Fakultas Ekonomi dan Akuntansi Fakultas Sains dan Agribisnis Kewirausahaan

Tabel 1.3 Jumlah Anggota Komunitas UINPreneurs NO Fakultas Jumlah 1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 22 orang 2. Fakultas Adab dan Humaniora 7 orang 3. Fakultas Syariah dan Hukum 10 orang 4. Fakultas Ushuludin dan Filsafat 2 orang 5. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi 14 orang 6. Fakultas Sains dan Teknologi 12 orang 7. Fakultas Dirasat Islamiyah 1 orang 8. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 8 orang 9. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 1 orang TOTAL 77 orang Sumber : Laporan penerimaan anggota Komunitas UINPreneurs, 10 Januari 2015 Sesuai dengan latar belakang, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan dan kemampuan diri tehadap minat berwirausaha mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikasikan masalah sebagai berikut: 1. Tingkat pengangguran yang disebabkan kurangnya lapangan kerja yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat industri. 2. Badan Pusat Statistik BPS mencatat dalam tingkat pengangguran terbuka jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2015 adalah 5,34 persen dibanding dengan bulan Februari 2014. 3. Lulusan perguruan tinggi lebih siap sebagai pencari kerja dibandingkan pencipta kerja. 4. Minat berwirausaha mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah masih rendah. 5. Pengajar mata kuliah pendidikan kewirausahaan masih belum memotivasi mahasiswa untuk berwirausaha. 6. Kurangnya efikasi diri mempengaruhi minat berwirausaha.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan kewirausahaan dapat menjadi pendorong pertumbuhan kewirausahaan. 2. Seseorang yang mempunyai kemampuan dan keinginan serta siap untuk berwirausaha, berarti seseorang itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. 3. Efikasi seseorang berwirausaha mempengaruhi untuk bekerja mandiri atau menjalankan usahanya sendiri.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut 1. Apakah terdapat pengaruh positif antara pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha? 2. Apakah terdapat pengaruh positif antara efikasi diri wirausaha terhadap minat berwirausaha? 3. Apakah terdapat pengaruh positif antara pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri terhadap minat berwirausaha?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. 2. Mengetahui pengaruh efikasi diri wirausaha terhadap minat berwirausaha. 3. Mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri terhadap minat berwirausaha.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis a. Sebagai sumbangan konsep dengan memperluas kajian dalam ilmu kewirausahaan. b. Sebagai referensi bagi berbagai pihak dalam melakukan penelitian tentang kewirausahaan. c. Sebagai bahan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kewirausahaan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Instansi Mengetahui pentingnya kewirausahaan bagi mahasiswa baik dengan mengembangkan kurikulum pendidikan kewirausahaan dan membuat seminar-seminar motivasi kewirausahaan. b. Bagi Dosen Para dosen mengetahui pentingnya pengetahuan kewirausahaan baik teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaan lainnya bagi mahasiswa agar dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya mencari kerja tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja. c. Bagi Mahasiswa Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan maupun pembanding dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah, khususnya mengenai pengaruh pendidikan kewirusahaan dan efikasi diri terhadap minat berwirausaha. d. Bagi Peneliti Sebagai salah satu referensi dalam melanjutkan penelitian dalam bidang kewirausahaan yang lebih luas. 12

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTES

IS

A. Deskripsi Teoritik

1. Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari istilah- istilah ekonomi bahasa perancis pada abad ke 17 dan 18. Dalam bahasa perancis diartikan seseorang yang menjalankan proses pemakaman yang berarti seseorang yang menjalankan proyek atau aktivitas yang penting. Pada abad ke 20 seorang ekononom Schumpeter mengatakan bahwa entrepreneur adalah agen perubahan dalam bidang ekonomi, yaitu dengan cara membuka pasar baru dan menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang baru sehingga para entrepreneur mengubah ekonomi menjadi maju. 1 Pada tahun 1970 di Indonesia konsep kewirausahaan atau wiraswasta mendapat dukungan pemerintah. Dan konsep ini berkembang cepat sampai memasuki tahun Pelita III. Dan pada tahun ini perlu dikembangkan untuk menumbuhkan wiraswasta yang berkompeten. 2 Menurut Suryana menyatakan bahwa, “Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. ” 3 Menurutnya kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, seperti: 1. Pengembangan teknologi 2. Penemuan pengetahuan ilmiah 3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada 1 Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010, hal. 11-12 2 Ibid, hal. 13 3 Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: Salemba Empat, 2009, hal. 2 4. Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien. 4 Dengan adanya cara-cara baru seperti diatas dapat menambah kemampuan dalam mengelola sumber daya dengan cara yang baru untuk menciptakan nilai tambah dalam mencari peluang. Menurut Robert D. Hisrich mengatakan bahwa, “Kewirausahaan adalah proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan-kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil resiko utama dengan syarat- syarat kewajaran, waktu dan komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa. ” 5 Dengan kata lain menciptakan inovasi baru dan berani mengambil resiko yang diambil dengan melihat waktu dan juga dengan melihat penyediaan barang dan jasa dapat dikatakan sebagai kewirausahaan. Robert D. Hisrich mendefinisikan entrepreneurship berdasarkan tiga pendekatan dari ekonom, psikolog dan pebisnis, diantaranya: 1. Pendekatan ekonom, entrepreneur adalah orang yang membawa sumber-sumber daya tenaga, material, dan aset-aset lain ke dalam kombinasi yang membuat nilainya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya dan juga seseorang yang memperkenalkan perubahan, inovasi dan suatu ordertatanan atau tata dunia baru. 2. Pendekatan psikolog, entrepreneur adalah betul-betul seorang yang digerakkan secara khas oleh kekuatan tertentu kegiatan untuk menghasilkan atau mencapai sesuatu, pada percobaan, pada penyempurnaan atau mungkin pada wewenang mencari jalan keluar yang lain. 3. Pendekatan seorang pebisnis, entrepreneur adalah seorang pebisnis yang muncul sebagai ancaman, pesaing yang agresif, sebaliknya pebisnis lain sesama entrepreneur mungkin sebagai sekutu atau mitra, sebuah sumber penawaran, seorang pelanggan atau seseorang yang menciptakan kekayaan bagi orang lain juga menemukan jalan yang lebih baik untuk memanfaatkan sumber-sumber daya, mengurangi pemborosan dan menghasilkan lapangan pekerjaan baru orang lain yang dengan senang hati untuk menjalankannya. 6 4 Ibid. 5 Ibid, hal. 44 6 Ibid, hal. 42 Menurut Peter F. Ducker mengatakan bahwa, “Kewirusahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dapat diartikan seorang wirausahawan ialah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang berbeda dengan yang lain atau mengembangkan sesuatu yang sudah ada sebelumnya. ” 7 Sedangkan menurut Zimmerer mengartikan, “Kewirausahan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha. Artinya untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa inovator yang tinggi. ” 8 Kewirausahaan memiliki aliran-aliran yaitu: 1. Neo klasik, dimana setiap individu dalam sebuah organisasi tidak diperhitungkan lebih diutamakan individu yang masukkedalam sistem dan berinteraksi antara satu sama lain sampai menghasilkan output yang diharapkan, 2. Schumpeter’s, dalam aliran ini lebih dipengaruhi oleh peran dan kontribusi dari entrepreneur tersebut dalam suatu organisasi bisnis sehingga menghasilkan output yang diharapkan. 3. Austrian School, diterangkan bahwa entrepreneur harus memiliki informasi yang akurat terhadap suatu peluang, dimana informasi tersebut dapat dilakukan kombinasi dan outsorching sumberdaya untuk melakukan eksekusi terhadap informasi tersebut. 4. Kirzerian Entrepeneur, dijelaskan bahwa setiap entrepreneur harus memilliki ilmu pengetahuan, sesuatu yang masih abu-abu akan terlihat jelas dimata entrepreneur. 9 7 Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hal 20 8 Ibid. 9 Willy Arafah, Esensi Lingkungan Bisnis Entrepreneuship, Jakarta: Universitas Trisakti, 2010, hal. 11 Terdapat beberapa unsur pokok entrepreneurship yang harus dipenuhi, yaitu: a. Kemampuan IQ Skill Kemampuan harus dimiliki oleh seorang entrepreur, baik itu kemampuan intelektual dan skill keterampilan. b. Keberanian EQ Mental Tidak smua orang memiliki keberanian dan mental yang kuat. Dalam entrepreneurship mensyaratkan secara mutlak adanya keberanian dan kekuatan mental. c. Keteguhan Hati Motivasi Diri Motivasi merupakan faktor pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang berasal dari dalam diri seseorang. Dan inilah yang melahirkan semangat seorang wirausaha. d. Kreativitas Ada tiga komponen dalam kreativitas yaitu pengetahuan teknis, motivasi dan creative thinking skill. 10 Wirausaha dapat diartikan orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko yang berarti bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. 11 Seorang wirausahawan dalam pemikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan serta menciptakan peluang usaha yang dapa memberikan keuntungan. Jiwa wirausaha tidak memiliki istilah rugi dalam kamusnya selama orang tersebut melakukan usaha dengan penuh keberanian dan juga penuh perhitungan. 12 Beberapa faktor motivasional yang mempengaruhi intensi wirausaha salah satunya adalah efikasi diri dan persepsi atas keinginan. Selain dua faktor tersebut, faktor-faktor pembentuk jiwa wirausaha diantaranya 10 Ali, Herni ; Fazin, Hamam, Teologi Entrepreneurship, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010, hal. 84 11 Kasmir, op.cit, hal. 19 12 Ibid, hal. 20 pendidikan, nilai pribadi, usia serta pengalaman bekerja. Pendidikan seseorang terbukti penting dalam mencapai kesuksesan usaha dengan pendidikan seseorang mampu mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi dalam usahanya. 13

a. Pendidikan Kewirausahaan

Entrepreuneurship haruslah bisa menjadi disiplin ilmu tersendiri melalui pendidikan. Menurut Musa As y’ari melalui pendidikaan Islam pembudayaan entreprenuership harus dilakukan yaitu untuk memperkenalkan kemasan fiqih yang bermuatan pemberdayaan ekonomi sebagai bagian kewajiban menjalankan syaria Islam dan perlu adanya pusat-pusat pelatihan dan pemberdayaan wirausaha yang diselenggarakan secara berkelanjutan. 14 Menurut Soeharto Prawirokusumo, pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai disiplin ilmu tersendiri yang independen yang terpisah dari ilmu-ilmu yang lain, disebutkan: 1. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep dan metode ilmiah yang lengkap. 2. Kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu posisi permulaan dan perkembangan usaha yang jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha. 3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda 4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dn makmur. 15 Menurut Lo Choi Tung menyatakan bahwa, “Pendidikan kewirausahaan adalah proses transmisi pengetahuan dan keterampilan 13 Slamet, Franky; Hetty Karunia Tunjungsari; Mei Le, Dasar-dasar kewirausahaan: Teori Praktik, Jakarta: PT. Indeks, 2014, hal. 7 14 Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010, hal. 31 15 Soeharto Prawirakusumo, “Peranan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan wirausaha-wirausaha tangguh ”, Makalah Seminar, Jatinangor: PIBI-IKOPIN dan FNSt, 1997, hal. 4 kewirausahaan kepada siswa untuk membantu mereka dalam memanfaatkan peluang bisnis. ” 16 Selain itu Hood and Young dalam Lo Choi Tung, menurutnya, “Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk mengajarkan siswa dalam memulai dan mengoperasikan bisnis baru agar berhasil dan menguntungkan sehingga dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. ” 17 Dari pengertian diatas menurut para tokoh dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan merupakan program pendidikkan yang menggarap aspek kewirausahaan yang bertujuan mengajarkan anak dalam mengoperasikan bisnis dan memanfaatkan peluang bisnis sehingga dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Dulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan juga diajarkan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang- orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita- citanya. Dalam buku milik Suryana, dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad ke 20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara, misalnya di Belanda dikenal dengan “ondernemer” dan Jerman dikenal dengan “unternehmer”. Kemudian pada tahun 1950-an pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa negara seperti di Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan, sejak tahun 1970-an, banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan, manajemen usaha kecil, atau manajemen usaha baru. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di AS memberikan pendidikan 16 Lo Choi Tung, The Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention of Engineering Students, Cityu University of Hong Kong, 2011, hal 36 17 Ibid, hal. 35 kewirausahaan. Di Indonesia, pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu. 18 Seperti halnya ilmu manajemen yang awalnya berkembang di bidang industri, kemudian berkembang dan diterapkan di berbagai bidang lainnya, maka disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat. Terdapat hal lain yang juga mendorong untuk minat berwirausaha adalah dengan memunculkan figur-figur yang bias menjadi role model dalam pendidikan kewirausahaan. 19 Sementara itu menurut Kuratko dalam penelitian Wardoyo mengatakan bahwa “partisipasi semua pihak dalam pendidikan kewirausahaan akan meningkatkan minat berwirausaha”. Di Indonesia sendiri ada beberapa universitas yang mmeiliki slogan entrepeneurship seperti Universitas Ciputra Surabaya yang memiliki visi dan misi untuk menciptkan entrepreneur kelas dunia. Sehingga memiliki program sudi seperti Bisnis Kuliner, Sistem Informasi Bisnis, Bisnis desain Fashion dan juga International Hospitality and Tourism Business dengan harapan lulusan Universitas Ciputra bisa menjadi entrepreneur yang handal di bidangnya masing-masing. Selain Universitas Ciputra yaitu Prasetya Mulya Business School Tangerang Selatan dimana universitas ini hanya fokus kepada progam studi bidang ekonomi dan bisnis saja. Dan setiap tahunnya Prasetya Mulya Business School mengadakan kegiatan bernama Entrepreneur Day dengan konsep pameran bisnis dan produk karya para mahasiswa. 20 Pendidikan kewirausahaan tidak hanya melalui disiplin ilmu melainkan juga berasal dari kursus dan pengalaman akademik. Menurut Zhao 18 Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: Salemba Empat, 2009, hal. 10 19 Wardoyo, Pengaruh Pendidikan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa Pada Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis II 2012, Jakarta; Universitas Tarumanegara, 2012, hal. 7 20 http:www.youthmanual.compostdunia-kuliahjurusan-kuliah-entrepreneurship- di-lima-universitas-di-indonesia diakses pada tanggal 22 Oktober 2016 pukul 22.21 WIB et al pendidikan semacam itu sebagai tingkat mahasiswa diartikan telah dipelajari mengenai empat keahlian penting yang dibutuhkan, yaitu: 1. Mengenali peluang-peluang bisnis baru. 2. Mengevaluasi peluang-peluang. 3. Memulai sebuah bisnis. 4. Kewirausahaan Organisasional. 21 Dan Ellen A.Drost et al menghipotesiskan bahwa semakin tinggi persepsi bahwa keahlian-keahlian tersebut sebenarnya telah dipelajari, maka semakin besar minat untuk berwirausaha. Adapun perlunya pendidikan kewirausahaan di Indonesia menurut R. Djatmiko Danuhadimedjo adalah: 1. Untuk mengembangkan, memupuk dan membina bibit atau bakat pengusaha sehingga bibit tersebut lebih berbobot dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang mukhahir. 2. Untuk memberikan kesempatan kepada setiap manusia supaya sedapat mungkin dan menumbuhkan kepribadian wirausaha. 3. Pendidikan kewirausahaan menjadi manusia berwatak dan unggul, memberikan kemampuan untuk membersihkan sikap mental negatif, meningkatkan daya saing dan daya juang. 4. Dengan demikian apabila kepribadian wirausaha kita miliki, maka negara kita yang sedang berkembang ini akan dapat menyusul ketinggalan atau menyamai negara yang sudah maju. 5. Untuk menumbuhkan cara berpikir yang rasional dan produktif dalam memanfaatkan waktu dan faktor-faktor modal yang dimiliki tradisional pribumi.

2. Minat

Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang minat namun mereka mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Salah satu para ahli yang 21 Drost , Ellen A. ; J. McGuire, Stephen J.. “Fostering Entrepreneurship among Finnish Business Students: Antecendents of Entrepreneurial Intent and Implications for Entrepreneuship Education ”, International Review of Entrepreneurship, 2011, hal. 6 merumuskan minat adalah Pintrich dan Schunk yang mengartikan minat menjadi tiga yaitu 1 minat pribadi, yang berasal dari sifat pribadi dan karakteristik individu yang relatif stabil yang biasanya diartikan langsung pada beberapa aktivitas seperti perasaan yang senang menyukai aktivitas, 2 minat situasi, minat yang berhubungan dengan kondisi lingkungan, 3 minat psikologi, yaitu minat yang perpaduan antara minat pribadi dengan situasi. Minat merupakan perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. 22 Sehingga pada dasarnya minat adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang berada di luar dirinya sendiri. Dan di ekspresikan melalui pernyataan atau sikap yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki ketertarikan pada suatu obyek dibanding dengan obyek lainnya. Seseorang yang memiliki ketertarikan terhadap sesuatu akan menaruh perhatian yang lebih besar dibandingkan obyek lainnya

a. Minat Berwirausaha

Menurut Fuadi mengatakan bahwa, “Minat bewirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi. ” 23 Minat adalah seperangkat mental yang terdiri dari suatu campuran persaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan. Minat menjadi wirausaha didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk bekerja mandiri self employed atau menjalankan usahanya sendiri Rosmiati, Donny, Munawar. 24 22 Purwanto, Diktat Pengantar Kewirausahaan,FISE, UNY, 2006, hal. 17 23 Fuadi, Iski Fadli, “Hubungan Minat Berwirausaha dengan Prestasi Praktik Kerja Industri Siswa Kelas XII Teknik Otomotif SMK Negri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal”. Jurnal PTM Vol 9, Desember 2009, hal 93 24 Rosmiati, Donny T, Munawar, “Sikap, Motivasi dan Minat Berwirausaha Mahasiswa”, Jurnal Manajemen dan Keuangan, vol. 17, no.1, Maret 2015 hal. 23 Dalam penelitian Ellen A. Drost and Stephen J.J McGuire yang berjudul Fostering Entrepreneurship Among Finnish Business Students : Antecendents of Entrepreneurial Intent and Implications for Entrepreneurship Education terdapat tiga dimensi dalam minat berwirausaha, yaitu: a. Umum b. Pertumbuhan tinggi c. Gaya hidup 25 Minat berwirausaha umum diartikan sebagai minat seseorang untuk memulai usaha miliknya sendiri dimana keinginan ini juga otomatis didorong untuk harapan mendapatkan keuntungan ekonomi. Minat berwirausaha yang kedua berkaitan dengan minat seseorang untuk memulai usahanya dan secara besar harapannya untuk membesarkannya mungkin menjadi pemimpin industri, bisnis internasional atau perusahaan publik. Minat bewirausaha yang ketiga yaitu minat untuk memulai usaha untuk mendapatkan otonomi dan sebuah gaya hidup tertentu, mereka cenderung mencari otonomi dan gaya hidup tertentu seperti melakukan apa yang mereka sukai tanpa adanya keinginan untuk investasi cepat kembali dan juga tanpa adanya keinginan untuk pertumbuhan tinggi. Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya keputusan untuk berwirausaha merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan lingkungannya. Menurut Lambing dan Kuehl, hasil penelitian terbaru menunjukan ada empat hal yang mempengaruhi keputusan berwirausaha yaitu diri pribadi, lingkungan budaya, kondisi sosial, dan kombinasi dari ketiganya. Menurut Hisrich dan Alma, faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah lingkungan pendidikan, kepribadian seseorang dan lingkungan keluarga. 25 Drost , Ellen A. ; J. McGuire, Stephen J, op.cit. hal. 3 Minat berwirausaha adalah motivasi yang mendorong seseorang yang terlahir dengan penuh kemauan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, membuat keputusan yang sesuai dengan peluang yang ada dengan berani mengambil resiko dalam menjalani usaha agar memperoleh keuntungan yang lebih besar dan meraih kesuksesan.

3. Efikasi Diri

Dalam kehidupan sehari-hari, efikasi diri sangat berpengaruh terutama dalam aspek pengetahuan diri karena efikasi diri mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan individu. Bandura mengartikan efikasi diri merupakan keyakinan akan kemampuan individu untuk dapat mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. 26 Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratan. Bandura mengatakan bahwa efikasi diri wirausaha telah secara konsisten ditujukan sebagai sebuah variabel penjelas untuk mengapa orang- orang yang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan bertahan dalam usaha-usaha mereka untuk menyukseskannya. 27 Bandura menyarankan bahwa kepercayaan diri akan kemampuan kita di domain manapun berasal dari empat sumber yaitu, pengalaman- pengalaman menguasai suatu tugas, permodelan, perkusi sosial dan penilaian mengenai keadaan-keadaan psikologis seseorang. 28 Efikasi diri sebagai indikator kepercayaan diri akan menimbulkan sikap merasa mampu akan mendirikan usaha baru dan kemampuan mengelola usaha. 26 Brown dan Inouge dalam A. Bandura, sel efficacy: The Exercise of control, New York: W. H. Freemand and Company, 1997, hal. 21 27 Ibid, hal. 350 28 Brown dan Inouge dalam A. Bandura, sel efficacy: The Exercise of control, New York: W. H. Freemand and Company, 1997 Zhao et al menemukan bahwa kemampuan diri wirausaha memprediksi minat berwirausaha diantara 256 mahasiswa MBA. Bandura menyarankan bahwa kepercayaan diri akan kemampuan kita di domain dari empat sumber, yaitu: 29 1. Pengalaman menguasai suatu tugas. 2. Permodelan. 3. Perkusi sosial. 4. Penilaian menguasai keadaan-keadaan psikologis seseorang. Pengalaman-pengalaman menguasai tugas secara langsung terkait dengan program pendidikan yang efektif, pengalaman mungkin didapatkan di tempat kerja sebagai seorang wirausaha, magang dan pelatihan Wilson et al. Pendidikan kewirausahaan telah diketahui meningkatkan kemampuan diri wirausaha Wilson et al; Cooper dan Lucas; Zhao et al 30 . Salah satu tokoh pengusaha yang sukses di Indonesia adalah Alm. Bob Sadino yang memiliki efikasi diri yang tinggi tanpa mendapatkan pendidikan kewirausahaan sehingga hingga saat ini bisnis nya dalam bidang pangan dan peternakan berkembang maju pesat. Bob Sadino bersama istrinya banyak mengalami cobaan ketika melakukan usaha, beliau percaya bhawa setiap langkah sukses selalu diawali dengan kegagalan demi kegagalan. Baginya, kelemahan banyak orang ialah karena terlalu banyak mikir dalam membuat sebuah rencana sehingga tidak segera melangkah, menurutnya yang terpenting adalah sebuah tindakan. 31 Menurut Bandura, setiap individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda yang dinyatakan dalam tiga dimensi, yaitu: a. Tingkat level Pada dimensi ini berkaitan dengan tingkat kesulitan setiap individu dalam melakukan sesuatu hal. Dimensi ini memilki implikasi terhadap 29 Drost , Ellen A. ; J. McGuire, Stephen J.. “Fostering Entrepreneurship among Finnish Business Students: Antecendents of Entrepreneurial Intent and Implications for Entrepreneuship Education”, International Review of Entrepreneurship. 2011, hal.8 30 Ibid. 31 www.sipolos.combiografi-bob-sadino diakses pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 12.29 WIB

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengaruh konsep diri terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5 23 165

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

PENGARUH EFIKASI DIRI BERWIRAUSAHA DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 4 194

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

0 0 10