Sumber-sumber Debu Mekanisme Masuknya Debu pada Saluran Pernafasan

2.1.4. Sumber-sumber Debu

Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan dapat mengadakan berbagai reaksi kimia sehingga komposisi debu di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda-beda Pujiastuti, 2000. Polutan dapat dibagi 3 kelompok, yaitu: a. Molekul yang terkandung di dalam udara murni yang kadarnya di atas normal, misalnya O 2 , N 2 , CO 2 b. Molekul-molekul gas-gas selain yang terkandung di alam udara murni tanpa memperhitungkan kadarnya, misalnya ozone, HF, ikatan hidrokarbon dan lain- lain. dan lain-lain. c. Partikel-partikel yang respirabel adalah yang berdiameter kurang dari 10 µm Sumber-sumber debu dapat berasal dari udara, tanah, aktivitas mesin maupun akibat aktivitas manusia yang tertiup angin.

2.1.5. Mekanisme Masuknya Debu pada Saluran Pernafasan

Brown 1976 dalam Sintorini 1998 menemukan bahwa 55 debu yang terhisap melalui udara pernafasan mempunyai ukuran antara 0,25-6 µm, dan 15-95 dari debu yang terhisap tersebut dapat mengalami retensi. Proporsi retensi mempunyai hubungan langsung dengan sifat-sifat fisik debu. Didasarkan atas sifat- sifat fisik suspensi debu yang terdapat dalam udara dan anatomi sistem pernafasan Universitas Sumatera Utara maka dapat dikatakan bahwa partikel debu yang mempunyai ukuran lebih besar dari 10 µm dapat dikeluarkan secara komplit melalui saluran pernafasan bagian atas hidung. Partikel debu yang berukuran 5-10 µm tertahan terutama pada saluran nafas bagian atas. Debu akan ikut jatuh sejalan dengan percepatan gravitasi dan bila terhirup melalui pernafasan akan jatuh pada alat pernafasan bagian atas dan menimbulkan banyak penyakit berupa iritasi sehingga menimbulkan penyakit pharyngitis. Partikel debu yang berukuran 3-5 µm akan ditahan oleh saluran nafas bagian tengah. Partikel debu tersebut jatuhnya lebih kedalam yaitu pada saluran pernafasan broncusbronchiolus yang dapat menimbulkan bronchitis, allergis atau asma. Partikel debu yang berukuran 1-3 µm dapat mencapai bagian yang lebih dalam dan mengendap pada alveoli karena adanya gravitasi dan difusi. Partikel debu bergerak sejalan dengan kecepatan konstan untuk jenis-jenis debu tertentu. Debu- debu tersebut dapat menghambat fungsi alveoli sebagai media pertukaran gas asam arang sehingga dengan melekatnya proses pertukaran gas yang lebih kecil ukurannya dan lebih perlahan jatuhnya. Partikel debu yang berukuran 0,1-1 µm melayang-layang di permukaan alveoli. Debu ukuran ini tidak menempel pada permukaan alveoli tetapi mengikuti gerak Brown dan berada dalam bentuk suspensi. Partikel debu berukuran 0,5 µm akan berdifusi keluar masuk alveoli. Bila membentur alveoli, debu akan tertimbun disitu. Dalam dosis besar, semua debu Universitas Sumatera Utara bersifat merangsang dan dapat menimbulkan reaksi walaupun ringan. Reaksi tersebut berupa produksi lendir berlebihan. Debu yang masuk ke saluran nafas menyebabkan timbulnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh berupa batuk dan bersin. Otot polos di sekitar jalan nafas dapat terangsang sehingga menimbulkan penyempitan Moerad, 2003.

2.1.6. Nilai Ambang Batas