ORGAN PERSEROAN TERBATAS Analisis Data

BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PRINSIP

CORPORATE OPPORTUNITY YANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

A. ORGAN PERSEROAN TERBATAS

Ketentuan-ketentuan yang memuat persyaratan konstitutif badan hukum dapat ditemukan dalam anggaran dasar dan atau peraturan perundang-undangan yang menunjuk orang-orang yang mana yang dapat bertindak untuk dan atas nama tanggung jawab badan hukum. 41 Orang-orang tersebut disebut sebagai organ badan yang merupakan suatu esensial organisasi itu. 42 Menurut ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan: “Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham; Direksi; dan Dewan Komisaris.” Jadi, Organ Perseroan Terbatas terbagi atas 3 tiga bagian antara lain sebagai berikut:

a. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS

Rapat Umum Pemegang Saham RUPS yang dimaksud dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakankan: 41 Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum Dagang, Yogyakarta : FH UII Press, 2006, hal. 49. 42 Ali Ridho, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan Koperasi, Yayasan, Wakaf, Bandung : Alumni, 1986, hal. 17. Universitas Sumatera Utara “Rapat Pemegang Umum Saham yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan undang-undang ini dan atau anggaran dasar.” 1. Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Rapat Umum Pemegang Saham RUPS mempunyai segala wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang perseroan dan anggaran dasar. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS berhak memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan dari Direksi dan atau komisaris. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS diadakan ditempat kedudukan perseroan atau tepat perseroan melakukan kegiatan usahanya, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar, tempat tersebut harus terletak di wilayah Negara Republik Indonesia. 43 Setiap pemegang saham mempunyai hak untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Undang-Undang Perseroan pada masa modern mengatur ketentuan yang mengatur ketentuan yang menegaskan hak tersebut. Begitu juga dengan Anggaran Dasar AD Perseroan, mengatur ketentuan Perseroan harus mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS paling tidak satu kali satu tahun. Pada dasarnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS pemegang saham melakukan kontrol atas jalannya kepengurusan Perseroan yang dilakukan 43 Frans Satrio Wicaksono, Op. Cit, hal. 4. Universitas Sumatera Utara Direksi. 44 Di dalam perseroan, jabatan pemegang saham bukanlah pemegang kedaulatan tertinggi namun acapkali digunakan untuk mempengaruhi kebijakan perseroan. Sehingga di dalam perseroan seharusnya peegang saham tidak mempunyai kekuasaan sama sekali di luar forum, namun para pemegang saham baru mempunyai kekuasaan atas Peseroan Terbatas PT, apabila mereka dalam suatu ruangan pertemuan atau forum yang dinamakan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 45 Batas-batas dan ruang lingkup kewenangan yang dapat dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dalam suatu Perseroan Terbatas PT, antara lain sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tidak dapat mengambil keputusan yang bertentangan dengan hukum yag berlaku dan ketentuan dalam anggaran dasarnya meskipun anggaran dasar dapat diubah oleh Pemegang Umum Saham RUPS asal memenuhi syarat untuk itu. 2. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tidak boleh mengambil keputusan yang bertentangan dengan kepentingan yang dilindungi oleh hukum, yaitu kepentingan stakeholders, seperti pemegang saham minoritas, karyawan, kreditor, masyarakat sekitar dan lain sebagainya. 44 M. Yahya Harahap, Op. Cit, hal. 305, yang dikutip dari James D. Cox, Thomas Lee Hazen, Hedge O’ Neal, Corporations, Alpen Law Business, 1977, hal. 306. 45 Handri Raharjo, Hukum Perusahaan, Jakarta : Pustaka Yustisia, 2009, hal. 91. Universitas Sumatera Utara 3. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tidak boleh mengambil keputusan yang merupakan kewenangan Direksi dan Dewan Komisaris, sejauh kedua organ perusahaan tersebut tidak menyalahgunakan kewenangannya. 46 2. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Rapat Umum Pemegang Saham RUPS memiliki beberapa kewenangan, antara lain sebagai berikut: a. Pasal 19 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tentang perubahan anggaran dasar yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. b. Pasal 38 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tentang pembelian kembali saham atau pengalihannya hanya boleh dilakukan berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. c. Pasal 41 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tentang penambahan modal perseroan dilakukan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. d. Pasal 44 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tentang pengurangan modal perseroan. 46 Munir Fuady, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, Bandung : CV Utomo, 2005, hal. 126-127. Universitas Sumatera Utara e. Pasal 64 Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tentang memberikan persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan atau perhitungan keuangan f. Pasal 69 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tentang persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan dewan komisaris dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. g. Pasal 71 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tentang penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. h. Pasal 105 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tentang penetapan mengenai penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan. i. Pasal 123 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tentang penetapan pembubaran perseroan. 3. Bentuk Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Menurut Pasal 78 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan: 1. RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya. 2. RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku berakhir. 3. Dalam RUPS tahunan, harus diajukan semua dokumen dari laporan tahunan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat 2. 4. RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan. Universitas Sumatera Utara a. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan annual general meeting Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tahunan bertujuan memberikan penilaian dan pengambilan keputusan atas laporan Direksi mengenai kegiatan Perseroan Terbatas dan hasil-hasilnya pada tahun yang lalu dan rencana kegiatan tahun berikutnya. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat enam bulan setelah tahun buku berakhir. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tahunan harus diajukan semua dokumen dari laporan tahunan perseroan. b. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS lainnya RUPS luar biasaextraordinary general meeting Rapat Umum Pemegang Saham RUPS luar biasa bertujuan untuk membahas dan mengambil keputusan atas masalah-masalah yang timbul mendadak dan memerlukan penanganan segera maka akan menghambat operasionalisasi Perseroan Terbatas. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS lainnya ini dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan perseroan.

b. Direksi

Direksi merupakan salah satu organ penting dalam kepengurusan dan kepentingan perseroan. Persyaratan sebagai Direksi merupakan suatu hal atau ketentuan yang harus dipenuhi dan bersifat penting dalam suatu perseroan terbatas, sehingga Direksi yang dipilih dan diangkat dapat diharapkan menjalankan dan Universitas Sumatera Utara memenuhi tujuan dan maksud perseroan nantinya. Bila di lihat dari pengaturan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD, tidak terdapat pengaturan mengenai persyaratan untuk menjadi Direksi dalam suatu Perseroan. Sedangkan, didalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengatur secara tegas mengenai suatu persyaratan yang harus dipenuhi menjadi Direksi dalam suatu Perseroan Terbatas. Untuk pertama kalinya, diangkat oleh para pendiri, hal mana disebutkan dalam akta pendirian. Selanjutnya, diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 48 Direksi merupakan pengurus perseroan yang bertindak untuk dan atas nama perseroan. Dengan kata lain, Direksi adalah dewan direktur yang dapat terdiri dari satu atau beberapa orang direktur. Oleh karena itu, bila Direksinya terdiri dari beberapa orang maka salah satunya menjadi direkstur utama atau presiden direktur sedangkan yang lain menjadi direktur atau wakil direktur. Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun dana dan atau mengelola dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, atau perseroan terbuka wajib mempunyai paling sedikit dua orang anggota Direksi. Dalam hal Direksi terdiri atas dua anggota Direksi atau lebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang saham RUPS. 48 C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia, Aspek Hukum dalam Ekonomi, Jakarta : Pradnya Paramita, 2005, hal. 101. Universitas Sumatera Utara 1. Pengertian Direksi Pengertian Direksi yang dimaksud dapat di lihat dalam Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa Direksi adalah: “ organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.” Sehingga, Direksi dapat dikatakan sebgai perwakilan daripada perseroan. Perwakilan adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan seseorang untuk kepentingan orang atau pihak lain, serta untuk dan atas nama pihak tersebut. 49 2. Syarat-Syarat Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi Pertama kali, pengangkatan anggota Direksi telah dicantumkan didalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas, hal ini dapat di lihat dalam Pasal 8 ayat 2 huruf b Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan: “ nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat.” 49 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Perseroan Terbatas, Jakarta : Forum Sahabat, 2008, hal. 63. Universitas Sumatera Utara Hal ini merupakan suatu kebiasaan yang menjadi ketentuan umum dalam suatu akta pendirian Perseroan Terbatas yang memuat susunan dan nama anggota Direksi yang pertama kali memimpin Perseroan Terbatas sejak didirikan, dan Anggaran Dasar AD, memuat ketentuan mengenai cara pemilihan, pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota Direksi dan Komisaris. Direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab dan yang bertugas untuk melaksanakan dan menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan, serta Direksi merupakan perwakilan perseroan baik di dalam pengadilan maupun di luar pengadilan. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik in good faith dan penuh tanggung jawab full sense of responbility menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan. apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya, maka ia bertanggung jawab penuh secara pribadi. 50 Berdasarkan ketentuan Pasal 93 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan: 1. Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya pernah: a. dinyatakan pailit; b. menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah c. menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit; atau dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. 50 I. G. Rai Widjaja,Op. Cit, hal. 109. Universitas Sumatera Utara 2. Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak mengurangi kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 3. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan. Adapun kegunaan dari ketentuan persyaratan pengangkatan Direksi ini untuk membantu dalam usaha pengelolaan perseroan terbatas ecara sehat untuk mencapai tujuan pendirian perseroan terbatas. Dan yang mengangkat anggota Direksi adalah Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 51 Ketentuan mengenai pengangkatan Direksi oleh RUPS ini tidak ditemukan secara tegas dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD, tetapi terdapat suatu ketentuan Pasal 44 KUHD yang menyebutkan: ’ Tiap-tiap Perseroan Terbatas harus diurus oleh beberapa pengurus, kawan- kawan peserta atau lain-lainnya semua itu harus diangkat oleh para pesero, dengan atau tidak mendapat upah, dan dengan atau tidak dengan diawasi oleh beberapa Komisaris.” Mengenai pemberhentian Direksi dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 105 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang berbunyi: 1. Anggota Direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya. 2. Keputusan untuk memberhentikan anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam RUPS. 3. Dalam hal keputusan untuk memberhentikan anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan keputusan di luar RUPS sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91, anggota Direksi 51 Pasal 94 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Nomor 106 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756. Universitas Sumatera Utara yang bersangkutan diberi tahu terlebih dahulu tentang rencana pemberhentian dan diberikan kesempatan untuk membela diri sebelum diambil keputusan pemberhentian. 4. Pemberian kesempatan untuk membela diri sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut. 5. Pemberhentian anggota Direksi berlaku sejak: a. ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat 1; b. tanggal keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat 3; c. tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat 1; atau d. tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat 3. Anggota Direksi yang diberhentikan terlebih dahulu diberikan kesempatan untuk membela diri didepan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Pemberhentian terhadap Direksi ada dua macam pemberhentian anggota Direksi, yaitu: 1. Pemberhentian seterusnya Pemberhentian itu dengan didasarkan alasan yang sudah jelas. Sudah tentu pemberhentian tersebut ada kaitannya dengan kesalahan yang dilakukan oleh anggota Direksi yang bersangkutan. Kesalahan anggota Direksi tidak terlepas dari ketentuan menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan tidakkurang bertanggung jawab terhadap kepentingan dan usaha perseroan. 52 Dalam pemberhentian ini, RUPS dapat memberhentikan Direksi tanpa menunggu pembelaan dari Direksi, apabila Direksi tidak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 2. Pemberhentian Sementara Pemberhentian yang didasarkan untuk sementara waktu. Karena sifatnya sementara, maka pemberhentian itu nantinya dengan keputusan Rapat Umum 52 Gatot Supramono, Op. Cit, hal. 91. Universitas Sumatera Utara Pemegang Saham RUPS dapat berakibat anggota Direksi bersangkutan dapat bekerja kembali menjalankan tugasnya atau diberhentikan seterusnya. 53 Dalam pemberhentian sementara waktu ini tidak selalu dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, namun dapat dilakukan oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya. 54 Pemberhentian sementara tersebut dapat ditolak atau diterima menjadi pemberhentian tetap oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 55 Selain karena pemberhentian oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, seorang Direksi dapat berhenti dari jabatannya karena sebab-sebab sebagai berikut: a. Masa jabatannya telah berakhir dan tidak lagi diangkat untuk masa jabatan berikutnya. b. Berhenti atas permintaaan direktur yang bersangkutan, dengan atau sebab apapun. c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Direksi sebagimana diatur dalam anggaran dasar atau dalam perundang-undangan yang berlaku. d. Direktur secara pribadi dinyatakan pailit oleh pengadilan. e. Sakit terus-menerus yang dapat menghambat pelaksanaan tugas direktur. f. Menderita tekanan mental atau gangguan jiwa yang dapat menghambat pelaksanaan tugas direktur. 53 Ibid, hal. 93. 54 Pasal 106 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Nomor 106 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756. 55 Munir Fuady Munir Fuady II, Op. Cit. hal. 57. Universitas Sumatera Utara g. Dihukum penjara karena bersalah dalam waktu yang relatif lama sehingga dapat menghambat pelaksanaan tugas direktur. h. Meninggalkan tugas atau menghilang tanpa berita secara terus menerus. 56 3. Kewajiban Direksi Perseroan Secara umum kewajiban Direksi adalah mengurus dan mengelola perseroan, dan mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Anasitus Amanat, membagi kewajiban Direksi dalam dua kategori, yaitu: 57 1. Kewajiban yang berkaitan dengan perseroan. 2. Kewajiban yang berkaitan dengan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Ada beberapa kewajiban Direksi apabila ditinjau dari Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, antara lain sebagai berikut: a. Dalam Pasal 100 ayat 1 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan: “Direksi wajib: a. membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan risalah rapat Direksi; b. membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam undang- undang tentang Dokumen Perusahaan; dan c. memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dan dokumen Perseroan lainnya.” 56 Ibid, hal 62. 57 Anasitus Amanat, Pembahasan Undang-Undang Perseroan Terbatas 1995 dan Penerapannya Dalam Akta Notaris Jakarta : Rajawali pers, 1996, hal. 130-132. Universitas Sumatera Utara b. Dalam Pasal 101 ayat 1 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan: “Anggota Direksi wajib melaporkan kepada Perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam Perseroan dan Perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus.” c. Dalam Pasal 102 ayat 1 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan: “Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk: a. mengalihkan kekayaan Perseroan; atau b. menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan; yang merupakan lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.”

c. Dewan Komisaris

Pengertian Dewan Komisaris yang dimaksud dapat di lihat dalam Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa Dewan Komisaris adalah: “Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.” Komisaris sebagai organ disebut sebgai Dewan Komisaris, dan komisaris sebagai orang perorangan disebut sebagai anggota komisaris. 1. Pengangkatan dan Masa Tugas Dewan Komisaris Universitas Sumatera Utara Mengenai pengangkatan dan persyaratan yang harus dipenuhi orang perorangan untuk diangkat menjadi dewan komisaris dapat di lihat dalam Pasal 110 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan: 1. Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya pernah: a. dinyatakan pailit; b. menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit; atau c. dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. 2. Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak mengurangi kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 3. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS. Untuk pertama kali pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh pendiri dalam akta pendirian dan diangkat untuk jangka waktu tertentu dan dapat diangkat kembali. Dalam Anggaran Dasar perseroan mengatur tata cara pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris serta dapat juga mengatur tentang pencalonan anggota Dewan Komisaris. Keputusan RUPS mengenai pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris juga menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian tersebut. Dalam hal RUPS tidak menentukan saat mulai berlakunya pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris, pengangkatan, penggantian, dan Universitas Sumatera Utara pemberhentian mulai berlaku sejak ditutupnya RUPS. Dalam hal terjadi pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris, Direksi wajib memberitahukan perubahan tersebut kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal keputusan RUPS tersebut. Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud diatas, Menteri dapat menolak setiap pemberitahuan tentang perubahan susunan Dewan Komisaris selanjutnya yang disampaikan kepada Menteri oleh Direksi. 58 Pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang tidak memenuhi persyaratan memiliki konsekuensi batal karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Anggota Dewan Komisaris lainnya yang dimaksud adalah anggota Dewan Komisaris di luar anggota Dewan Komisaris yang pengangkatannya batal. Dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak diketahui, Direksi harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dalam surat kabar dan memberitahukannya kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan. Perbuatan hukum yang telah dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris untuk dan atas nama Dewan Komisaris sebelum pengangkatannya batal, tetap mengikat dan menjadi tanggung jawab Perseroan. 59 58 Pasal 111 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Nomor 106 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756. 59 Pasal 112 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Nomor 106 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756. Universitas Sumatera Utara 2. Fungsi dan Kewajiban Dewan Komisaris Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud diatas dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, yakni pengawasan dan pemberian nasihat yang dilakukan oleh Dewan Komisaris tidak untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu, tetapi untuk kepentingan Perseroan secara menyeluruh dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Dewan Komisaris terdiri atas 1 satu orang anggota atau lebih. Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 satu orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Terdapat perbedaan yang sangat jelas diantara anggota Direksi dan Dewan Komisaris, dimana anggota Direksi bertindak sendiri-sendiri dalam menjalankan tugas sebagai Direksi, sedangkan Dewan Komisari tidak dapat bertindak secara sendiri-sendiri dalam menjalankan tugas Dewan Komisaris, kecuali berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan menghimpun danatau mengelola dana masyarakat, Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat atau Perseroan Terbuka wajib mempunyai paling sedikit 2 dua Universitas Sumatera Utara orang anggota Dewan Komisaris. 54 Artinya Perseroan Terbuka memerlukan pengawasan dengan jumlah anggota dewan Komisaris yang lebih besar karena menyangkut kepentingan masyarakat. Kewajiban Dewan Komisaris di atur dalam Pasal 116 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan: Dewan Komisaris wajib: a. membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya; b. melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya danatau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain; dan c. memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS. 3. Kewenangan Dewan Komisaris Kewenangan Dewan Komisaris berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas terbagi atas beberapa bagian antara lain: 1. Dalam Pasal 106 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan: “Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya. Artinya Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk memberhentikan Direksi untuk sementara.” 2. Dalam Pasal 106 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan: 54 Pasal 108 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Nomor 106 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756. Universitas Sumatera Utara 1. Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, Dewan Komisaris dapat melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu. 2. Dewan Komisaris yang dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu melakukan tindakan pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang, dan kewajiban Direksi terhadap Perseroan dan pihak ketiga. Apabila Direksi tidak ada atau berhalangan karena suatu sebab, misalnya mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan atau berhalangan, atau diberhentikan sementara, komisaris dapat bertindak sebagai pengurus yang dalam hal ini semua ketentuan mengenai hak, wewenang, dan kewajiban Direksi terhadap perseroan dan pihak ketiga berlaku untuk komisaris tersebut. 2. Dalam Pasal 121 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan: a. Dalam menjalankan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108, Dewan Komisaris dapat membentuk komite, yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris. b. Komite sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Artinya Dewan Komisaris berwenang untuk membentuk komite, yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris dan komite ini bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

B. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN

Dokumen yang terkait

Kedudukan Dan Tanggung Jawab Komisaris Independen Pada Perseroan Terbuka Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (Riset : PT. Central Proteinaprima Tbk.)

0 44 131

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PRINSIP CORPORATE OPPORTUNITY YANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 3 43

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 (Studi Pada PT. Mondrian Klaten).

0 0 11

TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM HAL TERJADI PELANGGARAN TERHADAP ANGGARAN DASAR PERSEROAN MAUPUN PIHAK KETIGA DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DIKAITKAN DENGAN PRINSI.

0 0 1

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1

EKSISTENSI DOKTRIN PIERCING THE CORPORATE VEIL DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS TERHADAP TANGGUNG JAWAB DIREKSI ATAS TERJADINYA KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS.

0 0 13

Analisis Penderivasian Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 0 14