Adanya unsur plus plus di atas yaitu kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat setempat ditimbulkan oleh: a.
Kekuatiran akan makin rusaknya lingkungan oleh pembangunan yang bersifat eksploatatif terhadap sumber daya alam.
b. Asumsi bahwa pariwisata membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat.
c. Kelestarian lingkungan tidak mungkin dijaga tanpa partisipasi aktif
masyarakat setempat. d.
Partisipasi masyarakat lokal akan timbul jika mereka dapat memperoleh manfaat ekonomi economical benefit dari lingkungan yang lestari.
Kehadiran wisatawan khususnya ekowisatawan ke tempat-tempat yang masih alami itu memberikan peluang bagi penduduk setempat untuk
mendapatkan penghasilan alternatif dengan menjadi pemandu wisata, porter, membuka homestay, pondok ekowisata ecolodge, warung dan usaha-usaha lain
yang berkaitan dengan ekowisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka atau meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal baik secara materiil,
spirituil, kulturil maupun intelektual.
2.7. Penelitian terdahulu
Nuari 2013 melakukan penelitian mengenai Analisi Kepuasan Dan loyalitas Konsumen Pada The Jungle Water Park TJWP. Pengukuran kepuasan
dilakukan dengan metode SEM Structural Equation Modeling. Hasil yang didapatkan, antara lain berdasarkan muatan faktor variabel tangible, yang
tertinggi adalah mengenai penataan lokasi. Pada variabel realibility, indikator nilai
tertinggi promosi
yang ditawarkan.Selanjutnya
pada variabel
responsiveness, yang tertinggi yaitu pada kecepatan dan tanggapan melayani konsumen.Pada variabel assurance, nilai indokator yang tertinggi adalah jeminan
keamanan dan sopan, sedangkan variabel terakhir yang tertinggi adalah kemampuan berkomunikasi dengan pelanggan.Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kelima kualitas pelayanan memiliki tingkat keeratan yang berbeda-beda terhadap variabel kepuasan dan loyalitas. Dimensi assurance dan tangible
memiliki nilai koefesien terbesar sehingga yang paling berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas tetapi dua dimensi layanan ini tidak signifikan terhadap
kepuasan dan loyalitas. Pada variabel emphaty berpengaruh positif terhadap kepuasan dan tidak signifikan tetapi variavel ini berpengaruh negatif terhadap
loyalitas serta tidah signifikan. Sementara itu variabel realibility dan responsiveness memiliki hubungan negatif terhadap kepuasan dan loyalitas yang
tidak signifikan. Salim 2010 melakukan penelitian mengenai Analisi Strategi
Pengembangan Kebun Raya Bogor Sebagai Objek Wisata. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil yang didapat
antara lain lingkungan internal yang menjadi kekuatan KRB adalah 1 Pusat Konservasi ex-situ, 2 panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami, 3
KRB memiliki aksesbilitas tinggi dari jaboodetabek dan kota besar pasar potensial, 4 membawahi dan memfasilitasi kawasan konservasi lainnya di
lingkungan perkebunrayaan, 5 menambah nilai ekonomi bagi pemerintah, Pemkot Bogor dan masyarakat sekitar, 6 14.500 koleksi tumbuhan yang
tertanam di kebun, 7 memiliki objek wisata yang menarik, penuh sejarah dan pengetahuan. Kelamahan KRB adalah 1 kurangnya SDM yang handal dalam
memberikan informasi tentang wisata di KRB, 2 beberapa sarana dan prasarana yang kurang baik, 3 belum melakukan pemasaran yang efektif dan efesien, 4
kurangnya pengetahuan pengelola KRB dalam bidang pariwisata, 5 sistem kebersihan KRB kurang baik. Lingkungan eksternal yang menjadi peluang KRB
adalah 1 peningkatan jumlah wisatawan di masa yang akan datang, 2wisatawan saat ini lebih memilih destinasi objek wisata alam, 3 penurunan
kunjungan wisatawan mancanegara sebagai isu bencana alam dan terorisme, 4 kawasan konservasi akan menjadi objek wisata unggulan. Ancaman KRB adalah
1 sampah pengunjung, 2 terbatasnya alokasi anggaran research, 3 kerusakan akibat eksploitasi berlebihan, 8 adanya gangguan potensi tumbuhan tropika
akibat bencana alam dan perubahan iklim. Ruhimat 2008 melakukan penelitian mengenai Analisis tingkat kepuasan
konsumen Cafe Dedaunan Kebun Raya Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah IPA hasil yang diperoleh pada analisis persepsi konsumen terhadap kinerja
kafe dedaunan dapat dikatakan sudah baik, hal ini didasarkan pada penilaian konsumen secara umumk menyatakan setuju terhadap tingkat kinerja perusahaan
dan menilai sangat oenting terhadap pelaksanaan setiap atribut bauran pemasaran. Sedangkn atribut yang dinilai cukup setuju adalah penampilan pramusaji,
pemilihan media iklan serta potongan harga makanan dan minuman. Hasil penilaian dengan IPA menunjukan bahwa kuadran I yang harus diprioritaskann
untuk konsumen lokal adalah cita rasa makanan, penanganan keluhan pengunjung, dan kemampuan pramusaji dalam berkomunikasi dengan
pengunjung. Untuk konsumen wisman pada kuadran I adalah aroma makanan, fasilitas
cafe, penanganan
keluhan pengunjung,
kemampuan dalam
berkomunikasi, dan kesigapan pramusaji dalam melayani konsumen. Sedangkan kuadran II yang merupakan atribut yang harus dipertahankan untuk konsumen
lokal adalah variasi makanan dan minuman, kebersihan menu makanan dan minuman, kecepatan transaksi pembayaran, kecepatan penyajian, sikap prausaji
dan kondisi cafe. Untuk konsumen wisman atribut yang harus dipertahankan pada kuadran II yaitu variasi makanan dan minuman, cita rasa makanan yang enak,
kesesuaian menu dengan pesanan, komposisi makanan, ketersediaan menu makanan, sikap pramusaji, kenyamanan, keamanan, kebersihan dan kerapihan
cafe.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Pada penelitian ini, kerangka pemikiran akan dimulai dengan mengetahui visi, misi dan Tupoksi Tugas pokok dan fungsi yang dimiliki oleh KRB. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apa saja tujuan yang ingin dicapai oleh KRB untuk saat yang akan datang. Dengan mengetahui misi serta Tupoksi, maka akan
diketahui pula langkah-langkah serta kegiatan apa saja yang dilakukan oleh KRB dalam mencapai kepuasan pengunjung yang diharapkan. Pengunjung KRB akan
melakukan penilaian terhadap pelayanan yang dilakukan KRB berdasarkan tingkat kepentingan harapan pengujung KRB setelah dibandingkan dengan
tingkat kinerja pelaksanaan yang telah diterima pengunjung. Tingkat kepentingan adalah harapan pengunjung terhadap kinerja KRB, sedangkan
tingkat kinerja adalah kenyataan yang diterima oleh pengunjung atas pelaksanaan atribut pelayanan KRB.
Pengukuran tingkat kepuasan pengunjung KRB akan dilakukan dengan metode IPA, CSI, dan metode Chi Square ini akan bermanfaat bagi KRB dalam
meningkatkan pelayanannya, karena analisis ini akan menghasilkan sebuah data yang menjelaskan harapan
– harapan apa saja yang dimiliki pengunjung, sudah seberapa baik tingkat kinerja yang telah dilakukan dalam memenuhi harapan itu
dan bagaimana kepuasan pengunjung terhadap KRB. Hasilnya, KRB dapat meningkatkan dan memperbaiki atribut pelayanan
yang dinilai kurang oleh pengunjung, serta menambahkan atribut pelayanan yang dirasa kurang ataupun belum ada. Bagan dari kerangka pemikiran tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.