Gambaran Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Pola-Pola E-Learning

(1)

Guna untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh:

Lisdiana Sani Namora Harahap

111301002

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi USU Medan.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan doa dari keluarga tercinta demi kelancaran dan kesuksesan pada saat penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari bantuan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada saat penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Filia Dina Anggaraeni selaku dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing penulis dalam penulisan skripsi. Sesungguhnya arahan/bimbingan dan motivasi dari beliau sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Terima kasih kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi, terutama kak Rahmi Putri Rangkuti M.Psi selaku dosen pembimbing akademik terima kasih atas motivasi dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga kak Dina Nazriani M. A yang membantu saya untuk lebih memahami penelitian saya.

4. Kepada sahabat saya di kampus SOLID (Resi, Ajeng, Islah, Liandra, Ayu). Terima kasih penulis ucapkan kepada semuanya karena selalu


(5)

Indah, Nisa, Wanfit, Diah, Cut, Cindy, Hendika, Nadya, Sonia). Terima kasih penulis ucapkan kepada semuanya karena selalu memberi dukungan dan juga menjadi teman refreshing ketika penulis mengalami penat.

6. Kepada pacar tersayang, Teuku Rizal Syahputra. Terima kasih telah menjadi penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada teman satu bimbingan Rizki Hasanah dan juga teman-teman angkatan 2011. Terima kasih telah memberi dukungan dan juga bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Terima kasih buat semua orang yang pernah membantu perkembangan skripsi ini. Walaupun tidak disebutkan, tapi bantuan yang diberikan sangat berguna bagi penulis. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar lebih baik lagi. Akhir kata, kepada Allah juga penulis berserah diri. Dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi semua pihak. Amin

Medan, Juli 2015


(6)

DAFTAR TABEL ... v

ABSTRAK ... vii

BAB I LATAR BELAKANG ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoritis ... 11

2. Manfaat Praktis ... 11

E. Sistematika Penulisan... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Persepsi ... 13

1. Definisi Persepsi ... 13

2. Aspek-Aspek Persepsi ... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 15

4. Pengukuran Persepsi ... 18

B. E-learning ... 18

1. Pengertian E-learning ... 18

2. Pola-pola E-learning ... 20


(7)

E. Gambaran Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola-pola E-learning ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Identifikasi Variabel ... 29

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29

C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel ... 30

D. Alat Ukur yang Digunakan ... 33

E. Uji Coba Alat Ukur ... 35

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 41

G. Metode Analisis Data ... 42

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Analisa Data ... 44

1. Gambaran umum subjek penelitian ... 44

2. Uji Normalitas ... 45

3. Hasil utama penelitian ... 46

4. Hasil tambahan penelitian ... 55

B. Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62


(8)

Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Persepsi yang Digunakan dalam

Penelitian………. 34

Tabel 4 Jumlah Sampel Try Out………... 38

Tabel 5 Blue Print Skala Persepsi Sebelum Try Out……… 39

Tabel 6 Blue Print Skala Persepsi Setelah Try Out……….. 40

Tabel 7 Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 44

Tabel 8 Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia………. 45

Tabel 9 Uji Normalitas………. 46

Tabel 10 Rentang Kategorisasi Berdasarkan Signifikan Perbedaan.. 46

Tabel 11 Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasi Persepsi Subjek……… 47

Tabel 12 Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola Individual Self Paced E-learning Online………. 48

Tabel 13 Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasi Persepsi Subjek……… 49

Tabel 14 Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola Individual Self Paced E-learning Offline………. 51

Tabel 15 Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasi Persepsi Subjek……… 52


(9)

Deviasi Persepsi Subjek……… 54

Tabel 18 Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola

Group Based E-learning Asynchronously………. 55

Tabel 19 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin…………. 56


(10)

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala persepsi model likert. Uji reliabilitas alat ukur dilakukan dengan teknik koefisien Alpha Cronbrach dengan nilai sebesar 0,925. Data yang diolah dalam penelitian ini yaitu skor maksimum, skor minimum, mean, dan standar deviasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa di USU yang berjumlah 400 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning online adalah 179 orang (44,75%) termasuk ke dalam kategori positif, 172 orang (43%) termasuk ke dalam kategori negatif dan 49 orang (12,25%) tidak diklasifikasikan. Pesepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning offline adalah 186 orang (46,5%) termasuk ke dalam kategori positif, 179 orang (44,75%) termasuk ke dalam kategori negatif, dan 35 orang (8,75%) tidak diklasifikasikan. Pesepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning synchronously adalah 152 orang (38%) termasuk ke dalam kategori positif, 193 orang (48,25%) termasuk ke dalam kategori negatif, dan 55 orang (13,75%) tidak diklasifikasikan. Pesepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning asynchronously adalah 183 orang (45,75%) termasuk ke dalam kategori persepsi positif, 198 orang (49,5%) termasuk ke dalam kategori negatif, dan 19 orang (4,75%) tidak diklasifikasikan.


(11)

ABSTRACT

This research is descriptive research which aims to view the description of University of North Sumatera students perception toward e-learning types. In this research, measurement tools that was used is perception scale likert model. Measuring instrument reliability test was done by using Cronbrach Alpha coefficient with a value of 0.925. The data processed in this research are maximum score, minimum score, mean, and standard deviation. Sample in this research was 400 students from all the faculty in University of North Sumatera. The result indicate that perception of University of North Sumatera students toward individual self-paced e-learning online was 179 students (44,75%) counted as positive category, 172 students (43%) counted as negative category, and 49 students (12,25%) not categorized. The University Of North Sumatera students perception toward individual self-paced e-learning offline was 194 students (48,5%) counted as positive category, 171 students (42,75%) counted as negative category, and 35 students (8,75%) not categorized. The University Of North Sumatera students perception toward group based e-learning synchronously

was 152 students (38%) counted as positive category, 193 students (48,25%) counted as negative category, and 55 students (13,75%) not categorized. The University Of North Sumatera students perception toward group based e-learning asynchronously was 183 students (45,75%) counted as positive category, 198 students (49,5%) counted as negative category, and 19 students (4,75%) not categorized.

Keywords : e-learning types, University of North Sumatera students perception


(12)

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi USU Medan.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan doa dari keluarga tercinta demi kelancaran dan kesuksesan pada saat penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari bantuan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada saat penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Filia Dina Anggaraeni selaku dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing penulis dalam penulisan skripsi. Sesungguhnya arahan/bimbingan dan motivasi dari beliau sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Terima kasih kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi, terutama kak Rahmi Putri Rangkuti M.Psi selaku dosen pembimbing akademik terima kasih atas motivasi dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga kak Dina Nazriani M. A yang membantu saya untuk lebih memahami penelitian saya.

4. Kepada sahabat saya di kampus SOLID (Resi, Ajeng, Islah, Liandra, Ayu). Terima kasih penulis ucapkan kepada semuanya karena selalu


(13)

Indah, Nisa, Wanfit, Diah, Cut, Cindy, Hendika, Nadya, Sonia). Terima kasih penulis ucapkan kepada semuanya karena selalu memberi dukungan dan juga menjadi teman refreshing ketika penulis mengalami penat.

6. Kepada pacar tersayang, Teuku Rizal Syahputra. Terima kasih telah menjadi penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada teman satu bimbingan Rizki Hasanah dan juga teman-teman angkatan 2011. Terima kasih telah memberi dukungan dan juga bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Terima kasih buat semua orang yang pernah membantu perkembangan skripsi ini. Walaupun tidak disebutkan, tapi bantuan yang diberikan sangat berguna bagi penulis. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar lebih baik lagi. Akhir kata, kepada Allah juga penulis berserah diri. Dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi semua pihak. Amin

Medan, Juli 2015


(14)

DAFTAR TABEL ... v

ABSTRAK ... vii

BAB I LATAR BELAKANG ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoritis ... 11

2. Manfaat Praktis ... 11

E. Sistematika Penulisan... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Persepsi ... 13

1. Definisi Persepsi ... 13

2. Aspek-Aspek Persepsi ... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 15

4. Pengukuran Persepsi ... 18

B. E-learning ... 18

1. Pengertian E-learning ... 18

2. Pola-pola E-learning ... 20


(15)

E. Gambaran Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola-pola E-learning ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Identifikasi Variabel ... 29

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29

C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel ... 30

D. Alat Ukur yang Digunakan ... 33

E. Uji Coba Alat Ukur ... 35

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 41

G. Metode Analisis Data ... 42

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Analisa Data ... 44

1. Gambaran umum subjek penelitian ... 44

2. Uji Normalitas ... 45

3. Hasil utama penelitian ... 46

4. Hasil tambahan penelitian ... 55

B. Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62


(16)

Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Persepsi yang Digunakan dalam

Penelitian………. 34

Tabel 4 Jumlah Sampel Try Out………... 38

Tabel 5 Blue Print Skala Persepsi Sebelum Try Out……… 39

Tabel 6 Blue Print Skala Persepsi Setelah Try Out……….. 40

Tabel 7 Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 44

Tabel 8 Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia………. 45

Tabel 9 Uji Normalitas………. 46

Tabel 10 Rentang Kategorisasi Berdasarkan Signifikan Perbedaan.. 46

Tabel 11 Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasi Persepsi Subjek……… 47

Tabel 12 Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola Individual Self Paced E-learning Online………. 48

Tabel 13 Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasi Persepsi Subjek……… 49

Tabel 14 Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola Individual Self Paced E-learning Offline………. 51

Tabel 15 Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasi Persepsi Subjek……… 52


(17)

Deviasi Persepsi Subjek……… 54

Tabel 18 Pengkategorisasian Persepsi Mahasiswa USU terhadap Pola

Group Based E-learning Asynchronously………. 55

Tabel 19 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin…………. 56


(18)

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala persepsi model likert. Uji reliabilitas alat ukur dilakukan dengan teknik koefisien Alpha Cronbrach dengan nilai sebesar 0,925. Data yang diolah dalam penelitian ini yaitu skor maksimum, skor minimum, mean, dan standar deviasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa di USU yang berjumlah 400 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning online adalah 179 orang (44,75%) termasuk ke dalam kategori positif, 172 orang (43%) termasuk ke dalam kategori negatif dan 49 orang (12,25%) tidak diklasifikasikan. Pesepsi mahasiswa USU terhadap pola individual self-paced e-learning offline adalah 186 orang (46,5%) termasuk ke dalam kategori positif, 179 orang (44,75%) termasuk ke dalam kategori negatif, dan 35 orang (8,75%) tidak diklasifikasikan. Pesepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning synchronously adalah 152 orang (38%) termasuk ke dalam kategori positif, 193 orang (48,25%) termasuk ke dalam kategori negatif, dan 55 orang (13,75%) tidak diklasifikasikan. Pesepsi mahasiswa USU terhadap pola group based e-learning asynchronously adalah 183 orang (45,75%) termasuk ke dalam kategori persepsi positif, 198 orang (49,5%) termasuk ke dalam kategori negatif, dan 19 orang (4,75%) tidak diklasifikasikan.


(19)

ABSTRACT

This research is descriptive research which aims to view the description of University of North Sumatera students perception toward e-learning types. In this research, measurement tools that was used is perception scale likert model. Measuring instrument reliability test was done by using Cronbrach Alpha coefficient with a value of 0.925. The data processed in this research are maximum score, minimum score, mean, and standard deviation. Sample in this research was 400 students from all the faculty in University of North Sumatera. The result indicate that perception of University of North Sumatera students toward individual self-paced e-learning online was 179 students (44,75%) counted as positive category, 172 students (43%) counted as negative category, and 49 students (12,25%) not categorized. The University Of North Sumatera students perception toward individual self-paced e-learning offline was 194 students (48,5%) counted as positive category, 171 students (42,75%) counted as negative category, and 35 students (8,75%) not categorized. The University Of North Sumatera students perception toward group based e-learning synchronously

was 152 students (38%) counted as positive category, 193 students (48,25%) counted as negative category, and 55 students (13,75%) not categorized. The University Of North Sumatera students perception toward group based e-learning asynchronously was 183 students (45,75%) counted as positive category, 198 students (49,5%) counted as negative category, and 19 students (4,75%) not categorized.

Keywords : e-learning types, University of North Sumatera students perception


(20)

BAB I

LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan secara nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pengembangan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Strategi pembelajaran telah mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu di antaranya adalah e-learning. E-learning telah menjadi suatu kebutuhan bagi sivitas akademika, mengingat baik dosen, mahasiswa maupun institusi pendidikan telah memanfaatkan teknologi komputer dalam proses kegiatan belajar mengajar (Widanarko, 2007).

Metode e-learning memberikan kemudahan dan kelancaran proses belajar-mengajar baik bagi mahasiswa maupun dosen (Wiliam, 2007). Metode e-learning memberikan keleluasaan pada dosen untuk memberikan akses kepada mahasiswa untuk mendapatkan referensi ilmiah terkait dengan mata kuliah. Referensi-referensi tersebut dapat berupa tulisan ilmiah, artikel populer atau jurnal-jurnal elektronik. Hal ini akan sangat berguna bagi mahasiswa, karena selain dapat memperkuat pemahaman mahasiswa untuk tiap pokok bahasan perkuliahan, referensi dari jurnal-jurnal internasional akan sangat membantu memperluas


(21)

wawasan mahasiswa sekaligus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa (Wiliam, 2007). E-learning juga mendukung efisiensi pembelajaran dalam beberapa hal, diantaranya efisiensi waktu dan sarana pembelajaran. Bentuk efisiensi waktu yang ditawarkan adalah kemudahan mengakses materi pembelajaran karena materi dapat diunggah ke sistem sehingga dapat diakses oleh siswa atau mahasiswa kapanpun dan dimanapun (Abdullah, 2012).

Banyak definisi yang dapat menjelaskan istilah e-learning. Naidu (2006) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan dari teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar. E-learning

melibatkan semua aktivitas pembelajaran yang dijalankan oleh individu maupun kelompok, dapat dilakukan secara offline maupun online dan dapat dilakukan secara synchronous atau asynchronous melalui jaringan ataupun komputer pribadi dan perangkat elektronik lainnya.

Romiszowski (dalam Naidu, 2006) menyatakan bahwa e-learning

memiliki empat pola. Pertama individualized self-paced e-learning online

yaitu situasi di mana individu belajar dengan mengakses sumber belajar melalui database atau course content online via intranet atau internet. Kedua individualized self-paced e-learning offline yaitu situasi di mana individu belajar dengan bantuan media elektonik secara offline. Ketiga

group-based e-learning synchronously yaitu situasi di mana sekelompok pelajar bekerja sama melalui intranet atau internet. Terakhir group-based e-learning asynchronously yaitu situasi di mana sekelompok pelajar


(22)

bekerja melalui intranet atau internet dan dalam pertukaran atau proses pembelajaran antara peserta terjadi dengan adanya jeda waktu.

E-learning sudah banyak diterima masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training, dan universitas). Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Sumatera Utara yang memiliki fasilitas e-learning. Menurut informasi yang diperoleh di situs USU E-learning mengenai Pemuatan Bahan Kuliah di Website USU, diharapkan agar semua dosen di lingkungan USU dapat mengirimkan semua materi perkuliahan ke Pusat Sistem Informasi USU untuk dimuat dalam situs USU E-learning. Bahan kuliah yang dikirimkan adalah bahan kuliah penuh atau handout atau dalam bentuk slides perkuliahan. Sajian tersebut bisa dalam bentuk Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia (USU E-learning, 2009).

Universitas Sumatera Utara (USU) juga mempunyai Pusat Sistem Informasi (PSI). Menurut Tim PSI USU (2014), PSI merupakan suatu divisi yang mengelola pelayanan akses terhadap infrastruktur teknologi informasi dan lingkungannya baik di dalam maupun diluar kampus. Salah satu fungsi PSI adalah memfasilitasi perangkat lunak yang mencakup seluruh aspek manajemen untuk mendukung pemberdayaan semua unit manajemen Universitas sehingga mampu secara profesional memberikan pelayanan yang efisien bagi sivitas akademika. Salah satu perangkat lunak aplikasi adalah e-learning (Tim PSI USU, 2014). Berikut hasil wawancara


(23)

dengan salah satu staff pelatihan dan pembelajaran PSI yang bertugas mengelola e-learning di USU :

“ e-learning di USU sudah menyebar di seluruh fakultas, namun ada beberapa fakultas yang memang uptodate mengunduh bahan-bahan perkuliahan ke situs e-learning dan ada yang enggak. Dan biasanya semua ini tergantung dosen di setiap fakultas menerapkan pembelajaran e-learning ke mahasiswanya atau enggak. Kalau soal pola-pola e-learning saya tidak paham, yang saya tahu e-learning itu electronic learning jadi sudah pasti menggunakan media elektronik dan juga aktivitas online. Biasanya e-learning yang dipakai di USU ini sebagai media belajar seperti untuk kuis yang mana dosennya akan meminta id dan password ke PSI yang kemudian kuis tersebut hanya bisa diakses oleh mahasiswanya dengan id dan password tersebut dan juga e-learning di USU ini digunakan sebagai penyedia bahan-bahan

perkuliahan yang bisa diakses seluruh mahasiswa USU.”

(R, Pengelola e-learning di USU, komunikasi personal, 23 Januari 2015) Dapat dilihat dari hasil wawancara dengan staff pengelola e-learning USU bahwa e-learning di USU sudah menyebar ke seluruh fakultas namun jika dikaitkan dengan prestasi USU hal media online, Menurut Webometrics (2015), Universitas Sumatera Utara menempati ranking 2637 World Universities. Ranking ini berbeda jauh dengan 5 universitas terbaik di Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada berada di ranking 518 World Universities, Universitas Indonesia berada di ranking 660, Institut Teknologi Bandung berada di ranking 704, Universitas Brawijaya berada di ranking 738 dan Institut Pertanian Bogor berada di ranking 1016.


(24)

Webometrics merupakan salah satu cara praktis dalam melakukan

bencmarking prestasi perguruan tinggi dalam hal media online dan kekayaan file ilmiah di media online. Webometrics juga memberikan penekanan filosofis dalam pemberdayaan media online untuk menyusun keterbukaan ilmu dalam media online, dengan penekanan pada karya ilmiah, jurnal dll yang menunjang pola mencerdaskan dunia dengan kajian bermutu tinggi dari perguruan tinggi (Pranashakti, 2014).

Berdasarkan rangking webometrics, Universitas Sumatera Utara berada dirangking kategori rendah. Pranashakti (2014) menyatakan beberapa alasan universitas tinggi berada dikategori rendah karena belum adanya kedisiplinan dari stakeholder selaku dosen untuk menggunakan media online sebagai distribusi informasi yang dapat dibaca setiap saat dan belum siapnya para SDM yaitu mahasiswa di perguruan tinggi meningkatkan kedisiplinan untuk membiasakan diri menggunakan media

online dalam publikasi baik untuk kepentingan internal maupun umum. Hal inilah yang terjadi di Universitas Sumatera Utara dimana belum optimalnya penggunaan e-learning bisa disebabkan karena hanya sebagian fakultas saja yang memang uptodate mengunggah bahan kuliah serta karya-karya ilmiahnya dan SDMnya sendiri yang merupakan mahasiswa USU yaitu peserta didik yang terdaftar di USU secara sah pada satu jenis pendidikan akademik, profesi, dan/atau vokasi juga belum populer dengan kata-kata e-learning. Dapat dilihat dari tiga wawancara awal yang didapatkan peneliti :


(25)

“aku tau e-learning, e-learning itu kan belajar pake elektronik. Jadi kita belajarnya pake media elektronik yang ada di kampus kayak proyektor gitu. Menurut ku gak pala bermanfaat kali e-learning ini soalnya kalo mati lampu gak bisa juga dipake proyektornya, dosenku pun gak pernah ada ngasih tau e-learning itu yg gimana dan gada juga dosenku yang nerapin pembelajaran e-learning.”

(F dari Fakultas Teknik Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 03 November 2014)

“aku gak tau e-learning itu apa. Aku aja baru dengar nya

sekarang karna kau tanya.”

(I dari Fakultas FISIP Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 03 November 2014)

“aku gak tau e-learning itu apa, tapi kayaknya itu belajar-belajar

pendidikan lewat metode elektronik gitu ya.”

(N dari Fakultas Ilmu Budaya Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 22 Januari 2015)

Wawancara di atas menunjukkan bahwa ada mahasiswa dari beberapa fakultas yang belum mengetahui apa sebenarnya e-learning atau bahkan mereka belum pernah mendengar kata e-learning itu sendiri. Seharusnya dengan tersedianya fasilitas e-learning di USU mendorong mahasiwa menjadi individu yang mandiri yang mencari sumber belajarnya sendiri.

Berdasarkan pola-pola e-learning yang dijabarkan Romiszowski (dalam Naidu, 2006) ada beberapa mahasiswa dari beberapa fakultas yang paham tentang e-learning. Wawancara awal menunjukkan bahwa pola

individual self paced e-learning online lebih banyak digunakan oleh mahasiswa USU. Hal ini terbukti dari dua wawancara informal berikut terkait dengan pola-pola e-learning :


(26)

“aku tau e-learning sa, e-learning itukan elektronik e-learning jadi kita belajarnya pake media elektronik kayak laptop gitu terus kita cari tugas kuliah kita di internet. Kalo dikampus ku, dosenku menerapkan e-learning sa soalnya kami disuruh cari buku blok kami gitu di situs e-learning USU sama cari materi perkuliahan. Dan biasanya dosen-dosen pendidikan di FKG yang nerapin

e-learning ke mahasiswanya.”

(D dari Fakultas Kedokteran Gigi Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 3 November 2014) “e-learning itukan yang kita nyari-nyari tugas kuliah kita di internet, terus e-learning itu kita gak perlu datang ke kampus lagi karna kuliahnya email-emailan sama dosennya. Nanti kita dikasih tugas terus jawabannya di email ke dosen kita. Enaknya sih dengan adanya e-learning ini kita gak usah capek-capek ke kampus tapi gak enak nya kalau ada yang gak ngerti gak bisa ditanya langsung ke dosennya.”

(W dari Fakultas Hukum Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 3 November 2014)

Dapat dilihat dari wawancara di atas bahwa pola individual self paced e-learning online lebih banyak digunakan oleh mahasiswa USU. Dimana sebagian mahasiswa USU merasakan manfaat yang didapatkan dari e-learning dan menggunakan internet untuk mencari sumber belajarnya. Hal ini menguatkan peneliti untuk meneliti gambaran pola-pola lain nya berdasarkan pola-pola e-learning menurut Romiszowski (dalam Naidu, 2006) pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil penelitian Duma (2009) tentang Gambaran Sikap Mahasiswa USU terhadap Pola E-learning didapatkan data bahwa mahasiswa USU mempunyai sikap yang netral terhadap pola e-learning. Mahasiswa USU menempatkan kebanyakan sikapnya dalam kategori netral, dikarenakan kurangnya pengalaman para mahasiswa tersebut


(27)

dengan dunia teknologi sehingga mereka tidak mengemukakan sikap yang positif maupun yang negatif.

Hasil penelitian diatas adalah mahasiswa USU bersikap netral terhadap pola e-learning. Hal inilah yang mendasari peneliti perlu melakukan penelitian yang berkaitan dengan persepsi, karena sebelum seseorang dapat menentukan sikapnya perlu terlebih dahulu diketahui pemahaman seseorang tersebut terhadap pola-pola e-learning.

Peneliti juga merasa perlu untuk meneliti persepsi dikarenakan fenomena yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan 6 (enam) mahasiswa USU pada bulan November 2014 adalah e-learning sudah menjadi fasilitas yang ada di Universitas Sumatera Utara namun beberapa mahasiswa tidak mengetahui apa itu e-learning. Ketidaktahuan ini mengakibatkan mahasiswa tidak memanfaatkan e-learning dalam proses belajarnya, seharusnya dengan adanya fasilitas e-learning ini membantu proses belajar mahasiswa menjadi lebih efisien dan lebih mandiri. Fenomena lain yang didapatkan peneliti dari hasil observasi beberapa mahasiswa USU yang sedang berada di perpustakaan USU November 2014, beberapa mahasiswa melakukan aktivitas e-learning namun ketika ditanyakan mahasiswa tersebut tidak mengetahui bahwa hal itu merupakan

e-learning. Padahal ketika mahasiswa tersebut belajar dengan menggunakan komputer/laptop, presentasi melalui powerpoint hal ini sudah di namakan dengan e-learning pola individual self paced e-learning offline dan ketika mahasiswa tersebut mencari tugas perkuliahan dengan


(28)

bantuan jaringan internet hal ini di namakan dengan pola individual self paced e-learning online.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Yaghoubi, dkk (2008) kepada siswa-siswa di Iran, diperoleh hasil bahwa siswa memiliki persepsi positif terhadap e-learning. Salah satu faktor yang mempengaruhi individu menggunakan e-learning adalah penilaian terhadap keuntungan yang dirasakan individu tersebut. Semakin individu menilai bahwa e-learning

memberikan keuntungan maka semakin tinggi penggunaan e-learning.

Penilaian yang dilakukan individu serta keuntungan yang dapat dirasakan individu merupakan persepsi.

Penelitian lain yang bekaitan dengan persepsi dilakukan oleh Sitanggang (2012) tentang hubungan antara persepsi terhadap e-learning

dengan motivasi belajar pada mahasiswa fakultas psikologi USU. Hasil menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa Psikologi terhadap e-learning

adalah positif.

Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmad, 2004). Ittelson (dalam Bell, 2001) menyatakan bahwa ada 4 aspek persepsi yaitu, kognitif, afektif, interpretatif dan evaluatif. Aspek kognitif meliputi pemikiran individu terhadap suatu stimulus, aspek afektif meliputi perasaan yang mempengaruhi bagaimana kita mempersepsi suatu, aspek interpretatif meliputi pemaknaan individu terhadap suatu stimulus, dan aspek evaluatif


(29)

meliputi penilaian individu terhadap suatu stimulus. Ke empat aspek inilah yang akan dikaitkan dengan pola-pola e-learning untuk melihat persepsi apa yang akan dimunculkan para mahasiswa USU.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin mengetahui hal yang dirumuskan dalam pertanyaan dibawah ini :

Bagaimana gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola e-learning?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola e-learning.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan ilmu psikologi khususnya psikologi pendidikan dan bidang lainnya dalam aplikasinya. Selain itu, diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan persepsi maupun e-learning.


(30)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian diharapkan digunakan sebagai :

1. Memberikan pandangan mengenai pola-pola e-learning agar mahasiswa USU mengetahui pola e-learning mana yang ia gunakan dalam kegiatan belajar dan agar proses belajarnya berjalan lebih fleksibel, artinya mahasiswa USU dapat belajar kapanpun dan dimanapun dengan menggunakan teknologi baik yang terhubung ke jaringan internet maupun offline.

2. Sebagai masukan bagi pihak kampus USU untuk menentukan sistem e-learning yang tepat sehingga dapat lebih memudahkan kinerja para pengajar dan memudahkan pembelajaran bagi peserta didik.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah: BAB I : LATAR BELAKANG

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah dan dinamika antar variabel. Adapun teori-teori yang


(31)

dimuat adalah teori yang berhubungan dengan persepsi dan

e-learning.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai identifikasi variabel, definisi operasional variabel, populasi sampel dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, uji coba alat ukur, tahap pelaksanaan penelitian serta metode analisis data.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dilanjutkan dengan hasil penelitian, analisa data penelitian serta pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi

1. Definisi persepsi

Sensasi yang ditransmisikan ke otak adalah bentuk mentah dari energi yang harus diinterpretasi dan diorganisasi melalui sebuah proses yang disebut persepsi (Lahey, 2007). Atkinson (2000) mendefinisikan persepsi sebagai proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus dalam lingkungan dan menyangkut penilaian yang dilakukan individu baik positif maupun negatif terhadap suatu benda, manusia, atau kejadian.

Gibson, dkk (1989) mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap objek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri.

Sebuah kejadian pada umumnya didefinisikan sebagai peristiwa yang meliputi ruang dan waktu. Melalui definisi ini, dapat disimpulkan bahwa kejadian meliputi semua persepsi mengenai gerak, namun persepsi mengenai kejadian sering kali disebut sebagai event


(33)

perception, bukan motion perception. Event perception digunakan untuk menjelaskan persepsi visual dari aliran optik, pergerakan manusia dan objek yang relatif terhadap lingkungan (Shiffrar, 2005). Shaw, Flascher & Mace (1995) mendefinisikan event perception

sebagai deteksi dari informasi mengenai gaya dari perubahan yang terjadi pada struktur dalam ruang dan waktu tertentu. Perbedaan antara

event perception dan motion perception adalah pada motion perception

terjadi dalam isolasi, sedangkan event perception terjadi pada ruang dan waktu.

Berdasarkan theory of unconscious inference yang dicetuskan oleh Helmholtz, beberapa dari persepsi adalah hasil dari asumsi ketidaksadaran yang dibuat mengenai lingkungan. Teori ini meliputi prinsip likelihood, yang mengatakan bahwa individu merasakan objek yang menyebabkan pola stimulus yang diterima. Proses persepsi dinilai sama dengan proses pemecahan masalah. Dalam persepsi, masalahnya adalah untuk menentukan objek mana yang menyebabkan pola tertentu dari stimulus, dan masalah ini diselesaikan dengan proses dimana pengamat menerapkan pengetahuannya untuk menarik kesimpulan mengenai apakah objek tersebut (Goldstein, 2011). Dalam penelitian ini, definisi persepsi yang akan digunakan adalah proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus dalam lingkungan dan menyangkut penilaian yang dilakukan individu terhadap suatu benda, manusia, atau kejadian.


(34)

2. Aspek-aspek persepsi

Ittelson (dalam Bell, 2001) menyatakan bahwa ada 4 aspek persepsi yaitu :

a. Kognitif, meliputi berpikir mengenai, mengorganisasi dan menyimpan informasi.

b. Afektif, perasaan kita yang mempengaruhi bagaimana kita mempersepsi sesuatu.

c. Interpretatif, sejauhmana individu memaknai sesuatu.

d. Evaluatif, menilai sesuatu sebagai aspek yang baik dan buruk.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi. Faktor-faktor ini menyebabkan adanya perbedaan persepsi tiap1tiap individu. Menurut Rookies & Willson (2000), faktor-faktor tersebut adalah : a. Usia

Kemampuan perseptual berubah dan matang seiring dengan perkembangan. Secara umum, kemampuan perseptual meningkat dan secara lebih akurat merepresentasikan dunia fisik, namun ada juga kemampuan perseptual yang menurun seiring bertambahnya usia. Seseorang dikatakan remaja apabila memasuki rentang usia 11-19 tahun, dan dikatakan dewasa apabila memasuki rentang usia 20-40 tahun (Papalia, 2003). Perbedaan ini dapat memberikan perubahan dalam dunia persepsi seseorang. Santrock (2013) menyatakan ketika seseorang memasuki usia dewasa adanya


(35)

peningkatan informasi di area yang spesifik, pengetahuan umum dan juga berfikir secara realistik.

b. Gender

Masalah perbedaan gender dalam proses psikologi sangat kontroversial. Kemampuan yang memiliki perbedaan gender yang konstan adalah kemampuan visual spasial. Pada kemampuan ini, pria mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.

c. Kepribadian

Orang-orang dengan kepribadian yang berbeda akan bersikap berbeda dalam berbagai situasi sosial dan mungkin saja memberikan respon yang berbeda terhadap berbagai informasi. d. Keadaan psikologis

Ada banyak kerusakan fisik yang dapat mempengaruhi persepsi. Penyakit seperti katarak, agnosia dan prosopagnosia

dapat mengakibatkan kesulitan dalam mempersepsikan sesuatu. Selain kerusakan dan penyakit, penggunaan obat-obatan baik yang

legal maupun illegal juga dapat mempengaruhi persepsi. Oleh karena itu, mungkin saja orang yang menggunakan zat tertentu seperti kafein, akan mempunyai pengalaman perseptual yang berbeda.


(36)

e. Perceptual set

Set adalah ekspektasi yang dibawa oleh observer ke dalam situasi perseptual. Latar belakang dan pengalaman kita sepertinya membuat kita melihat suatu hal dengan cara tertentu, terutama jika stimulus yang diberikan ambigu. Ada beberapa hal yang mempengaruhi set yaitu motivasi, konteks, ekpektasi, pengalaman sebelumnya dan emosi.

f. Budaya

Ada aspek dalam lingkungan dan budaya yang membuat individu mempersepsikan dan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Individu yang dibesarkan dengan pengaruh budaya Barat akan mengenali stimulus visual tertentu seperti televisi dan film, namun stimulus tersebut akan membingungkan individu yang dibesarkan dari daerah yang terpencil. Beberapa studi telah menemukan bukti yang kuat untuk mendukung adanya pengaruh lingkungan fisik terhadap persepsi individu.

g. Pengetahuan sebelumnya

Persepsi bergantung kepada informasi tambahan yang dimiliki oleh individu. Individu dapat mengenali objek yang berbeda karena adanya pengetahuan sebelumnya yang dibawa individu ke dalam situasi tersebut (Goldstein, 2011).


(37)

4. Pengukuran persepsi

Metode yang digunakan dalam pengukuran persepsi adalah

self-report. Metode ini menggunakan daftar pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut sebagai skala persepsi. Dari respon subjek pada setiap pernyataan itu kemudian dapat disimpulkan mengenai persepsi seseorang. Respon individu terhadap stimulus (pernyataan-pernyataan) persepsi yang berupa jawaban setuju atau tidak setuju itulah yang menjadi indikator persepsi seseorang (Azwar, 2003).

B. E-learning

1. Pengertian e-learning

E-learning merupakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam berbagai proses pendidikan untuk mendukung dan meningkatkan pembelajaran di lembaga pendidikan tinggi. Penggunaan teknologi termasuk sebagai suplemen untuk kelas tradisional, belajar online atau pencampuran keduanya (OECD, 2005).

E-learning menawarkan lembaga dan siswa mereka fleksibilitas tempat dan waktu dalam mentransfer atau menerima informasi belajar. Melanjutkan praktek pengembangan profesional dalam pekerjaan yang bergerak cepat saat ini yang melibatkan penggunaan teknologi modern sebagai bagian dari upaya untuk memberikan pengalaman belajar yang fleksibel dan responsif (Smedley, 2010).


(38)

Munir (2008) menyatakan bahwa e-learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronik. E-learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar.

Pada umumnya, e-learning adalah proses pembelajaran dengan menggunakan/memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet, agar pengajar dan pelajar dapat berkomunikasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Santrock (2007) yang menyatakan bahwa internet merupakan inti dari komunikasi melalui komputer.

E-learning sering disebut penggunaan jaringan pada teknologi informasi dan komunikasi dalam mengajar dan belajar. Sejumlah istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan cara mengajar dan belajar.

E-learning termasuk online learning (pembelajaran online), virtual learning (pembelajaran virtual), distributed learning, network and web-based learning. Pada dasarnya, mereka semua merujuk kepada proses pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menengahi kegiatan pembelajaran asynchronous maupun

synchronous dan aktifitas pembelajarannya (Naidu, 2006). Tetapi untuk lebih luasnya, mahasiswa yang menggunakan e-mail dan mengakses materi kuliah secara online juga dapat dikatakan e-learning (OECD, 2005).


(39)

2. Pola E-learning

Menurut Romiszowski (dalam Naidu, 2006) pola e-learning ada empat, yaitu:

a. Individual self-paced e-learning online yang mengacu pada situasi dimana pelajar individu mengakses sumber belajar melalui intranet atau internet. Contoh dari tipe ini adalah pelajar yang belajar sendiri atau mengadakan penelitian pada internet atau jaringan lokal.

b. Individual self-paced e-learning offline yang mengacu pada situasi dimana pelajar individu menggunakan sumber belajar yang tidak terhubung dengan intranet atau internet. Contoh dari tipe ini adalah pelajar yang belajar melalui perangkat seperti CD dan DVD.

c. Group-based e-learning synchronously yang mengacu pada situasi dimana sekelompok pelajar belajar bersama dalam waktu yang nyata melalui intranet atau internet. Hal ini meliputi komunikasi dua arah yang menggunakan audio dan video konferensi.

d. Group-based e-learning asynchronously yang mengacu pada situasi di mana sekelompok pelajar tidak harus belajar dalam waktu yang nyata. Contoh tipikal dari tipe ini meliputi diskusi

online melalui email dan konferensi dengan pembelajaran sistem manajemen.


(40)

3. Komponen e-learning

Secara garis besar, menurut Romiszowski (dalam Naidu, 2006) ada 3 (tiga) komponen utama yang menyusun e-learning, yaitu :

a. Sistem e-learning

Sistem perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan learning managements system (LMS).

b. Konten e-learning

Konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning system (learning management system). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk multimedia - based content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau text-based content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa).

c. Peralatan e-learning

Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer dan perlengkapan multimedia. Termasuk di dalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.


(41)

4. Kelebihan dan kekurangan pada e-learning

Rusman (2011) ada beberapa kelebihan dari e-learning, yaitu :

a. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja tanpa dibatasi jarak, tempat, dan waktu.

b. Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

c. Mahasiswa dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan, mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

d. Bila mahasiswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat mengakses di internet secara lebih mudah.

e. Baik dosen maupun mahasiswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah mahasiswa yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

f. Perubahan dari mahasiswa yang pasif ke aktif dan lebih mandiri.


(42)

g. Relatif lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi.

Selain itu, ada terdapat beberapa kritik mengenai e-learning

menurut Bullen (dalam Rusman, 2011), yaitu :

a. Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar sesama mahasiswa itu sendiri.

b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademis atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. c. Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan daripada

pendidikan.

d. Perubahan peran dosen dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT/medium komputer.

e. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

f. Tidak semua tempat tersedia difasilitasi internet.

g. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan mengoperasikan internet.

h. Kurangnya personal dalam hal penguasaan bahasa pemprograman computer.


(43)

C. Mahasiswa

Secara harfiah, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut, maupun akademi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.

Menurut Papalia (2003), mahasiswa termasuk dalam tahap pencapaian (achieving stage), yaitu tahap dimana indivdu menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai kemandirian dan kompetensi, misalnya dalam hal karir dan keluarga. Masa di kampus merupakan tempat dimana mahasiswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu mereka secara intelektual, dan meningkatkan kemampuan dalam hal bekerja serta meningkatkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan. Memilih untuk kuliah merupakan suatu gambaran untuk memperoleh karir di masa depan dan hal ini akan cenderung mempengarhui pola berpikir individu.

Masa mahasiswa meliputi rentang umur dari 18/19 tahun sampai 24/25 tahun (Winkel, 1997). Menurut Hurlock (1999) masa ini termasuk ke dalam masa dewasa dini. Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun.

D. Mahasiswa USU

Mahasiswa USU merupakan peserta didik yang terdaftar di USU secara sah pada satu jenis pendidikan akademik, profesi, dan/atau vokasi. Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa USU setelah memenuhi persyaratan dan peraturan perundang-undangan. Mahasiswa USU dapat


(44)

dikategorikan ke dalam beberapa program yaitu program diploma, program strata-1, dan program pascasarjana. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari mahasiswa USU program strata-1. Dalam program strata-1, mahasiswa USU terbagi kedalam 14 fakultas/program studi yaitu fakultas kedokteran, fakultas hukum, fakultas pertanian, fakultas teknik, fakultas ekonomi, fakultas kedokteram gigi, fakultas ilmu budaya, fakultas MIPA, fakultas FISIP, fakultas kesehatan masyarakat, fakultas keperawatan, fakultas psikologi, fakultas farmasi¸ dan fakultas fasilkom TI dimana setiap fakultas/program studi memiliki kapasitas yang berbeda-beda berkaitan dengan jumlah mahasiswanya. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Sumatera Utara).

E. Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap e-learning

Atkinson (2000) menyebutkan persepsi sebagai proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus dalam lingkungan dan menyangkut penilaian yang dilakukan individu baik positif maupun negatif terhadap suatu benda, manusia, atau situasi. Ittelson (dalam Bell, 2001) menyatakan bahwa ada 4 aspek persepsi yaitu, kognitif, afektif, interpretatif dan evaluatif. Aspek kognitif meliputi pemikiran individu terhadap suatu stimulus, aspek afektif meliputi perasaan individu terhadap suatu stimulus, aspek interpretatif meliputi pemaknaan individu terhadap suatu stimulus, dan aspek evaluatif meliputi penilaian individu terhadap suatu stimulus.


(45)

Persepsi individu muncul karena adanya suatu stimulus. Dalam hal ini stimulusnya adalah pola-pola e-learning menurut Romiszowski (dalam Naidu, 2004) yaitu, Individual self-paced e-learning online, Individual self-paced e-learning offline, Group-based e-learning synchronously, dan

Group-basede-learningasynchronously.

Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning

dimaksudkan sebagai pemikiran, perasaan, pemaknaan dan penilaian yang dilakukan mahasiswa USU terhadap penerapan sistem belajar e-learning

yang ditinjau dari pola-pola e-learning itu sendiri. Berdasarkan fenomena yang diperoleh, kampus USU sudah menyediakan fasilitas e-learning di beberapa fakultasnya namun beberapa mahasiswa USU tidak mengetahui atau tidak dapat mengutarakan apa yang di maksud dengan e-learning itu sendiri. Goldstein (2011) menyatakan persepsi bergantung kepada informasi yang dimiliki oleh individu. Individu dapat mengenali objek yang berbeda karena adanya pengetahuan sebelumnya yang dibawa individu ke dalam situasi tersebut. Dalam hal ini, mahasiswa USU belum mengetahui banyak informasi tentang e-learning sehingga minimnya informasi tersebut menyebabkan beberapa mahasiswa USU tidak dapat mengutarakan apa itu e-learning.

Pada pola pertama dan kedua, yaitu individual self paced e-learning online dan individual self paced e-learning offline. Berdasarkan fenomena yang diperoleh, mahasiswa USU merasakan manfaat yang diperoleh dengan adanya pembelajaran e-learning yang bersifat online


(46)

maupun offline karena pada pola ini meliputi kegiatan sehari-hari mahasiswa USU dalam mengerjakan tugas dengan bantuan jaringan internet dan juga kegiatan menggunakan aplikasi di komputer/laptop yang mempermudah mahasiswa USU dalam mengerjakan tugas perkuliahan. Rusman (2011) menyatakan kelebihan dari e-learning salah satunya adalah mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui jaringan internet kapan saja tanpa dibatasi jarak, tempat, dan waktu. Manfaat inilah yang dirasakan mahasiswa USU dalam pembelajaran e-learning.

Pada pola kedua dan ketiga, yaitu group based e-learning synchronously dan group based e-learning asynchronously. Pola ini berkaitan dengan kegiatan individu ketika bersama dengan kelompoknya atau berbeda tempat dengan kelompoknya, individu tetap memanfaatkan e-learning atau tidak. Berdasarkan fenomena yang diperoleh, individu jarang memanfaatkan e-learning dalam kegiatan group. Seperti layanan video conference atau audio conference yang terdapat dalam pola ketiga, ada sebagian mahasiswa USU yang tidak mengerti dengan istilah tersebut dan ada sebagian mahasiswa USU yang mengerti dengan istilah tersebut juga tidak memanfaatkan layanan tersebut dalam kegiatan belajar di kampus. Romiszowski (2004) menyatakan ada 3 (tiga) komponen utama yang menyusun e-learning, salah satunya adalah peralatan infrastruktur e-learning berupa personal computer (PC), jaringan komputer dan perlengkapan multimedia. Termasuk di dalamnya peralatan teleconference


(47)

teleconference. Minimnya infrastruktur ini membuat mahasiswa USU tidak mengetahui atau tidak memanfaatkan layanan synchronous learning

dengan baik. Sama halnya dengan email, mahasiswa USU sudah familiar menggunakan email karena fiturnya yang memudahkan mahasiswa USU bertukar pesan dengan teman ataupun dosen, namun mahasiwa USU tidak memanfaatkan layanan chat yang ada di email untuk berdiskusi dengan kelompoknya.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena penelitian ini hanya bertujuan melihat gambaran atau mendeskripsikan persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning yang ditunjukkan melalui mean. Menurut Hadi (2000) metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi tertentu.

A. Identifikasi Variabel

Variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning.

B. Definisi Operasional

Persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning

dimaksudkan sebagai pandangan atau interpretasi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning yaitu situasi dimana pelajar individu mengakses sumber belajar melalui intranet atau internet (internet surfing (online), googling, downloading educational material), situasi dimana pelajar individu menggunakan sumber belajar yang tidak terhubung dengan intranet atau internet (word, powerpoint, excel, CD/DVD) situasi dimana sekelompok pelajar belajar bersama dalam waktu yang nyata melalui intranet atau internet (video conference, audio confrence) dan situasi di mana sekelompok pelajar tidak harus belajar dalam waktu yang nyata (email, diskusi online).


(49)

Gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning

diukur dengan menggunakan skala persepsi yang dibuat peneliti berdasarkan 4 (empat) aspek persepsi yaitu : aspek kognitif berkaitan dengan pemikiran mahasiswa terhadap pola e-learning, aspek afektif berkaitan dengan apa yang dirasakan mahasiswa USU terhadap pola e-learning, aspek interpretatif berkaitan dengan sejauhmana individu memaknai e-learning dalam proses pembelajaran. Dan aspek evaluatif bekaitan dengan penilaian e-learning sebagai sesuatu yang baik atau buruk dalam metode pembelajaran.

Penelitian ini akan membagi subjek dalam dua kategori, yaitu positif dan negatif. Pengkategorisasian ini dihasilkan dari skor yang diperoleh setiap subjek. Jika semakin tinggi skor skala maka semakin positif persepsinya terhadap pola e-learning. Sebaliknya, jika semakin rendah skor skala maka semakin negatif persepsinya terhadap pola e-learning.

C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU. Jumlah populasi mahasiswa USU yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak ± 29.343 orang (Ikhsan, 2014).

2. Teknik pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode probability, dalam metode probability setiap orang yang ada di


(50)

dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Didalam metode probability terdapat teknik pengambilan sampel yaitu proportionate stratified random sampling, dimana banyak subjek di masing-masing strata diketahui terlebih dahulu baru diambil persentase yang sama (Hadi, 2000).

Dalam penelitian ini, peneliti mengetahui jumlah populasi di setiap fakultas. Disajikan melalui tabel berikut :

Tabel 1. Jumlah Populasi Mahasiswa S1 Berdasarkan Fakultas

Fakultas Kedokteran = 1807 Fakultas MIPA = 1439 Fakultas Hukum = 2774 Fakultas FISIP = 3744

Fakultas Pertanian = 4051 Fakultas Kesehatan Masyarakat = 1965

Fakultas Teknik = 3577 Fakultas Keperawatan = 560 Fakultas Ekonomi = 3324 Fakultas Psikologi = 568 Fakultas Kedokteran Gigi = 957 Fakultas Farmasi = 719 Fakultas Ilmu Budaya = 2696 Fakultas Fasilkom Ti = 1162

TOTAL = 29.343

Sumber : Ikhsan (2014), Evaluasi Diri : Analisis Situasi dan Pemosisian USU

3. Jumlah Sampel Penelitian

Menurut Azwar (2012), secara tradisional statistika menganggap bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Slovin (dalam Riduwan, 2005) menentukan ukuran sampel suatu populasi dengan formula :


(51)

n = N/N(d)2 + 1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05 n = 29.343 / 29.343 (0,05) 2 + 1

n = 394,62 ; dibulatkan menjadi 400

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 400 orang.

Jumlah sampel yang diambil berdasarkan masing-masing bagian ditentukan kembali dengan rumus :

n = (jumlah populasi perfakultas /jumlah populasi mahasiswa USU) x jumlah sampel yang ditentukan.

Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2. Jumlah Sampel Berdasarkan Fakultas

Fakultas Kedokteran = 25 Fakultas MIPA = 20 Fakultas Hukum = 38 Fakultas FISIP = 51

Fakultas Pertanian = 53 Fakultas Kesehatan Masyarakat = 27

Fakultas Teknik = 49 Fakultas Keperawatan = 8 Fakultas Ekonomi = 45 Fakultas Psikologi = 8 Fakultas Kedokteran Gigi = 13 Fakultas Farmasi = 10 Fakultas Ilmu Budaya = 37 Fakultas Fasilkom TI = 16


(52)

D. Alat Ukur yang Digunakan

Salah satu skala Psikologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala persepsi. Skala persepsi ini menggunakan skala model Likert

yaitu skala yang didalamnya terdiri sejumlah aitem yang merefleksikan suatu gagasan atau daerah yang sedang diperhatikan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala yang berisikan aitem-aitem untuk mengungkapkan bagaimana persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola

e-learning menurut Romiszowski (2004) yaitu Individual self-paced e-learning online, Individual self-paced e-learning offline, Group-based e-learning synchronously dan Group-based e-learning asynchronously.

Setiap pola e-learning yang ada dalam skala ini akan dikaitkan dengan keempat aspek persepsi yaitu kognitif, afektif, interpretatif dan evaluatif. Sehingga nantinya dalam penelitian ini akan terlihat pola mana yang lebih di respon positif oleh mahasiswa USU. Skala berisikan 64 aitem, dimana masing-masing pola akan berisikan 16 aitem yang diasumsikan dapat mengungkapkan persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning.

Penelitian ini akan membagi subjek dalam dua kategori, yaitu positif dan negatif. Subjek yang termasuk dalam kategori positif berarti memiliki perspesi yang positif terhadap pola e-learning. Sebaliknya, subjek yang termasuk dalam kategori negatif berarti memiliki persepsi negatif terhadap pola e-learning. Pengkategorisasian ini dihasilkan dari skor yang diperoleh setiap subjek. Jika semakin tinggi skor skala maka


(53)

semakin positif persepsinya terhadap pola e-learning. Sebaliknya, jika semakin rendah skor skala maka semakin negatif persepsinya terhadap pola e-learning.

Pengambilan data dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan skala persepsi dengan blue print yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Persepsi Yang Digunakan Dalam Penelitian

NO Pola-pola

E-learning Aspek Persepsi Aitem F Aitem UF Jumlah

1 Individual self-paced e-learning online mengacu pada situasi dimana pelajar individu mengakses sumber belajar melalui intranet atau internet. Seperti :

penggunaan email,

downloading journal, dan

downloading educational material.

Kognitif 2 2 4

Afektif 2 2 4

Interpretatif 2 2 4

Evaluatif 2 2 4

2 Individual self-paced e-learning offline mengacu pada situasi dimana pelajar individu menggunakan sumber belajar yang tidak terhubung dengan intranet atau internet. Seperti

penggunaan Microsoft word, excel, powerpoint, dan

CD/DVD.

Kognitif 2 2 4

Afektif 2 2 4

Interpretatif 2 2 4

Evaluatif 2 2 4

3 Group-based e-learning synchronously yang mengacu pada situasi dimana sekelompok pelajar belajar bersama dalam waktu yang nyata melalui intranet atau internet. Seperti audio conference dan video conference.

Kognitif 2 2 4

Afektif 2 2 4

Interpretatif 2 2 4


(54)

4 Group-based e-learning asynchronously yang mengacu pada situasi di mana sekelompok pelajar tidak harus belajar dalam waktu yang nyata. Seperti

email dan diskusi online

Kognitif 2 2 4

Afektif 2 2 4

Interpretatif 2 2 4

Evaluatif 2 2 4

TOTAL 32 32 64

Aitem berbentuk pernyataan dengan lima pilihan respon, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), Netral (N), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Setiap pilihan tersebut memiliki skor masing-masing tergantung dari jenis aitem apakah favorable atau unfavorable. Untuk aitem favorable, SS diberi skor 5 (lima), S diberi skor 4 (empat), N diberi skor 3 (tiga), TS diberi skor 2 (dua), dan STS diberi skor 1 (satu). Sedangkan untuk aitem yang unfavorable, SS diberi skor 1 (satu), S diberi skor 2 (dua), N diberi skor 3 (tiga), TS diberi skor 4 (empat), dan STS diberi skor 5 (lima). Selain aitem-aitem tersebut, di dalam alat ukur juga tertera identitas diri yang harus diisi oleh subjek penelitian. Identitas diri tersebut meliputi nama, usia, jenis kelamin,nama fakultas,dan stambuk.

E. Uji Coba Alat Ukur

1. Validitas alat ukur

Di dalam penelitian ini akan diuji validitasnya berdasarkan validitas isi. Validitas isi tes ditentukan melalui pendapat professional (professional judgement) dalam proses telaah soal. Pendapat


(55)

professional diperoleh dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki atau yang tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar, 2000).

Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitemdengan suatu kriteria yang relevan, yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment, yang di analisis dengan bantuan komputerisasi SPSS 19.0 for windows dan

Microsoft Office Excel 2010. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem(Azwar, 2000).

Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan rix 0,30. Semua aitem yang mencapai

koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga rix < 0,30 diinterpretasikan


(56)

3. Reliabilitas alat ukur

Menurut Hadi (2000) reliabilitas alat ukur menunjukkan konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan berbeda. Prosedur pengujian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien reliabilitas alpha. Data untuk menghitung koefisien realibilitas alpha diperoleh melalui penyajian suatu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden (single-trial administration). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas (rxx`) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka satu menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki.

4. Hasil uji coba alat ukur

Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat mengungkap dengan tepat apa yang ingin diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitian pengukuran atau dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan sebenarnya (Azwar, 2004). Setelah alat ukur disusun, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan uji coba alat ukur. Gable (1986) mengatakan bahwa banyaknya subjek atau responden guna memperoleh data uji coba kira-kira 6 sampai dengan 10 kali lipat dari banyaknya aitem yang hendak dianalisis. Oleh


(57)

karena itu uji coba dilakukan pada 384 mahasiswa di setiap fakultas yang ada di USU, disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4. Jumlah Sampel Uji Coba

Fakultas Kedokteran = 24 Fakultas MIPA = 19 Fakultas Hukum = 36 Fakultas FISIP = 49

Fakultas Pertanian = 53 Fakultas Kesehatan Masyarakat = 26

Fakultas Teknik = 47 Fakultas Keperawatan = 8 Fakultas Ekonomi = 43 Fakultas Psikologi = 7 Fakultas Kedokteran Gigi = 13 Fakultas Farmasi = 9 Fakultas Ilmu Budaya = 35 Fakultas Fasilkom TI = 15

TOTAL = 384 Sampel

Pengolahan data uji coba dalam penelitian ini dilakukan melalui empat putaran. Berdasarkan hasil estimasi putaran pertama terhadap data hasil uji coba, maka diperoleh koefisien alpha keseluruhan aitem sebesar 0,904, sedangkan daya beda aitem yang telah ditentukan sebelumnya (rix > 0,30) ditemukan dua puluh empat

aitem yang tidak memenuhi batasan tersebut sehingga dua puluh empat aitem tersebut dinyatakan gugur. Setelah itu dilakukan putaran estimasi yang kedua, pada putaran ini diperoleh koefisien alpha keseluruhan aitem berubah menjadi 0,921 dan ditemukan kembali lima aitem yang tidak memenuhi batasan. Setelah itu dilakukan estimasi putaran ketiga, pada putaran ini diperoleh koefisien alpha keseluruhan aitem berubah


(58)

menjadi 0,925 dan ditemukan kembali satu aitem yang tidak memenuhi batasan. Kemudian dilakukan estimasi putaran keempat sehingga diperoleh koefisien alpha keseluruhan aitem berubah menjadi 0,925 dengan tidak ada lagi aitem yang gugur. Distribusi aitem setelah uji coba dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5. Blue Print Skala Persepsi Sebelum Uji Coba

NO Pola-pola

E-learning Aspek Persepsi Aitem F Aitem UF Jumlah

1 Individual self-paced e-learning online mengacu pada situasi dimana pelajar individu mengakses sumber belajar melalui intranet atau internet. Seperti :

penggunaan email,

downloading journal, dan

downloading educational material.

Kognitif 4, 22 1, 10 4 Afektif 3, 5 8, 18 4 Interpretatif 11, 25 12, 14 4 Evaluatif 17, 31 19, 40 4

2 Individual self-paced e-learning offline mengacu pada situasi dimana pelajar individu menggunakan sumber belajar yang tidak terhubung dengan intranet atau internet. Seperti penggunaan Microsoft word, excel, powerpoint,

dan CD/DVD.

Kognitif 35, 61 45, 64 4 Afektif 59, 60 27, 52 4 Interpretatif 9, 21 55, 56 4 Evaluatif 15, 45 2, 54 4

3 Group-based e-learning synchronously yang mengacu pada situasi dimana sekelompok pelajar belajar bersama dalam waktu yang nyata melalui intranet atau internet. Seperti audio conference

dan video conference.

Kognitif 13, 57 41, 43 4 Afektif 34, 48 26, 46 4 Interpretatif 44, 63 7, 50 4 Evaluatif 32, 51 53, 47 4


(59)

4 Group-based e-learning asynchronously yang mengacu pada situasi di mana sekelompok pelajar tidak harus belajar dalam waktu yang nyata. Seperti

email dan diskusi online.

Kognitif 20, 42 23, 39 4 Afektif 6, 24 28, 32 4 Interpretatif 30, 58 33, 36 4 Evaluatif 16, 49 37, 62 4

TOTAL 32 32 64

Keterangan: Penebalan menunjukkan aitem yang gugur.

Setelah memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur, peneliti melakukan penomoran aitem yang baru untuk skala penelitian yang sebenarnya sebagaimana tertera pada tabel 6.

Tabel 6. Blue Print Skala Persepsi Setelah Uji Coba

NO Pola-pola

E-learning Aspek Persepsi Aitem F Aitem UF Jumlah

1 Individual self-paced e-learning online mengacu pada situasi dimana pelajar individu mengakses sumber belajar melalui intranet atau internet. Seperti : penggunaan

email, downloading journal,

dan downloading educational material.

Kognitif 11 1, 6 3

Afektif 5 1

Interpretatif 7, 8 2

Evaluatif 16 1

2 Individual self-paced e-learning offline mengacu pada situasi dimana pelajar individu menggunakan sumber belajar yang tidak terhubung dengan intranet atau internet. Seperti

penggunaan Microsoft word, excel, powerpoint, dan

CD/DVD.

Kognitif 34 1

Afektif 27 1

Interpretatif 10 30 2


(60)

3 Group-based e-learning synchronously yang mengacu pada situasi dimana

sekelompok pelajar belajar bersama dalam waktu yang nyata melalui intranet atau internet. Seperti audio conference dan video conference.

Kognitif 31 21, 23 3

Afektif 25 1

Interpretatif 24, 33 4 3

Evaluatif 28, 26 2

4 Group-based e-learning asynchronously yang

mengacu pada situasi di mana sekelompok pelajar tidak harus belajar dalam waktu yang nyata. Seperti email dan diskusi online

Kognitif 9, 22 12, 15 4 Afektif 3, 13 14, 17 4 Interpretatif 18, 19 2

Evaluatif 20, 32 2

TOTAL 10 24 34

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengelolaan data.

1. Tahap persiapan

Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa skala persepsi terhadap pola-pola e-learning yang disusun peneliti berdasarkan empat aspek persepsi yang diungkapkan oleh Ittelson (dalam Bell, 2001) dan empat pola-pola e-learning yang diungkapkan oleh Romiszowski (2004). Skala ini terdiri dari 34 aitem. Penyusunan skala ini dioperasionalisasikan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan dan kemudian dibuat blue print dari skala tersebut.


(61)

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian di lakukan di USU dengan melibatkan mahasiswa di masing-masing fakultas USU. Pengambilan data di lakukan dengan memberikan alat ukur berupa skala persepsi terhadap pola-pola e-learning. Subjek diminta memberi respon pada skala tersebut. Tetapi sebelumnya, peneliti terlebih dahulu meminta izin dan kesediaan subjek untuk mengisi skala. Kemudian peneliti memberikan instruksi dan memberikan penjelasan terkait dengan istilah-istilah teknologi dalam e-learning yang terdapat di dalam skala.

3. Tahap Pengolahan Data Penelitian

Pengolahan data di lakukan dengan menganalisa menggunakan bantuan program SPSS versi 19. Alasan yang mendasari digunakannya analisa statistik adalah karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan (generalisasi) penelitian. Pertimbangan lain yang mendasari adalah statistik bekerja dengan angka, bersifat objektif dan universal (Hadi, 2000).

G. Metode Analisis Data

Hadi (2000) menyatakan bahwa penelitian deskriptif menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Untuk mendapatkan skor persepsi digunakan statistik deskriptif. Data yang akan diolah yaitu skor minimum, skor maksimum,


(62)

mean dan standar deviasi. Hadi (2000) menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka yang diolah tidak terlalu mendalam. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 19.


(63)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dilanjutkan dengan hasil penelitian, analisa data serta pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.

A. Analisa Data

1. Gambaran umum subjek penelitian

Penelitian ini melibatkan 400 subjek. Sebelum melakukan analisis data, peneliti akan menguraikan gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan usia.

a. Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin

Pengelompokkan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 2 kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Pada penelitian ini jumlah subjek perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah subjek laki-laki. Subjek perempuan berjumlah 223 orang (55,75%) dan subjek laki-laki berjumlah 177 orang (44,25%). Penyebaran subjek dapat dilihat dalam tabel 7 berikut.

Tabel 7. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentase

Laki-laki 177 44,25 %

Perempuan 223 55,75 %


(64)

b. Pengelompokkan subjek berdasarkan usia

Pengelompokkan subjek berdasarkan usia terdiri atas 8 kategori yang bisa dilihat pada tabel 8 berikut.

Tabel 8. Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek pada usia 21 tahun yaitu sebanyak 148 orang (37%) sedangkan yang paling sedikit adalah subjek pada usia 23 dan 24 tahun yaitu masing-masing sebanyak 2 orang (0,5%).

2. Uji normalitas

Sebelum melakukan kategorisasi, dilakukan uji normalitas pada setiap pola untuk melihat apakah skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal atau tidak. Pada setiap pola, nilai signifikansi atau nilai probabilitas (p) menunjukkan angka 0,00. Nilai (p) 0,00 < 0,05 menujukkan data tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas pada setiap pola dalam penelitian ini tertera pada tabel 9 berikut :

17 tahun= 7 orang 21 tahun= 148 orang 18 tahun= 15 orang 22 tahun= 101 orang 19 tahun= 34 orang 23 tahun= 2 orang 20 tahun= 91 orang 24 tahun= 2 orang


(1)

342 4 2 5 3 4 4 4 2 5 3 4 3 5 4 2 3 4 2 2 2 3 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 343 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 3 3 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 344 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 4 2 4 3 2 2 4 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 345 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 346 3 3 5 2 2 3 1 3 4 4 2 2 4 1 3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 1 2 3 1 3 1 3 1 347 3 2 2 3 4 2 2 2 4 2 4 1 3 2 2 4 2 2 2 3 2 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 1 3 1 348 3 2 3 4 2 3 4 1 5 3 3 1 3 2 1 3 1 1 1 1 3 5 1 3 1 1 3 1 3 3 5 1 3 1 349 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 2 4 2 4 4 4 2 2 2 5 5 4 5 2 1 5 1 3 5 1 1 3 2 350 4 2 4 4 4 4 2 2 3 2 4 2 4 4 2 2 3 2 2 4 4 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 351 3 4 1 3 3 4 1 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 2 3 2 4 3 3 3 352 4 2 3 4 3 4 3 2 3 3 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 3 2 2 2 1 2 1 3 353 4 4 4 4 3 2 1 2 3 2 4 3 3 3 3 5 3 2 3 2 3 4 3 4 1 1 3 2 2 2 4 1 2 3 354 3 2 3 3 2 3 4 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 355 5 2 3 4 2 3 1 1 4 3 4 5 3 2 2 4 4 2 3 4 2 4 1 5 1 1 3 1 1 2 5 1 4 2 356 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3


(2)

357 4 1 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 2 4 1 5 1 1 2 4 2 4 1 4 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 358 4 2 2 4 5 5 3 3 3 2 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 359 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 4 3 3 4 1 3 2 2 4 4 3 4 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 360 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 4 2 3 3 2 1 2 2 361 4 2 5 3 4 2 3 3 5 1 4 1 3 4 1 5 3 4 3 5 3 4 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 5 362 4 2 2 4 3 4 2 2 4 2 4 2 4 3 1 4 2 4 3 2 4 5 3 2 1 1 2 2 3 2 3 2 3 3 363 4 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 4 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 3 4 1 2 3 2 3 2 3 1 3 2 364 5 3 5 3 4 3 2 1 3 2 4 2 4 3 1 4 2 4 2 3 3 4 2 4 2 2 2 2 2 4 4 1 2 1 365 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 366 4 3 2 4 5 4 4 3 2 2 4 2 2 4 3 2 4 3 4 3 4 4 2 5 4 3 2 2 3 4 3 1 4 3 367 3 2 2 4 2 4 4 1 2 3 4 2 2 1 1 4 2 1 1 1 4 4 2 3 1 1 2 2 1 3 2 1 5 1 368 3 5 5 4 4 5 1 4 4 4 4 5 4 2 5 4 2 2 5 5 5 5 4 3 2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 369 4 2 3 2 2 5 2 2 3 3 4 3 3 3 2 4 2 2 3 3 4 4 1 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 370 5 1 4 4 4 5 2 1 3 3 5 4 5 3 1 4 3 1 2 5 4 5 1 5 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 371 4 1 4 3 1 3 3 1 3 4 3 1 4 3 1 4 4 3 2 2 3 4 4 2 4 2 2 1 1 4 1 1 3 5


(3)

372 2 2 3 2 3 4 4 2 3 2 4 2 4 4 2 4 4 2 3 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 373 4 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 4 2 4 4 2 3 4 5 4 2 4 2 1 3 4 2 2 4 2 2 1 374 4 2 3 4 3 4 1 3 4 3 4 4 4 4 2 5 4 3 3 4 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 2 375 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 5 2 3 4 1 4 3 2 3 4 4 5 1 4 1 1 1 1 3 4 2 1 3 1 376 4 1 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 377 4 1 2 3 3 5 3 1 3 1 5 1 1 1 1 3 2 2 1 4 2 4 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 3 378 4 3 4 2 4 2 4 2 2 2 4 3 2 2 1 5 1 1 1 1 4 5 1 4 1 1 1 1 1 1 3 1 5 1 379 4 2 3 4 5 4 4 2 3 2 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 1 3 3 1 1 3 2 380 2 2 3 2 5 5 3 1 2 2 4 4 3 4 1 4 3 2 3 3 2 4 3 2 1 2 1 2 2 2 3 1 2 1 381 3 3 4 2 2 4 1 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 2 3 1 382 4 3 2 4 3 3 1 1 2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 383 3 2 3 2 4 2 1 1 2 2 3 2 2 3 1 4 2 1 1 3 2 4 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 384 3 2 3 4 4 2 1 2 2 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 385 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 4 1 3 4 2 4 2 3 2 4 2 4 2 4 2 2 3 2 2 4 2 2 4 2 386 5 2 4 4 3 4 4 3 3 3 5 3 3 4 1 4 3 2 2 3 4 4 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 2


(4)

387 3 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 1 2 2 2 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 1 388 3 1 3 4 5 4 1 3 2 1 4 2 3 4 2 2 3 3 3 4 5 4 1 3 1 3 3 1 1 1 2 1 1 3 389 3 3 3 4 3 4 4 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 390 4 4 4 4 3 3 1 2 2 3 4 2 1 2 1 3 1 1 2 2 2 4 1 4 1 1 1 2 2 2 2 2 4 1 391 3 2 4 3 3 4 1 2 4 3 4 2 3 3 1 4 3 4 3 1 3 4 3 3 1 2 2 1 3 2 4 1 3 2 392 5 2 3 3 4 5 3 3 4 1 5 3 3 5 2 4 5 3 3 4 2 5 3 3 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 393 4 4 5 3 4 4 3 2 4 2 3 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 4 1 1 4 2 3 4 1 3 2 2 394 5 5 4 3 4 4 2 2 2 3 3 1 2 4 1 4 4 1 2 4 2 4 1 3 1 2 4 3 2 2 2 2 4 2 395 5 5 4 3 4 4 2 2 2 3 3 1 2 4 1 4 4 1 2 4 2 4 1 3 1 2 4 3 2 2 2 2 4 2 396 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 4 2 1 3 3 3 4 3 4 2 4 1 2 3 1 1 1 1 1 3 3 397 4 4 3 5 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 1 5 4 3 4 5 4 5 2 4 3 2 3 1 1 3 1 1 2 5 398 4 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 3 4 3 4 2 1 3 1 1 3 2 1 3 1 399 4 2 3 4 3 4 4 2 1 2 4 2 2 2 1 4 2 2 2 4 3 3 2 4 1 2 3 2 4 4 3 1 4 2 400 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 4 5 5 3 3 3 3 4 3 4 5 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 4 2


(5)

LAMPIRAN D


(6)

1. UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Online .102 400 .000 .951 400 .000

Offline .092 400 .000 .965 400 .000

Synchronous .153 400 .000 .881 400 .000 Asynchronous .119 400 .000 .931 400 .000 a. Lilliefors Significance Correction

2. UJI DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation online 400 11.00 32.00 21.3650 3.88000 offline 400 10.00 28.00 18.1200 4.08378 synchronous 400 13.00 42.00 24.4150 5.07713 asynchronous 400 13.00 57.00 34.8375 6.99345 Valid N

(listwise)