Analisis Rasio Keuangan PT Pusri

4.2 Analisis Perusahaan PT Pusri

Analisis optimasi struktur modal diawali dengan analisis perusahaan yang menggunakan analisis laporan keuangan PT Pusri. Langkah pertama menggunakan analisis rasio keuangan yang bersumber dari data laporan keuangn PT Pusri pada tahun 2006-2010. Laporan keuangan yang digunakan berfokus pada laporan labarugi 2006-2010 dan neraca 2006-2010.

4.2.1 Analisis Rasio Keuangan PT Pusri

Hasil perhitungan dari beberapa indikator kinerja keuangan PT Pusri pada tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Indikator Kinerja Keuangan 2006 2007 2008 2009 2010 Likuiditas Rasio Lancar 1,54 1,85 1,67 1,98 2,29 Rasio Cepat 0,99 1,44 1,13 1,46 1,59 Aktivitas Perputaran Persediaan 4,13 7,13 4,53 4,96 4,19 Perputaran Aktiva Tetap 1,31 1,93 3,10 2,81 2,57 Perputaran Total Aktiva 0,75 0,97 1,16 0,99 0,97 Solvabilitas Rasio hutang terhadap modal sendiri DER 137,99 119,10 157,83 141,45 113,99 Rasio Utang 57,73 54,13 60,99 58,35 53,03 Profitabilitas 8,65 12,62 8,33 7,58 10,68 Pendapatan dari investasi ROI Pendapatan dari modal ROE 4,20 6,95 6,81 7,43 6,27 Rasio laba bersih 10,05 15,30 17,61 18,02 13,48 Sumber : Diolah dari Annual Report PT Pusri Persero Rasio likuiditas menggambarkan seberapa likuidnya suatu perusahaan. PT Pusri memiliki kondisi likuiditas yang semakin membaik walaupun perusahaan meningkatkan hutang lancarnya. Kondisi likuiditas yang membaik ini merupakan suatu keuntungan perusahaan untuk dapat meningkatkan kepercayaan kepada investor maupun kreditur. Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200 2:1 yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik. Rasio lancar PT Pusri mengalami peningkatan dari 1,54 pada tahun 2006, menjadi 1,85 tahun 2007, artinya bahwa setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar yang awalnya 1,54 membaik menjadi 1,85. Namun mengalami sedikit penurunan yang tidak terlalu signifikan pada tahun 2008 menjadi 1,67, berarti efektifitas dari aktiva dalam menjamin hutang lancarnya menurun menjadi 1,67, dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2009 menjadi 1,98 dan 2,29 pada tahun 2010, pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kemampuan aktiva perusahaan dalam menjamin hutangnya menjadi 1,98 dan 2,29. Rasio cepat menunjukkan kemampuan aktiva tanpa memperhitungkan persediaan dalam menjamin hutang lancarnya, dalam tingkat 100 kondisi ini sudah dikatakan baik. Keadaan rasio cepat tahun 2007 lebih baik dibandingkan tahun 2006 sebesar 0,99 kali meningkat mnejadi 1,44 kali. Tahun 2008 keadaan perusahaan sedikit menurun menjadi 1,13 kali namun kembali membaik menjadi 1,46 kali pada tahun 2009. Keadaan perusahaan menjadi lebih baik kembali tahun 2010 sebesar 1,59 kali. Terlihat pada setiap tahun bahwa kemampuan aktiva tanpa memperhitungkan persediaan mampu menjamin hutangnya, hal ini berarti PT Pusri tidak perlu menjual persediaan apabila ingin melunasi hutang lancarnya, tetapi dapat dilakukan dengan penjualan surat berharga atau penagihan piutang. Perkembangan rasio likuiditas tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Gambar 8 sebagai berikut. Gambar 8. Grafik Rasio Likuiditas 2006-2010 Kemampuan manajemen perusahaan dalam meningkatkan efisiensi asset dapat terlihat pada rasio aktivitas. Manajemen dapat meningkatkan efisiensi dari tahun 2006-2008, namun setelah tahun 2008 efisiensi asset menurun hingga tahun 2010. Pada rasio aktivitas ini yang dilihat yaitu perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva. Dimana perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan diganti dalam satu tahun, kondisi yang meningkat menunjukkan adanya peningkatan dari efektivitas perusahaan. Perputaran persediaan pada tahun 2006 sebesar 4 kali ketersediaan barang diganti dalam satu tahun. Kondisi membaik pada tahun 2007 menjadi 7 kali persediaan diganti dalam satu tahun. Namun tahun 2008 kembali menurun menjadi 4 kali persediaan diganti dalam satu tahun, sedikit meningkat menjadi 5 kali persediaan diganti pada tahun 2009, dan kembali menurun pada tahun 2010 menjadi 4 kali persediaan yang diganti. Dalam melihat penggunaan aktiva tetap maka dibutuhkan rasio perputaran aktiva tetap. Pada tahun 2007 lebih baik dibandingkan tahun 2006 yang awalnya sebesar 1,31 menjadi 1,93 kali, hal ini menunjukkan bahwa Rp 1 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 1,31 penjualan dan kemampuan aktiva tetap meningkat hingga dapat menghasilkan Rp 1,93 penjualan. Kembali meningkat tahun 2008 menjadi Rp 3,10 penjualan. Namun pada tahun 2009-2010 terjadi penurunan yaitu 2,81 kali dan kembali menurun menjadi 2,57 kali, efektivitas dari penggunaan aktiva tetap mengalami penurunan sehingga hanya dapat menghasilkan Rp 2,81 penjualan dan Rp 2,57 penjualan. Perputaran total aktiva menggambarkan perputaran seluruh aktiva yang digunakan oleh perusahaan. Sama halnya dengan rasio sebelumnya pada tahun 2006 terjadi peningkatan sampai dengan tahun 2008 yaitu awalnya 0,75 kali menjadi 0,97 kali dan kembali meningkat menjadi 1,16 kali, hal ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan efektivitas dari penggunaan aktiva dalam menghasikan penjualan, yang awalnya hanya dapat menghasilkan Rp 0,75 penjualan dan meningkat menjadi Rp 0,97 penjualan hingga mencapai Rp 1,16 penjualan. Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio perputaran total aktiva pada tahun 2008-2010 menjadi 0,99 kali dan menurun kembali menjadi 0,97 kali, terlihat terjadinya penurunan efektivitas dari penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjulan. Perkembangan rasio aktivitas tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut. Gambar 9. Grafik Rasio Aktivitas 2006-2010 Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek dapat terlihat pada rasio solvabilitas. Rasio hutang menunjukkan seberapa besar hutang mempengaruhi aktiva. Terjadi penurunan rasio hutang pada tahun 2006-2007 yaitu dari 57,73 menjadi 54,13, hal ini menunjukkan terjadi penurunan pada pendanaan dengan menggunakan hutang. Penggunaan hutang mengalami peningkatan tahun 2008 menjadi 60,99, kembali mengalami penurunan pada tahun 2009 sampai dengan 2010 pada awalnya sebesar 58,35 menurun menjadi 53,03. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat hutang yang cukup tinggi, baik hutang lancar dan tidak lancar. Kondisi DER juga menunjukkan tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan, pada tahun 2006 bernilai 137,99 mengalami penurunan menjadi 119,10 pada tahun 2007, hal ini menunjukkan penggunaan hutang yang disediakan oleh ekuitas menurun yang awalnya 137,99 menjadi 119,10. Kemudian penggunaan hutang yang disediakan modal sendiri kembali meningkat pada tahun 2008 menjadi 157,83 dan kembali mengalami penurunan menjadi 141,45 tahun 2009. Pada tahun 2010 kembali mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan dari tahun sebelumnya yaitu menjadi 113,99. Berdasarkan kedua rasio tersebut menunjukkan pada tahun 2008 mengalami peningkatan pada penggunaan hutang, sedangkan tahun lainnya mengalami penurunan penggunaan hutang Dengan meningkatnya financial leverage maka interest coverage akan mengalami penurunan. Perkembangan rasio solvabilitas tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Gambar 10 sebagai berikut. Gambar 10. Grafik Rasio Solvabilitas 2006-2010 Tingkat profitabilitas perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali pada tahun 2010 mengalami penurunan. Analisis profitabilitas berlandaskan pada beberapa rasio yaitu ROI, ROE, dan rasio laba bersih. Pada ROI Return on Investment menunjukkan efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya, ROI mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan, pada tahun 2006 efektivitas manajemen atas investasinya sebesar 4,20 meningkat menjadi 6,95 di tahun 2007, dan mengalami penurunan efektivitas pengelolaan investasi yang tidak terlalu signifikan dari tahun 2007 ke tahun 2008 menjadi 6,81. Selanjutnya mengalami sedikit peningkatan efektivitas pengelolaan manajemen ke tahun 2009 menjadi 7,43, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan efektivitas pengelolaan investasi menjadi 6,27. Tidak jauh berbeda dengan ROI, ROE Return on Equity yang menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri yang mengalami peningkatan dari tahun 2006 sebesar 10,05 menjadi 15,30 pada tahun 2007, dan efisiensi pengelolaan modal sendiri kembali mengalami peningkatan pada 2008 menjadi 17,61, selanjutnya meningkat menjadi 18,02 tahun 2009, sedangkan tahun 2010 mengalami penurunan efisiensi pengelolaan modal sendiri menjadi 13,48. Penurunan tersebut diakibatkan terjadinya peningkatan pada total ekuitas di tahun 2010 yang tidak diikuti dengan peningkatan laba bersih, peningkatan ekuitas dikarenakan adanya penambahan penyertaan dari pemerintah. Rasio laba bersih cukup fluktuatif, rasio ini mengukur margin laba atas penjualan, terlihat dari peningkatan laba bersih dari 2006-2007 yaitu dari 28,12 menjadi 29,42, namun margin laba atas penjualan kembali menurun pada tahun 2008 menjadi 26,88. Margin laba bersih kembali mengalami penurunan tahun 2009 menjadi 22,80. Pada tahun 2010 perusahaan dapat kembali meningkatkan laba bersih atas penjualannya menjadi 26,63. Perkembangan rasio profitabilitas tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Gambar 11 sebagai berikut. Gambar 11. Grafik Rasio Profitabilitas 2006-2010 Tingkat profitabilitas PT Pusri mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006-2009 profit perusahaan terus meningkat namun pada tahun 2010 mengalami penurunan profit. Profit tahun 2006 sebesar Rp 862.573.000.000,00 meningkat cukup signifikan menjadi Rp 1.584.616.000.000,00 pada tahun 2007. Pada tahun 2008 profit kembali meningkat signifikan menjadi Rp 2.112.640.000.000,00. Tahun 2009 kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 2.558.077.000.000,00. Namun terjadi penurunan pada tahhun 2010 menjadi Rp 2.108.155.000.000,00, hal ini dikarenakan pada akhir tahun 2010 dilakukan spin off pada PT Pusri. Persentase peningkatan profit dari tahun 2006-2009 antara 17,41 hingga 45,57, namun terjadi penurunan tahun 2010 sebesar -21,34 yang mengakibatkan rata-rata peningkatan profit menjadi 16,66 . Di tahun 2007 peningkatan laba operasional mencapai hingga 169,75 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari hanya sebesar Rp 1.020.263.000.000,00 meningkat menjadi Rp 2.752.138.000.000,00. Pada tahun 2008 peningkatan tidak seperti tahun sebelumnya namun tetap signifikan yaitu sebesar 73,67 menjadi Rp 4.779.527.000.000,00. Laba operasional rata-rata mengalami peningkatan sebesar 55,36. Peningkatan terjadi sangat signifikan sebesar 23,76-169,75 setiap tahunnya namun hanya pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi Rp 2.593.116.000.000,00, penurunan ini sangat signifikan yaitu menurun sebesar 45,75. Hal ini juga diikuti peningkatan net income yang paling signifikan yaitu tahun 2007 sebesar 45,57. Dan pada tahun 2009 pada laba operasional mengalami penurunan namun pada net income mengalami peningkatan sebesar 17,41. Penurunan laba operasional pada tahun 2009 diakibatkan peningkatan pada beban pokok pupuk dan non pupuk namun tidak diikuti dengan peningkatan penjualan. Peningkatan laba operasional diakibatkan oleh aktivitas operasional, peningkatan biaya aktivitas operasi diikuti dengan peningkatan penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa PT Pusri dapat tumbuh untuk menghasilkan laba operasional yang berkesinambungan. Rincian mengenai pertumbuhan pendapatan dan neraca dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Pertumbuhan Pendapatan dan Neraca Tahun 2006-2010 Dalam Juta Rupiah 2006 2007 2008 2009 2010 Revenue 15,470,891 22,218,785 36,036,743 34,209,998 32,676,371 EBIT 1,020,263 2,752,138 4,779,527 2,593,116 209,231 EBT 1,322,092 2,413,886 3,120,555 3,704,675 3,097,362 Net income 862,573 1,584,616 2,112,640 2,558,077 2,108,155 Neraca Aset lancar 7,608,475 10,100,237 17,891,030 20,405,414 18,801,712 Investasi Jangka Panjang 276,610 307,184 329,120 380,446 430,319 Aset Tetap 11,807,968 11,517,110 11,554,338 12,038,224 12,534,157 Total Asset 20,561,274 22,789,017 31,035,479 34,416,630 33,621,848 Kewajiban Jangka Pendek 4,934,770 5,476,447 10,692,369 10,296,356 8,206,545 Kewajiban jangka Panjang 6,845,155 6,858,235 8,237,551 9,786,542 9,623,734 Modal 3,989,024 4,289,006 4,289,006 4,289,006 10,610,006 Saldo Laba 4,792,325 6,165,329 7,704,773 10,044,725 5,032,583 Total Kewajiban dan Ekuitas 20,561,274 22,789,017 31,035,479 34,416,630 33,621,858 Sumber : Annual Report PT Pusri Total asset PT Pusri mengalami peningkatan hampir setiap tahunnya kecuali pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 2,31. Pada tahun 2007 mengalami peningkatan 10,83 dan peningkatan yang paling signifikan yaitu pada tahun 2008 menjadi 36,19. Rata-rata peningkatan total asset PT Pusri mencapai 13,90. Dilihat dari segi asset PT Pusri mampu meningkatkan kemampuan usahanya menjadi lebih produktif.

4.2.2 Analisis Perkembangan dan Peramalan Laporan Keuangan