tidak saja terjadi pada lahan pertanian petani non peserta SLPHT tetapi juga pada lahan pertanian petani peserta SLPHT, dari laporan tersebut maka diperlukan
evaluasi bagi para peserta Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT.
1.2. Perumusan Masalah
SLPHT merupakan paket teknologi yang ramah lingkungan dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani padi sawah di Kabupaten
Serdang Bedagai dibandingkan dengan petani sebelum menerapkan SLPHT. Terjadinya perbedaan terhadap produksi antara sebelum dan sesudah SLPHT,
selain itu terjadinya penurunan biaya produksi khususnya penggunaan peralatan dan bahan pemberantasan hama dan penyakit sehingga melalui SLPHT
dimungkinkan petani akan meningkatkan kesejahteraannya dibandingkan sebelum SLPHT.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan yang siginifikan terhadap biaya
produksi, produksi dan pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah mengikuti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT di Kabupaten
Serdang Bedagai.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain adalah untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan biaya produksi, produksi dan
pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah mengikuti SLPHT di Kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
1.4. KegunaanManfaat Penelitian
Adapun kegunaanmanfaat dari penelitian ini, adalah : 1.
Sebagai bahan masukan bagi Pemerintahan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai terutama para pengambil kebijakan, keputusan maupun pelaksanaan
pembangunan daerah dalam merumuskan perencanaan dan kebijakan khususnya yang berkaitan dengan pertanian yaitu komoditi padi sawah.
2. Sebagai bahan referensi bagi POPT-PHP dan Penyuluh Pertanian Lapang
dalam upaya peningkatan pembinaan kelembagaan pertanian khususnya pada kelompok tani padi sawah di Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti dan diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi mahasiswa Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Tanaman padi adalah termasuk salah satu tanaman pangan yang keberadaannya harus senantiasa terpenuhi, sebab padi merupakan salah satu
penghasil makanan pokok yaitu berupa beras bagi masyarakat Indonesia. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dan pengetahuan petani mengenai
pengendalian hama
dan penyakit tanaman, pemerintah Indonesia menyelenggarakan program untuk petani di Indonesia melalui SLPHT tanaman
padi. Untuk mengetahui keberhasilan program tersebut maka perlu dilaksanakan evaluasi.
Cahyono, 2008, meneliti tentang “Evaluasi Program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT Tanaman Padi Oryza Sativa Sp Di
Kelompok Tani Sari Asih Desa Mayang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo” dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian pada input, proses dan produk dengan pedoman teknis.
Komponen input yang sesuai ialah fasilitas dan tenaga pelaksana. Komponen proses yang sesuai ialah pertemuan musyawarah pra tanam, pertemuan mingguan
kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan progam SLPHT tanaman padi dengan pedoman teknis program SLPHT
tanaman padi dipandang dari komponen konteks context, masukan input, proses process dan produk output. Metode dasar yang digunakan pada
penelitian ini ialah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus case study di Desa Mayang Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo, sedangkan pengambilan
informan dilakukan dengan cara sengaja purposive.
Universitas Sumatera Utara
dan hari lapang tani. Komponen produk yang sudah sesuai ialah peningkatan kemampuan dan keterampilan petani di bidang pengamatan OPT pada tanaman
padi dan teknologi pengendaliannya secara terpadu, peningkatan kemampuan dan keterampilan petani dalam menganalisis agroekosistem pertanian dan peningkatan
kerjasama dalam usahatani. Sedangkan komponen input yang tidak sesuai adalah materi yang
disampaikan dalam kegiatan SLPHT. Komponen proses yang tidak sesuai survei lokasi dan peserta, pembinaan petani penggerak dan koordinasi untuk
mempersiapkan hari lapang tani. Komponen produk yang tidak sesuai ialah peningkatan kualitas agroekosistem.
2.2. Landasan Teori
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat out yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tumbuhan, tanah dan air
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah, sinar matahari, bangunan- bangunan yang didirikan di atas tanah tersebut dan sebagainya Mosher, 1981.
Menurut Mosher 1981 usahatani pada dasarnya adalah tanah. Usahatani dapat sebagai suatu cara hidup a way of life. Jenis ini termasuk usahatani untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau subsistem dan primitif. Jenis usahatani seperti itu pada saat sekarang sudah langka ditemui. Pada saat sekarang, pada umumnya
jenis usahatani yang termasuk perusahaan the farm business. Setiap petani pada hakikatnya menjalankan perusahaan pertanian diatas usahataninya. Itu merupakan
bisnis karena tujuan setiap petani bersifat ekonomis, memproduksi hasil-hasil untuk dijual ke pasar atau untuk dikonsumsi sendiri oleh keluarganya. Usahatani
tanaman hias yang bertujuan ekonomis termasuk usahatani perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Usahatani hendaklah senantiasa berubah, baik di dalam ukuran size maupun susunannya, untuk memanfaatkan metode usahatani yang senantiasa
berkembang secara lebih efisien. Corak usahatani yang cocok bagi pertanian yang masih primitif bukanlah corak yang paling produktif apabila sudah tersedia
metode-metode yang modern Mosher, 1981. Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana untuk kegiatan di luar usahatani. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan maka petani
seharusnya mempertimbangkan harga jual dari produksinya. Melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan selanjutnya menentukan harga pokok
hasil usahataninya, keadaan ini tidak dapat dilakukan oleh petani, akibatnya efektivitas usahatani menjadi rendah. Volume produksi, produktivitas serta harga
yang diharapkan jauh di luar harapan yang dikhayalkan Fhadoli, 1991. Proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan
tanaman, ternak ataupun ikan dapat terpenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen,
yaitu : tanah, modal, tenaga kerja dan skill atau manajemen pengelolaan. Faktor produksi adalah faktor yang mutlak diperlukan dalam proses produksi, yaitu:
keberadaan dan fungsi masing-masing faktor produksi tersebut. Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan saling terikat satu sama lain.
Kalau salah satu faktor tidak tersedia, maka proses produksi tidak akan berjalan, terutama 3 faktor terdahulu seperti tanah, modal dan tenaga kerja.
Keputusan petani untuk menanam bahan makanan terutama didasarkan atas kebutuhan makan untuk seluruh keluarga petani, sedangkan putusannya untuk
Universitas Sumatera Utara
menanam tanaman perdagangan didasarkan atas iklim, ada tidaknya modal, tujuan penggunaan hasil penjualan tanaman tersebut dan harapan harga.
Menurut Mubyarto 1986 fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik output dengan faktor-faktor
produksi input. Model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor produksi input yang digunakan dengan jumlah barang atau jasa output
yang dihasilkan . Fungsi Produksi Total Total Product: TP
↔ Q = f L, K; Dimana,
L = tenaga kerja
K = Modal
Produksi rata-rata Average Product: AP AP
L
= TPL atau AP
K
Produksi Marjinal Marginal Product: MP = TPK
MP
L
= ∆TP∆L atau MP
K
Untuk menghasilkan produksi pada satu satuan tertentu diperlukan input produksi, yang dihitung sebagai komponen biaya produksi. Biaya produksi adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi yang dijual. Biaya
produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost.
= ∆TP∆K
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya jumlah keluaran. Dan biaya variabel adalah biaya yang besarnya
berubah-ubah tergantung dari banyak sedikitnya keluaran yang dihasilkan. Biaya
Universitas Sumatera Utara
tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total TC yang merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produksi. Jadi, TC = TFC + TVC Nuraini Ida, 2001. Dalam usahatani, petani akan memperoleh penerimaan dan pendapatan,
penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
TRi = Yi . Pyi
Dimana : TRi
= Total Penerimaan Yi
= Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Pyi
= Harga Y Sedangkan pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi dengan biaya
produksi dalam satu kali periode produksi. Secara grafik pendapatan maksimum oleh suatu usaha dapat ditunjukkan dengan grafik yang menggambarkan biaya
total dan hasil penjualan penerimaan. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya
Income = TR – TC
Dimana : Income
= Pendapatan Usahatani TR
= Total Penerimaan TC
= Total Biaya
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Pemikiran