredibel maka pengamatan tetap dapat dilanjutkan terhadap unit analisis yaitu Teacher Capacity Building untuk untuk meningkatkan profesionalitas guru.
3. Membicarakan dengan Orang Lain (Peer Debriefing)
Untuk menghasilkan model konseptual dari hasil penelitian maupun data-data hasil penelitian, peneliti melakukan diskusi untuk memperoleh pandangan kritis baik dengan para praktisi pendidikan maupun para pengambil kebijakan tentang Teacher Capacity Building untuk untuk meningkatkan profesionalitas guru.
Diskusi tersebut bertujuan untuk memperoleh masukan dan pertanyaan-pertanyaan tajam, yang menantang rasionalitas maupun asumsi maupun keterbatasan dalam model yang dikonsepkan oleh peneliti serta kebenaran penelitian. Jadwal untuk membicarakan fokus penelitian dilakukan berdasarkan kesediaan sumber data.
4. Menggunakan Bahan Referensi (Referential Adequacy)
Untuk meningkatkan kredibilitas peneliti menginterpretasikan hasil penelitian karena peneliti adalah instrument utama. Peneliti melakukan studi literatur terhadap buku-buku terkait penelitian yang dilakukan, meneliti jurnal-jurnal terkait, dan menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian atau dokumen-dokumen lain yang diambil sesuai izin informan, sehingga informasi yang didapatkan memiliki validitas tinggi.
5. Mengadakan Member Check
Setelah data-data dinarasikan, peneliti melakukan member check dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang merupakan tempat sumber data berada. Member check dilakukan pada akhir wawancara dengan hanya menanyakan garis
(5)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
besar dari fokus penelitian. Member check ini dilakukan dengan maksud agar partisipan memberikan konfirmasi memperbaiki bila ada kekeliruan, atau menambahkan apa yang masih kurang.
Member cek dilakukan terhadap para partisipan untuk menguji kesesuaian kembali data yang disampaikan. Tujuan member check ialah agar informasi yang penulis peroleh dan gunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan.
Untuk meningkatkan validitas data yang diperoleh, peneliti mengurangi campur tangan pendeskripsi artinya peneliti lebih banyak mengutip deskripsi yang kongrit dan tepat dari lapangan dan penjelasan wawancara yang digunakan sebagai data. Peneliti mempresentasikan hasil kutipan secara langsung dari partisipan untuk menjelaskan makna yang dimaksudkan oleh partisipan Untuk menguji keabsahan data, peneliti juga melakukan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik yang menggabungkan berbagai teknik yang ada. Susan stainback dalam Sugiono (2006) menyatakan bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
Dalam penelitian ini trianggulasi terutama digunakan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen adalah adalah betul betul data yang pasti dan dapat dipertanggunjawabkan.Data hasil observasi atau wawancara akan dicek kebenarannnya denga nmenggunakan teknik dokumentasi dan berlaku sebaliknya. Proses triangulasi berlangsung terus menerus sampai data dianggap telah memiliki kebenaran ilmiah.
Untuk triangulasi sumber data (partisipan) peneliti melakukan pengecekan berdasarkan apa yang disampaikan oleh sumber data yang berbeda. Tujuan triangulasi ialah mencek kebenaran data yang diperoleh mengenai pertanyaan penelitian kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan keterangan terhadap fenomena sosial yang ada dengan membandingkannya dengan data-data yang diperoleh dari sumber lain.
(6)
Elis Rosdiawati, 2016
PENGELOLAAN TEACHER CAPACITY BUILD ING (TCB) UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU
D I TINGKAT SEKOLAH