Usia Jenis Kelamin Masa Kerja Lama Kerja Kebiasaan Merokok

Harrington, 2005. Berikut dijabarkan faktor konsentrasi debu yang mempengaruhi nilai kapasitas vital paru.

2.4.1. Usia

Proses biologik yang sifatnya menua normal akan mempunyai dampak atau berakibat kemunduran atau disfungsi pada sistem dan sub sistem organ tubuh manusia. Kuantitas dan kualitas disfungsi tiap organ akan saling berpengaruh pada sistem faal dan struktur lain. Akibat peningkatan usia, membuat perubahan struktur muskulo skeletal dada yang ada hubungannya dengan paru-paru. Secara faali pada orang usia lanjut terjadi peningkatan volume udara residual di dalam saluran udara paling perifer akibat dari disfungsi serabut elastik alveolus dan bronchiplus terminal, karena kapasitas paru total sifatnya konstan, maka meningkat volume udara residual akan berakibat menurunnya udara melalui respirasi maksimal, sehingga mengakibatkan kapasitas vital tidak optimal Sanusi, 1996. Kekuatan otot maksimal pada usia 20-40 tahun dan akan berkurang sebanyak 20 setelah usia 40 tahun. Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun setelah usia 40 tahun. Berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik Sanusi, 2003.

2.4.2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin akan mempengaruhi kapasitas parunya, karena secara anatomi sudah berbeda. Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil dibandingkan pria Guyton, 1997. Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Masa Kerja

Masa kerja merupakan kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di suatu tempat Tulus, 1992. Menurut Suma’mur 1994 semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut.

2.4.4. Lama Kerja

Menurut Horrington 2005, lama bekerja adalah durasi waktu untuk melakukan suatu kegiatanpekerjaan setiap harinya yang dinyatakan dalam satuan jam. Budiono 2003 menyatakan lama kerja sebagai durasi waktu pekerja terpapar risiko faktor fisika atau faktor kimia dalam melakukan pekerjaannya time exposure.

2.4.5. Kebiasaan Merokok

Inhalasi asap tembakau baik primer maupun sekunder, jelas dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan. Konsumsi tembakau dan paparan terhadap asap tembakau berdampak serius pada kesehatan, antara lain penyakit saluran pernapasan kronik yang dapat menurunkan kapasitas kemampuan paru-paru Guyton, 1997. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru. Penurunan volume ekspirasi paksa detik 1 FEV1 pertahun adalah 28,7 ml, 38,4 ml, dan 41,7 ml masing-masing untuk non perokok, bekas perokok, dan perokok aktif. Pengaruh asap rokok dapat lebih besar dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok Suryani dkk, 2005. Universitas Sumatera Utara 2.5. Alat Pelindung Pernafasan 2.5.1. Definisi Alat Pelindung Pernafasan