Analisis Regresi Berganda Penaksiran Parameter Regresi dengan Variabel Dummy

Regresi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton, pada penelitiannya terhadap manusia. Penelitian tersebut membandingkan antara tinggi anak laki-laki dan tinggi badan orang tuanya. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel tinggi badan anak terhadap suatu variabel yang lain tinggi orangtua. Pada perkembangan selanjutnya, analisa regresi digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut Algifari,2000. Secara umum, model regresi sederhana dapat dituliskan dalam bentuk : 2.4 Model regresi sederhana 2.4 untuk populasi di atas dapat ditaksir berdasarkan sampel acak yang berukuran n dengan model regresi untuk sampel yaitu: 2.5 Dengan : Variabel Tak bebas Variabel bebas explanatory variable Nilai intercept koefisien Regresi penduga parameter sisaan

2.7.1 Analisis Regresi Berganda

Dalam analisis regresi berganda terdapat satu variabel tak bebas dan dua atau lebih variabel bebas. Secara umum, persamaan regresi berganda dapat dibuat dalam bentuk berikut: untuk populasi 2.6 untuk sampel 2.7 Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Metode Matriks

2.7.2.1 Konsep Dasar dan Definisi Matriks

Pangeran Sianipar, 2008. Aljabar Linier Matriks ialah susunan berbentuk empat persegi panjang dari elemen-elemen bilangan-bilangan yang terdiri dari beberapa baris dan kolom dibatasi dengan tanda kurung, seperti bentuk : Atau disingkat dengan : Disebut matriks tingkat , karena terdiri dari baris dan kolom. Setiap disebut unsur elemen dari matriks, sedangkan dan berturut-turut menyatakan baris dan kolom. Jadi elemen terdapat pada baris ke- dan kolom ke- . Pasangan bilangan disebut ukuran atau bentuk dari matriks .

2.7.2.2 Transpos Suatu Matriks

Jika baris-baris dan kolom-kolom dari suatu matriks dipertukarkan baris pertama menjadi kolom pertama dan seterusnya , maka diperoleh suatu matriks yang disebut transpos matriks. Transpos suatu matriks A, dilambangkan dengan , ialah matriks yang diperoleh dari A dengan mempertukarkan baris dengan lajurnya. Jadi bila Universitas Sumatera Utara A = maka =

2.7.2.3 Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Dua matriks yang berukuran sama dapat dijumlahkan maupun dikurangkan dengan menambahkan ataupun mengurangkan unsur yang sesuai. sebagai contoh bila A= dan B= Maka Sedangakan

2.7.2.4 Perkalian Matriks

Perkalian dua matriks hanya dapat dikerjakan bila keduanya memenuhi sifat tertentu dan perkalian itu dikerjakan dengan cara yang tertentu pula. Dua matriks bujur sangkar yang berukuran sama selalu dapat diperkalikan. Sedangkan perkalian AB hanya memenuhi arti bila banyaknya lajur A sama dengan banyaknya baris B. Jadi bila A dinyatakan dengan a ij dan unsur B dinyatakan dengan b jk maka unsur C=AB adalah Perhatikan bahwa pada umumnya AB ≠BA Bila A= dan B= Maka AB = Universitas Sumatera Utara Dalam perkalian ini, BA tidak dapat dilakukan tidak terdefenisi . akan tetapi bila A dan B setangkup dan perkalian AB terdefenisi maka AB=BA. Perkalian suatu matriks dengan matriks satuan akan menghasilkan matriks itu sendiri.

2.7.2.5 Invers Suatu Matriks

Misalkan A suatu matriks bujur sangkar p×p. Suatu matriks B ukuran p×p disebut inversi balikan dari A bila dipenuhi . Lambang yang biasa digunakan untuk inversi adalah , jadi . Tidak mudah menghitung inversi suatu matriks kecuali bila ukurannya kecil seperti 2×2, atau bila bentuknya amat sederhana. Untuk matriks dengan ukuran yang lebih besar dan bentuknya tidak sederhana biasanya perhitungan inversnya dikerjakan dengan komputer.

2.7.2.6 Determinan Matriks

Determinan adalah suatu skalar angka yang diperoleh dari suatu matriks bujur sangkar selalui operasi khusus. Disebut operasi khusus karena dalam proses penurunan determinan dilakukan perkalian-perkalian. Determinan dinotasikan dengan tanda | |. Salah satu cara dalam perhitungan determinan, adalah dengan menggunakan metode Pivot. Bila A= Maka Dengan banyakny kolom Universitas Sumatera Utara

2.7.2.7 Minor dan Kofaktor suatu Determinan

Diketahui suatu determinan dari suatu matriks A tingkat n. Jika elemen-elemen dari baris ke- dan kolom ke- semuanya dikeluarkan akan terdapat suatu determinan dari matriks tingkat , yang disebut minor pertama dari matriks A yang ditulis dengan . Harga dari minor ditulis dengan , disingkat dengan dari elemen , jadi : Contoh. Bila A= Minor dari A adalah dan seterusnya sampai Sehingga kofaktornya adalah dan seterusnya sampai Universitas Sumatera Utara

2.7.3 Penaksiran Parameter

Untuk mendapatkan taksiran parameter dari sampel dapat dilakukan dengan taksiran OLS ordinary least square, yaitu dengan cara meminimumkan nilai sisaan . Persamaan 2.6 ditulis kembali yaitu 2.8 2.9 Untuk mencari dilakukan dengan meminimumkan jumlah kuadrat galat Dengan menurunkan S secara parsial terhadap dan samakan dengan nol maka: 2.10 Setelah disusun kembali dan mengganti semua parameter dengan penaksirnya, sistem persamaan ini dapat ditulis dalam persamaan normal yaitu: Universitas Sumatera Utara 2.11 Jika persamaan normal dibentuk dalam bentuk matriks maka persamaan 2.11 menjadi : 2.12 Dengan menyelesaikan persamaan 2.12 diperoleh : Dalam bentuk matriks dapat dituliskan Dalam persamaan regresi linear jika terdapat selisih Y dan maka selisih tersebut disebut dengan kesalahan penggangu atau kekeliruan yaitu kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor lain selain X i yang mempengaruhi Y akan tetapi belum Universitas Sumatera Utara diperhitungkan tidak dimasukkan dalam persamaan ukuran tersebut dapat dihitung oleh kekeliruan baku taksiran , yang dapat ditentukan dengan rumus : 2.13 Dengan : nilai data hasil pengamatan nilai hasil regresi banyak sampel banyak variabel bebas

2.7.4 Regresi dengan Variabel Dummy

Dalam analisis regresi, seringkali variabel penjelas tidak hanya dipengaruhi oleh variabel yang bersifat kuantitaf, tetapi bisa juga dipengaruhi oleh variabel yang bersifat kualitatif. Variabel yang bersifat seperti : jenis kelamin, suku, agama, kejadian politik dan lain-lain tersebut perlu dibuat kuantitatif dengan membentuk variabel baru yang bernilai 0 dan 1. Dimana 0 menunjukkan ketidakhadiran ciri tersebut, sedangkan 1 menunjukkan adanya ciri tersebut. sedangkan untuk pemberian 0 dan 1 untuk setiap kategori diberikan sembarang arbitrary. Variabel dummy dapat digunakan dalam model regresi semudah variabel kuantitatif. Dalam sebuah model regresi, bisa saja semua variabel prediktor merupakan variabel dummy , atau gabungan dari variabel kuantitatif dan dummy, sebagaimana dituliskan dalam persamaan regresi berikut: Dengan mengasumsikan bahwa , maka diperoleh nilai ekspektasi dari variabel respon untuk masing-masing sebagai berikut : untuk D=0 dan Universitas Sumatera Utara untuk D=1 Dengan kata lain bahwa fungsi dalam hubungannya dengan mempunyai kemiringan yang sama tetapi intersep berbeda untuk tiap-tiap Dalam regresi dengan variabel dummy, jika suatu variabel kualitatif mempunyai m kategori, maka digunakan hanya m-1 variabel dummy. Jika tidak dipenuhi, maka akan terjadi multikolinearitas perfect multicolinearity.

2.7.5 Membandingkan Dua Regresi

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kemampuan Numerik Dan Sikap Terhadap Nilai Matematika Siswa/Siswi Kelas Xi Berdasarkan Jurusan Di Sma Negeri 1 Pollung Menggunakan Model Regresi Dengan Variabel Dummy

7 93 60

Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Ambulu Berdasarkan Kemampuan Matematika

3 31 6

Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Ambulu Berdasarkan Kemampuan Matematika;

6 64 180

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember

0 15 19

Identifikasi Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas XIA-4 SMA Negeri 1 Ambulu

4 13 97

Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Dan Two Stay Two Stray Dengan Kemampuan Awal Di Sma Negeri 1 Terbanggi Besar

0 0 12

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Antara Iklim Sekolah Dan Harga Diri Dengan Perilaku Kekerasan Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri Karangpandan

0 0 14

Pengaruh Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional Dan Sikap Nasionalisme Terhadap Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas Xi Ips Di Sma Batik 1 Surakarta Tahun 2015/2016

0 0 14

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Matematika - Analisis Perbandingan Kemampuan Numerik Dan Sikap Terhadap Nilai Matematika Siswa/Siswi Kelas Xi Berdasarkan Jurusan Di Sma Negeri 1 Pollung Menggunakan Model Regresi Dengan Variabel Dummy

0 0 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Perbandingan Kemampuan Numerik Dan Sikap Terhadap Nilai Matematika Siswa/Siswi Kelas Xi Berdasarkan Jurusan Di Sma Negeri 1 Pollung Menggunakan Model Regresi Dengan Variabel Dummy

0 0 7