14 Berdasarkan penjelasan mengenai interaksi sosial di atas maka dapat
disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah proses hubungan timbal balik karena adanya komunikasi dan kontak sosial yang dapat saling mempengaruhi satu sama
lain. Interaksi sosial dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial memiliki dua
bentuk, interaksi sosial yang dibangun untuk penyatuan yang dapat dibangun melalui kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi, dan interaksi sosial yang
dibangun untuk pemisahan yang tejadi karena konflik, kontroversi dan persaingan. Interaksi sosial kelompok dalam penelitian ini mengandung arti proses sosial yang
dibangun kelompok dengan kelompok lain, warga masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh adat, penyuluh, dan dinas pertanian setempat.
d. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan alat-alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Sudjati 1981. Mosher 1987 menjelaskan bahwa ketersediaan
sarana dan prasarana produksi mutlak diperlukan agar dapat menjadi pendukung dalam peningkatan produksi. Apriani 2009 dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa ketersediaan fasilitas belajar di sekolah mempengaruhi kompetensi efektivitas kerja. Dalam suatu kegiatan tertentu di dalam kelompok, penyediaan
peralatan dibutuhkan salam suatu proses belajar ke arah perubahan perubahan perilaku disamping pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam usaha atau
kegiatan yang dilakukan. Demikian juga dengan sarana dan prasarana di dalam kelompok merupakan alat-alat dan tempat yang diperlukan dalam kegiatan
kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ketersediaan sarana dan prasarana dalam penelitian ini adalah keberadaan sarana dan prasarana yang dapat
dimanfaatkan oleh anggota kelompok yang dinilai melalui kecukupan jumlah sarana dan prasarana, tingkat kemudahan anggota kelompok untuk memperoleh
sarana dan parasarana, dan tingkat manfaat dari sarana dan prasarana yang ada.
Efektivitas Kelompok Pengertian Efektivitas Kelompok
Efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki
adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan Martoyo 1992. Hidayat 2003 mendefinisikan efektivitas sebagai
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target kuantitas, kualitas, dan waktu telah tercapai. Semakin tinggi tingkat persentasi yang telah dicapai, maka
semakin tinggi tingkat efektivitasnya. Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu Komarudin 1994. Efektivitas kelompok adalah tercapainya tujuan yang didasarkan tindakan kooperatif Rakhmat 2001a.
Efektivitas kelompok adalah keberhasilan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan cepat dan berhasil baik serta memuaskan bagi setiap anggota kelompok
dalam rangka mencapai tujuan berikutnya Soedarsono 2005.
15
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kelompok
Faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilihat dari karakteristik kelompok faktor situasional dan karakteristik anggotanya faktor personal.
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan kelompok Rakhmat 2001a.
1. Faktor Situasional
a. Jumlah Kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan kelompok. Faktor lain yang
mempengaruhi hubungan prestasi kerja dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Apabila tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang konvergen,
maka hanya diperlukan kelompok kecil agar sangat produktif, sedangkan apabila tujuan kelompok divergen, diperlukan jumlah angota kelompok yang lebih besar.
Berdasarkan segi komunikasi, makin besar kelompok, makin besar kemungkinan sebagian besar anggota tidak mendapat kesempatan berpartisipasi. Dalam
kelompok yang besar, partisipasi akan makin memusat pada orang yang memberikan kontribusi terbanyak. Komunikasi akan lebih tersentralkan pada
orang-orang tertentu. Pada kelompok besar ada beberapa orang yang dominan, sebagian besar pasif. Pada kelompok kecil, tingkat partisipasi setiap anggota
relatif sama Rakhmat 2001a.
b. Jaringan Komunikasi
Rakhmat 2001a mengungkapkan bahwa kelompok roda, yaitu kelompok yang biasanya pemimpin menjadi fokus perhatian, hanya afektif pada saat
memecahkan permasalahan yang mudah dan memberikan tingkat kepuasan yang rendah kepada kelompok. Pada kelompok tipe lingkaran, dapat mampu
menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks. Penelitian lain menunjukkan bahwa pola semua saluran bintang adalah pola komunikasi yang paling efektif,
karena tidak terpusat pada satu orang pemimpin, dan pola ini dapat memberikan kepuasan bagi para anggota-anggota, dan yang paling cepat menyelesaikan tugas.
c. Kohesi Kelompok
Kohesi kelompok yang didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya
meninggalkan kelompok Rakhmat 2001a. Kohesi kelompok dapat diukur dari 1 ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain, 2 ketertarikan
anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, dan 3 sejauh mana anggota tertarik pada kelompok untuk memuaskan kebutuhan personalnya.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesi kelompok berkaitan erat dengan produktivitas, moral, dan efisiensi komunikasi. Dalam kelompok
yang kohesif, anggota merasa aman, dan terlindung. Oleh karena itu komunikasi menjadi lebih bebas, lebih terbuka dan lebih sering. Kelompok yang sangat
kohesif memiliki suasana yang mempertinggi umpan balik, dan karena itu mendorong komunikasi lebih efektif.