Gambar 3. Biaya Modal dan Nilai Perusahaan Model MM-2 Sumber : Brigham dan Ehrhardt, 2005
2.3 Financial Distress dan Agency Theory
Setelah model MM dan Miller, muncul model lainnya yang memperhitungkan biaya diantaranya yaitu model biaya beban keuangan
financial distress dan biaya keagenan Agency Theory, kedua biaya tersebut ditanggung perusahaan ketika perusahaan mengambil keputusan
untuk menggunakan hutang.
2.3.1 Financial Distress
Perusahaan dapat memilih menghemat pajak dari perolehan bertambahnya hutang, namun perusahaan dihadapi dengan
peningkatan kemungkinan terjadinya kebangkrutan dikarenakan bertambahnya beban bunga yang harus dibayarkan akibat
penggunaan hutang. Perusahaan dapat menangguhkan pembayaran dividen, akan tetapi perusahaan tidak dapat menangguhkan
pembayaran bunga. Perusahaan tidak dapat menanggung beban bunga diakibatkan kas yang dimiliki tidak cukup, sehingga
perusahaan harus menanggung beban keuangan. Beban keuangan yang paling berat yaitu kebangkrutan.
Biaya beban terbagi menjadi dua jenis yaitu: 1.
Biaya beban keuangan langsung Biaya yang ditanggung perusahaan yaitu biaya pengesahan
secara hukum dan biaya administrasi yang berkaitan dengan kebangkrutan.
2. Biaya beban keuangan tidak langsung
Biaya ini bersifat implisit. Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya dalam situasi yang sangat berat
tetapi tidak bangkrut.
2.3.2 Biaya keagenan Agency Theory
Selain biaya kebangkrutan yang berpengaruh terhadap struktur modal dan nilai perusahaan adalah biaya keagenan.
Dimana perusahaan bertindak sebagai agen, dimana para pemegang saham mengharapkan agen melakukan kepentingan pemegang
saham. Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976, manajemen merupakan agen dari
pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka
sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen
harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan
biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa
manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham.
Biaya pengawasan berfungsi sebagai disinsentif dalam penerbitan obligasi, terutama dalam jumlah yang besar.
2.4 Pecking Order Theory