Kesimpulan Saran Pembatasan Pengalihan Hak Ekonomi Dalam Bentuk Jual-Putus Melalui Perlindungan Hak Cipta Di Indonesia

83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembahasan-pembahasan dalam bab-bab sebelumnya telah dipaparkan mengenai pembatasan pengalihan hak ekonomi dalam bentuk jual putus melalui perlindungan hak cipta di Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Pengaturan yang berlaku bagi perlindungan hak cipta di Indonesia saat ini adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Undang- undang ini disebutkan lebih memberi perlindungan bagi para pencipta di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan di dalamnya yang lebih memberi kepastian hukum bagi pihak-pihak dalam hak cipta, seperti ketentuan baru mengenai perpanjangan masa perlindungan hak cipta, penyelesaian sengketa hak cipta, serta pembatasan jual putus di Indonesia. 2. Hak cipta sebagai hak milik kebendaan dapat beralih atau dialihkan, baik status maupun penguasaannya. Hal ini diatur dalam Pasal 16 UUHC 2014 yang memberi batasan pengalihan hak ekonomi melalui beberapa cara yaitu pewarisan, hibah, wasiat, wakaf, perjanjian tertulis, serta sebab-sebab lain yang dibenarkan sesuai ketentuan undang-undang. Akibat dari pengalihan ini adalah beralihnya kepemilikan hak ekonomi dari pencipta kepada penerima hak ekonomi hak cipta tersebut. 3. Pembatasan hak ekonomi dalam bentuk jual putus diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang mengatur sistem jual putus dibatasi hanya berlangsung selama 25 tahun, kemudian setelah itu hak cipta beralih kembali kepada pencipta. Hal ini memberi kepastian hukum bagi para pencipta untuk memperoleh lagi haknya bahkan setelah dilakukan jual putus serta mendorong pencipta untuk lebih banyak meciptakan karya-karya yang lebih baik lagi.

B. Saran

Adapun saran dari penyusun mengenai pembahasan dalam skripsi ini adalah: 1. Pencipta maupun pemegang hak cipta sudah seharusnya mengetahui dan memahami bagaimana pengaturan hak cipta di Indonesia. Sehingga masing- masing pihak dapat mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya sesuai dengan pengaturan hak cipta. Hal ini diperlukan agar tidak ada pihak yang dirugikan dalam proses pengalihan hak cipta. 2. Negara dan pemerintah selain memberi perlindungan dalam bentuk aturan juga sudah seharusnya lebih giat dalam hal sosialisasi undang-undang kepada masyarakat, agar setiap lapisan masyarakat mengetahui keberadaan suatu undang-undang. Selain itu juga diperlukan campur tangan penegak hukum yang benar untuk menjamin perlindungan bagi para pihak. 3. Masyarakat juga sudah seharusnya memahami bagaimana pengaturan tentang hak cipta di Indonesia. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta serta memberi dorongan bagi masyarakat yang ingin membuat suatu karya cipta dengan adanya perlindungan terhadap hasil ciptaannya nanti. 85 DAFTAR PUSTAKA

A. Buku