Tingkat Pendidikan Formal Karakteristik Internal

10 pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Pendidikan petani dapat mempengaruhi pola pikir dalam mengelola usaha taninya Mardikanto 1993. Selain itu juga proses pengambilan keputusan yang dilakukan sesorang biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin efisien bekerja di dalam kelompok dan semakin banyak pengetahuan dalam menjalankan aktivitas kelompok. Tingkat pendidikan formal dalam penelitian ini yaitu usaha-usaha yang ditempuh oleh seseorang untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik yang diukur melalui jenjang sekolah formal tertinggi yang pernah ditempuh oleh responden.

b. Pelatihan yang Diikuti

Simamora 1999 menjelaskan bahwa pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman atau perubahan sikap seseorang. Mangkuprawira 2004 berpendapat bahwa pelatihan bagi anggota kelompok adalah sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar anggota semakin terampil dan mampu dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar. Hamalik 2001 mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja performance para peserta. Aflatin et al. 2000 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pelatihan memberikan manfaaat bagi para guru, pelatihan dapat meningkatkan keterampilan guru konseling dalam menjalankan aktivitasnya, selanjutnya terjadi perbedaan tingkat keterampilan antara guru yang sering mengikuti keterampilan dengan guru yang jarang mengikuti pelatihan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin sering seseorang mengikuti pelatihan, maka semakin banyak pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki. Pelatihan yang diikuti dalam penelitian memiliki arti aktivitas pelatihan keterampilan yang diikuti anggota kelompok baik yang diselenggarakan yang berkaitan dengan eksistensi program kelompok maupun tidak berkaitan dengan eksistensi program kelompok yang diukur berdasarkan frekuensi pelatihan yang pernah diikuti anggota kelompok.

c. Motivasi Kerja Anggota Kelompok

Motivasi adalah kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan dan mengarahkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan Wursanoto 2003. Terdapat beberapa teori motivasi yang memberikan penjelasan mengenai motivasi kerja anggota organisasi, antara lain teori X dan Y dari Gregor, teori motivasi Hygiene dari Herzberg, teori Existence, Relatedness dan Growth ERG dari Aldefer, dan teori kebutuhan dari McClelland Siagian 2002; Sukadi 2007. Pada dasarnya individu memiliki motivasi kerja dikarenakan adanya kebutuhan. Wursanoto 2003 mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi anggota untuk bekerja di dalam kelompok, yaitu faktor dari dalam intrinsik dan luar ekstrinsik. Faktor dari dalam individu meliputi sikap, pendidikan, pengalaman, pengetahuan, dan cita-cita, sedangkan faktor dari luar individu meliputi gaya kepemimpan, dorongan atau bimbingan seseorang, dan perkembangan situasi. 11 Manalu et al. 2014 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa motivasi anggota kelompok yang rendah akan merugikan produktivitas kelompok, perilaku anggota yang hanya ingin memenuhi kebutuhan atau kepentingan sendiri akan mengurangi rasa kepuasan anggota lainnya, hal ini akan menimbulkan konflik di dalam kelompok. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara produktivitas kelompok dengan keinginan mementingkan diri sendiri di dalam kelompok. Penelitian ini memberikan hasil bahwa motivasi kerja anggota memiliki korelasi yang sangat besar terhadap produktivitas kerja di Dinas Kehutanan. Hal ini berarti apabila motivasi diri dari masing-masing pejabat struktural ditingkatkan, maka produktivitas kerja juga akan meningkatkan. Motivasi ini dapat ditingkatkan dengan cara bertanggung jawab atas tugas yang dimiliki, mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, mendahulukan dan kepentingan kelompok. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sikap dan kondisi psikologis seseorang yang dapat memberikan dorongan untuk melakukan perbuatan dalam mencapai kebutuhannya. Motivasi kerja seseorang anggota di dalam kelompok dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Motivasi yang dimiliki anggota kelompok dapat mempengaruhi hasil kerja kelompok dan rasa kepuasan anggota kelompok lainnya. Motivasi kerja dalam penelitian ini adalah alasan atau dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri anggota kelompok untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan untuk meningkatkan produktivitas kelompok. 2. Karakteristik Eksternal Dinamika kelompok tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik internal anggota, tetapi juga dipengaruhi faktor eksternal anggota kelompok. Karakteristik eksternal adalah ciri-ciri yang berasal dari luar diri individu yang menjadi salah satu faktor penting dalam rangka upaya seseorang untuk melakukan suatu usaha. Karakteristik eksternal anggota kelompok yang digunakan dalam penelitian ini meliputi intensitas penyuluhan, pendampingan, interaksi kelompok, dan ketersediaan sarana dan prasarana.

a. Intensitas Penyuluhan

Mardikanto 1993 menjelaskan bahwa kegiatan penyuluhan merupakan usaha untuk memberikan keterangan, petunjuk, bimbingan, bantuan pemecahan masalah dan arah yang harus ditempuh oleh setiap orang yang berusaha sampai dapat meningkatkan pendapatannya, mutu dan nilai produksi usaha taninya sehingga lebih bermanfaat bagi kehidupan sendiri dan keluarganya yang dilakukan penyuluh pertanian. Dalam kegiatan penyuluhan, informasi yang dibutuhkan masyarakat adalah informasi yang bermanfaat, menguntungkan secara ekonomis, secara teknis memungkinkan untuk dilaksanakan, secara sosial- psikologis dapat diterima secara norma, dan sejalan atau sesuai dengan kebutuhan pemerintah Asngari 2001; Akhdiyat Riyani 2005. Unsur-unsur penyuluhan merupakan semua faktor yang menyebabkan terjadinya atau berlangsungnya kegiatan penyuluhan pertanian dan unsur-unsur tersebut antara lain penyuluh pertanian, sasaran, metode, materi, media, tempat dan waktu pelaksanaan penyuluhan van Den Ban Hawkins 1999. Dengan demikian intensitas penyuluhan dalam penelitian ini diartikan sebagai kegiatan penyuluhan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

8 121 130

Optimalisasi Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Di Kabupaten Toba Samosir

3 124 142

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Citra Perusahaan Pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

6 77 85

Efektivitas Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusaan PT.Riau Andalan Pulp And Paper Di Desa Rantau Panjang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak

4 101 177

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Analisis Yuridis Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Terhadap Putusan MK RI NO. 53/PUU-VI/2008)

0 54 155

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Analisis Yuridis Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (Studi Penelitian di PT INALUM di Kabupaten Batu Bara)

0 36 134

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 72 97

Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pertambangan Emas Agincourt Resources Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Batangtoru Tapanuli Selatan

10 110 149