Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Konsentrasi Debu dengan Gangguan Faal Paru

merangsang dan dapat menimbulkan reaksi walaupun ringan. Reaksi tersebut berupa produksi lendir berlebihan. Debu yang masuk ke saluran nafas menyebabkan timbulnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh berupa batuk dan bersin. Otot polos di sekitar jalan nafas dapat terangsang sehingga menimbulkan penyempitan.

5.4. Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Konsentrasi Debu dengan Gangguan Faal Paru

Hasil penelitian dengan uji regresi linear ganda menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan karakteristik pekerja masa kerja, lama kerja, kebiasaan merokok, APD dan konsentrasi debu dengan terjadinya gangguan faal paru dengan taraf signifikansi 0,002 p0,05. Artinya bahwa karakteristik pekerja masa kerja, lama kerja, kebiasaan merokok, alat pelindung diri dan konsentrasi debu secara signifikan dapat dipakai untuk memprediksi terjadinya gangguan faal paru pekerja. Penelitian Sirait 2010 menjelaskan adanya hubungan signifikan antara karakteristik pekerja dengan gangguan faal paru di kilang padi kecamatan Porsea. Fungsi faal paru yang ditampilkan dalam kapasits vital paru dan daya fisik berubah-ubah akibat sejumlah faktor karakteristik pekerja, yaitu masa kerja, lama kerja, usia, jenis kelamin, ukuran paru, kelompok etnik, tinggi badan, kebiasaan merokok, toleransi latihan, kekeliruan pengamat, kekeliruan alat, dan suhu lingkungan sekitar Harrington, 2005. Masa kerja dan lama kerja dalam kondisi tingkat paparan kosentrasi debu yang tinggi akan mempengaruhi terjadinya gangguan faal paru pekerja. Universitas Sumatera Utara Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi paksa detik 1 FEV1 pertahun adalah 28,7 ml, 38,4 ml, dan 41,7 ml masing-masing untuk non perokok, bekas perokok, dan perokok aktif. Pengaruh asap rokok dapat lebih besar dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok Herrington, 2005. Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan, dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan. Tetapi, kadang- kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga diperlukan APD. APD harus memenuhi persyaratan : 1. Enak dipakai, 2. Tidak mengganggu kerja, 3. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya Suma’mur, 1996. Penggunaan APD berkaitan dengan banyaknya partikulat yang tertimbun di dalam organ paru akibat pencemaran yang dapat mengurangi kemampuan fungsi paru sehingga dengan digunakannya APD maka akan dapat mencegah menumpuknya partikulat pencemar dalam organ paru sehingga akan mengurangi terjadinya penurunan fungsi faal paru. Hasil penelitian sudah menunjukkan bahwa konsentrasi debu total rata-rata sudah melebihi ambang batas toleransi konsentrasi debu seperti direkomendasikan Depkes RI yaitu melebihi dari 10 mgm 3 . Beberapa faktor yang ditemukan berhubungan secara signifikan dengan gangguan faal paru pekerja pabrik pakan ternak adalah konsentrasi debu, masa kerja, lama kerja, kebiasaan merokok dan kebiasaan menggunakan APD. Maka penting dilakukan upaya pencegahan dan Universitas Sumatera Utara penanganan secara sistematis dan dini guna menghindari gangguan saluran nafas secara permanen. Tindakan pencegahan merupakan tindakan yang paling penting pada penatalaksanaan gangguan faal paru akibat debu industri untuk mencegah timbulnya penyakit atau mengurangi laju penyakit. Konsentrasi debu yang tinggi mengharuskan pekerja memakai alat pelindung. Pemeriksaan faal paru dan radiologi sebelum seseorang jadi pekerja dan pemeriksaan secara berkala untuk deteksi dini kelainan yang timbul. Bila seseorang telah menderita penyakit, memindahkan ke tempat yang tidak terpapar mungkin dapat mengurangi laju penyakit. Pekerja hendaklah berhenti merokok terutama bila bekerja pada tempat-tempat yang mempunyai risiko terjadi penyakit bronkitis industri dan kanker paru, karena asap rokok dapat meninggikan risiko timbulnya penyakit gangguan faal paru. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan