3.2. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh dari petani melalui wawancara
dengan petani dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner. Wawancara yang dilakukan dibagi atas dua bagian yaitu wawancara terstruktur dan
wawancara. Wawancara terstruktur, dalam hal ini sebelum wawancara terlebih dahulu
dipersiapkan daftar pertanyaan sebagai panduan yang akan dijawab oleh responden pada lembar jawaban yang telah disediakan. Sedangkan wawancara
tidak berstruktur, dalam hal ini tidak di tetapkan daftar pertanyaan sebagaimana termasuk dalam wawancara terstruktur. Data yang dibutuhkan tentang
karakteristik petani meliputi, umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman bertani, kepemilikan lahan, pendapat petani.
Sedangkan data sekunder di peroleh dari penelitian dokumentasi yang berasal dari berbagai sumber yaitu Biro Pusat Statistik Kabupaten Serdang
Bedagai dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai dan Kecamatan di setiap daerah sampel penelitian.
3.3 . Metode Analisis
Analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata karena untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua sampel yang
berpasangan berhubungan maka digunakan Uji Dua Berpasangan Paired Sampel T Test Sugiono, 2007 dengan rumus :
Universitas Sumatera Utara
t
hitung
=
dimana :
1ijk
= Nilai rata-rata ijk Setelah SL PHT
2ijk
n = Nilai rata-rata ijk sebelum SL PHT
1
n = Jumlah sampel Setelah SL PHT
2
S = Jumlah sampel Sebelum SL PHT
ijk
S = Standar deviasi ijk
2 ijk
ijk = i produksi ; j biaya produksi dan k pendapatan
= Varians ijk
Uji Hipotesis : T-hitung T-Tabel maka tolak H0 terima Ha
T-hitung T-Tabel maka terima H0 tolak Ha
3.4. Defenisi Operasional
1. Petani sampel adalah individu yang tergabung dalam kelompok tani yang
bermata pencaharian sebagai petani padi sawah yang menerapkan SLPHT 2.
Kelompok tani adalah sejumlah petani yang tergabung dalam satu hamparanwilayah yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan untuk
meningkatkan usaha agribisnis dan memudahkan pengelolaan dalam proses distribusi, baik itu benih, pestisida, sarana produksi dan lain-lain.
3. Wilayah fokus adalah lokasi peningkatan produksi dan produktivitas di Areal
SLPHT.
Universitas Sumatera Utara
4. Wilayah non fokus adalah lokasi peningkatan produksi dan produktivitas di
luar areal SLPHT. 5.
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu SLPHT adalah suatu tempat pendidikan non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usahatani, mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan yang sesuai
dengan kondisi sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usahataninya menjadi efisien, berproduktivitas tinggi dan
berkelanjutan. 6.
Biaya produksi adalah korbanan yang dikeluarkan petani padi sawah baik sebelum maupun setelah SLPHT.
7. Penerimaan adalah jumlah yang diterima petani dari penjualan produksi pada
tingkat harga jual. 8.
Pendapatan adalah nilai produksi padi sawah baik bagi peserta SLPHT.
3.5. Batasan Operasional