16
d. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok Cragan Wright 1980;
Rakhmat 2001a. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi. Kepemimpinan dapat diukur melalui suasana yang
terjadi di dalam kelompok akibat komunikasi yang terjadi. Tiga gaya kepemimpinan menurut White dan Lippit 1960; Rakhmat 2001a terdapat tiga
gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.
2. Faktor Personal
Cragan dan Wright 1980, Rakhmat 2001a berpendapat bahwa terdapat dua dimensi interpersonal yang mempengaruhi keefektifan kelompok, yaitu
kebutuhan interpersonal dan proses internasional. Faktor personal yang mempengaruhi keefektifan kelompok yaitu usia, suku bangsa, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaaan, pendapatan, kepribadian, dan homogenitas, dan heterogenitas kelompok. Proses personal meliputi keterbukaan disclusure,
percaya, dan empati.
Beberapa ilustrasi suatu kelompok dapat dikatakan sebagai kelompok yang efektif, adalah sebagai berikut Jhonson Jhonson 2012:
a. Tujuan dijelaskan dan disesuaikan sehingga sesuai tujuan perorangan dan
tujuan kelompok. Tujuan dibuat secara bersama-sama sehingga semua anggota dapat menjalankannya dan dapat mencapai tujuan tersebut.
b. Komunikasi dua arah, dan penegasannya pada ide-ide perasaan yang terbuka
dan jelas. c.
Keikutsertaan dan kepemimpinan antar anggotanya, pencapaian tujuan, pemeliharaan hubungan antar anggotanya, dan perubahan pengembangan
digaris bawahi. d.
Kemampuan dan informasi yang dimiliki menentukan pengaruh dan kekuasaan, perjanjian dibuat untuk meyakinkan bahwa tujuan dan kebutuhan
perorangan terpenuhi, kekuasaan sama rata. e.
Perbedaan timbul ketika anggota kelompok menyampaikan pandangan mereka, saling berdebat dan menyampaikan alasan dilihat sebagai kunci dalam
mengambil keputusan yang berbobot dan kreatif dan pemecahan masalah. f.
Konflik kepentingan dihadapi dengan menggunakan negosiasi yang menyatukan dan jalan tengah sehingga persetujuan dapat tercapai yang
merupakan hasil bersama dan memuaskan semua anggotanya. Keterampilan perorangan, kelompok, dan antar anggota kelompok
ditekankan, kesatuan meningkat karena tingkat kepuasan yang tinggi, perhatian, penerimaan, dukungan, dan kepercayaan, setiap anggotanya mendapat dukungan.
Ukuran Efektivitas
Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Jika usaha atau
hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan atau sasaran yang diharapkan, maka hal tersebut dikatakan tidak efektif.
Pencapaian tujuan yang efektif atau tidak efektif dalam suatu organisasi dapat dilihat dari Siagian 2008; Sukadi 2007:
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
17 b.
Kejelasan strategi pencapaian tujuan c.
Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya
kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.
d. Perencanaan yang matang.
e. Penyusunan program yang terorganisir.
f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas
organisasi adalah kemampuan bekerja secara produktif. Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.
g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, apabila program tidak dilaksanakan
secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada
tujuannya. Pelaksanaan program dalam organisasi ditandai dengan adanya kegiatan individu anggota atau kegiatan bersama. Terdapat 6 enam proses
atau pelaksanaan yang perlu ada dalam organisasi,
yaitu: 1
Hubungan antar peranan: menggambarkan saling pengertian atau tidak di antara orang-orang yang memainkan peranan dalam organisasi. Apakah
hubungan itu baik atau tidak, apakah ada saling pengertian atau tidak. 2
Proses komunikasi: menggambarkan bagaimana semua orang yang ada dalam organisasi berkomunikasi dan seberapa akurat dan tepatnya waktu
dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif menghasilkan interaksi yang positif.
3 Pengendalian control, proses pengendalian perilaku anggota
dikendalikan supaya organisasi tetap berada pada jalur yang aman dan pengendalian menunjukkan hubungan pemimpin dengan anggota.
4 Koordinasi: menunjukkan perhatian yang diberikan pada berbagai
kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Koordinasi bertujuan memastikan kegiatan organisasi bergerak kearah tujuan yang sama.
5 Sosialisasi: proses bagaimana anggota baru diperkenalkan pada sistem
yang hidup dalam organisasi. Tanpa sosialisasi yang cukup, anggota baru akan lama menyesuaikan diri dengan organisasi.
6 Supervisi: kombinasi antara pengawasan dan pembinaan. Supervisi
berorientasi pada pendidikan bukan pemberian sanksi hukuman. Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga
pendekatan yang dapat digunakan Sukadi 2007, yakni: a.
Pendekatan Sumber resource approach yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk
memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
b. Pendekatan proses process approach adalah untuk melihat sejauh mana
efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. Proses suatu organisasi akan sesuai mekanisme
apabila organisasi memiliki kinerja yang baik sehingga anggota merasakan kepuasan kerja di dalam organisasi. Terdapat beberapa indikator yang
biasanya digunakan untuk mengukur kinerja organisasi Dwiyanto 1995 yaitu sebagai berikut :