Dokumentasi Struktur Organisasi Identifikasi dan Definisi Fungsi Bisnis

2.3.2. Pemodelan Bisnis

Pemodelan bisnis merupakan salah satu tahapan EAP pada lapisan 2, menurut Steven H Spewak, Pemodelan bisnis adalah proses identifikasi fungsi-fungsi bisnis, pendeskripsian fungsi dan identifikasi unit organisasi yang melaksanakan setiap fungsi tersebut serta melakukan survey untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai bisnis sebagai acuan pemodelan bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan pengetahuan dasar yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya. Ada tiga tahapan untuk memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut : 1. Dokumentasi struktur organisasi. 2. Identifikasi dan definisi fungsi bisnis. 3. Dokumentasi bisnis model utama, distribusi dan presentasi kepada semua komunitas bisnis untuk mendegarkan komentarnya.

2.3.2.1. Dokumentasi Struktur Organisasi

Tahapan ini mempunyai tujuan yaitu mendokumentasikan struktur organisasi dan mengidentifikasi setiap individu dan lokasi yang membentuk suatu fungsi bisnis dalam organisasi. Hasil dari tahapan ini adalah bagan organisasi, daftar posisi dan jabatan, jumlah pekerja dan lokasi pekerja ditempatkan, dokumentasi dari tujuan bisnis, sasaran dan rencana strategi bisnis boleh dibuat boleh tidakpilihan.

2.3.2.2. Identifikasi dan Definisi Fungsi Bisnis

Tahapan ini bertujuan untuk mendefinisikan struktur dari model bisnis, sedangkan yang harus disampaikan pada tahapan ini adalah laporan mengenai fungsi yang diidentifikasi, dimana setiap fungsi harus memiliki nama, deskripsi singkat, turunan fungsi dan dibentuk dari sedikitnya satu unit organisasi. Fungsi sendiri merupakan sekumpulan aksi yang diadakan dalam menjalankan bisnis organisasi. Fungsi dapat didefinisikan sejalan dengan sub fungsinya. Universitas Sumatera Utara Rincian dari tahapan ini adalah : 1. Pemodelan bisnis awal dapat dilakukan dengan mendefinisikan area bisnis utama dengan menggunakan model rantai nilai value chain Porter untuk menyoroti aktivitas di dalam bisnis. Rantai terdiri dari satu rangkaian aktivitas yang menciptakan dan membangun suatu nilai yang dapat menghasilkan margin nilai tambah bagi organisasi. Gambar 2.2 Model Rantai Nilai Value Chain Porter-1985 Gambar 2.2 menunjukkan rantai nilai value chain Porter yang terdiri dari aktivitas utama primary activities dan aktivitas pendukung support acivities. Primary activities kegiatan utama pada rantai nilai ini adalah sebagai berikut : a. Inbound Logistic : Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan, dan menyebarkan masukan. b. Operations : Aktivitas yang mentransformasikan masukkan menjadi keluaran menjadi produk akhir. c. Outbound Logistic : Aktivitas yang berhubungan dengan menyebarkan produkjasa ke pelanggan. d. Marketing Sales : Kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan seperti penelitian pasar, promosi dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara e. Service : Kegiatan yang berhubungan dengan penyedia layanan untuk meningkatkan pemeliharaan produk seperti instalasi, pelatihan, perbaikan, suplai bahan dan perawatan. Support activities kegiatan pendukung yang digambarkan Porter adalah sebagai berikut : a. Firm Infrastructure : merupakan aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan manajemen umum, accounting dan keuangan, keamanan dan keselamatan sistem informasi dan fungsi lainnya. b. Human Resource Management : terdiri dari aktivitas yang terlibat seperti penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan dan kompensasi untuk semua tipe personil dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja. c. Technology Development : aktivitas yang terkait dengan biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses, perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, kapabilitas basis data baru dan pengembangan dukungan sistem berbasis komputer. d. Procurement : kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana sumber daya diperoleh seperti fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain organisasi. Istilah margins menyiratkan bahwa organisasi mendapat suatu margin keuntungan melalui kinerja yang efektif dan efisien yang bergantung pada kemampuan untuk mengatur keterkaitan antar semua aktivitas didalam rantai nilai tersebut. Keterkaitan itu dapat berupa arus informasi, barang-barang dan jasa, serta sistem dan prosedur untuk menjalankan aktivitas. 2. Membagi area fungsional menjadi subfungisi-subfungsi dengan menjawab pertanyaan “Apa fungsi ini?” atau “apa makna dari nama fungsi ini?”. Kemudian lanjutkan mendekomposisi fungsi sampai subfungsi yang didapatkan merupakan aksi tunggal, dilaksanakan secara berulang, menghasilkan keluaran yang dikenal atau dapat dihubungkan dengan unit organisasi tertentu. 3. Menghubungkan fungsi detil dengan unit organisasi yang melaksanakannya. Universitas Sumatera Utara Hubungan fungsi dan unit organisasi dapat dinyatakan dengan membuat matriks fungsi ke organisasi yang merupakan peta bagi team EAP dalam melakukan survey enterprise.

2.3.2.3. Sistem dan Teknologi Saat Ini

Dokumen yang terkait

Perancangan arsitektur sistem informasi menggunakan metode enterprise arsitektur planning :(studi kasus Universitas Purwakarta-Purwakarta)

1 5 18

PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PROGRAM STUDI (Studi Kasus: Program Studi Sistem Informasi Universitas Atma Jaya Yogya

0 6 13

ADAPTASI MODEL TOGAF UNTUK PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE PADA ADAPTASI MODEL TOGAF UNTUK PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UNIVERSITAS CENDRAWASIH JAYAPURA).

0 5 15

PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI PROMOSI PADA PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus Universitas Respati Yogyakarta).

0 4 12

BAB 1 PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI PROMOSI PADA PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus Universitas Respati Yogyakarta).

0 4 10

BAB 2 PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI PROMOSI PADA PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus Universitas Respati Yogyakarta).

0 2 24

PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI PROMOSI PADA PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus Universitas Respati Yogyakarta).

2 5 9

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA STAF PENGAJAR STKIP GUNUNG LEUSER KUTACANE NANGGROE ACEH DARUSSALAM.

0 1 31

PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING

1 2 8

PERANCANGAN ARSITEKTUR INFORMASI UNTUK MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS ENTERPRISE WIDE - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 9