Teori-teori Perilaku Konsumen Pengetian Teknologi

secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka sudah mengenal produk tersebut. Seperti air mineral, garam,dan lainnya . 4. Perilaku Pembeli yang Mencari Keragaman Variety Seeking Buying Behavior . Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan mencari keragaman bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan hal yang mutlak.

e. Teori-teori Perilaku Konsumen

Menurut Simamora 2004 : 3 ada teori-teori yang mendukung perilaku konsumen. 1. Teori Ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, bahwa manusia adalah mahkluk ekonomi yang selalu berusaha memaksimalkan kepuasannya dan selalu bertindak rasional. Para konsumen akan berusaha memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan finansialnya memungkinkan. Mereka memiliki pengetahuan tentang alternatif produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. Selama unility marjinal Marginal Utility yang diperoleh dari pembelian produk masih lebih besar atau sama dengan biaya yang dikorbankan, orang – orang akan membeli suatu produk. 2. Teori Psikologis. Beberapa ahli psikologis menyatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh dorongan psikologis. Ada beberapa teori yang termasuk dalam golongan ini dan selanjutnya dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu teori pembelajaran dan teori motivasi. a. Teori Pembelajaran Teori ini dikembangkan oleh Paylov. Teori ini menyatakan bahwa perilaku seseorang merupakan hasil belajar dari akumulasi pengalaman selama hidupnya. b. Teori Motivasi Ada dua teori menurut Freud dan Maslow yang bertolak belakang. Menurut Freud seseorang tidak bisa memahami motivasi yang mendorong perilakunya secara pasti. Sebaliknya Maslow, menyatakan bahwa motivasi seseorang dapat dihubungkan dengan kebutuhannya. 3. Teori Sosiologi. Teori ini menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, seperti keluarga dan kelompok-kelompok sosial di mana seseorang itu menjadi anggota teman-teman dikampus, perkumpulan olah raga . Pada dasarnya, seseorang akan berusaha mengharmoniskan perilakunya dengan apa yang dianggap pantas oleh lingkungan sosialnya. 4. Teori Antropologis. Teori ini memandang bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, namun pada konteks yang lebih luas. Termasuk didalam kelompok yang lebih besar ini adalah kebudayaan, subkultur, dan kelas sosial.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut pendapat Engel 1995 , Faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal, dan faktor psikologis. 1. Faktor kebudayaan. Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok. Sehingga Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Kultur : faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Sehingga nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada dilingkungan yang lain pula. Subkultur : tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Kelas Sosial : susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama, kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapat tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, variabel lainnya. Kelas sosial memperlihatkan preferensi produk dan merek yang berbeda. 2. Faktor Sosial. Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Kelompok : kelompok yang berpengaruh langsung dan ada di mana seseorang menjadi anggotannya disebut kelompok keanggotaan. Ada yang disebut sebagai kelompok primer : anggotanya berinteraksi secara tidak formal, seperti keluarga, teman dan sebagainya. Ada juga kelompok sekunder : kelompok berinteraksi secara formal tetapi tidak reguler seperti organisasi. Keluarga : anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Peran dan status : posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat. 3. Faktor Pribadi. Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, dan tahap daur-hidup, pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan. Usia dan tahap Daur Hidup : kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia. Pekerjaan : pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya, dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka. Keadaan ekonomi : pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan saksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jadi indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya. Gaya Hidup : gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatanya konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat dapat membantu untuk memahami nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen. Kepribadian dan Konsep diri : kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkunganya sendiri. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. 4. Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis utama : motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan, dan sikap. Motivasi : suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif, apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. Persepsi : menurut Kotler diartikan sebagai , proses dimana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan, masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. Persepsi ada tiga proses yaitu : a. Perhatian yang selektif : harus dapat menarik perhatian konsumen, dimana pesan yang disampaikan akan hilang bagi kebanyakan orang yang tidak berada dalam pasar untuk produk tersebut, kecuali untuk pesan yang cukup menonjol atau dominan yang mengelilingi konsumen pasar tersebut. b. Gangguan yang selektif : orang cenderung menafsirkan informasi dengan cara yang lebih mendukung daripada menentang konsepsi- konsepsi yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pemasar harus berupaya memahami susunan pikiran konsumen dan dampak serta interprestasi iklan dan produk mereka. c. Mengingat yang selektif : mengingat apa yang dikatakan sebagai keunggulan suatu produk dan melupakan apa yang dikatakan pesaing. d. Proses belajar : perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan , rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan. e. Kepercayaan dan Sikap : kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Seta cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek dilingkungan seperti toko retail, program televisi, atau produk.

2.1.2 Teknologi a. Sejarah tentang Teknologi Informasi

Tidak dapat disangkal, salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Penggabungan antara teknologi komputer dan telekomunisasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi. Ada empat era atau zaman perkembangan dari teknologi komputer yang telah dipengaruhi oleh sistem informasi. 1. Era Komputerisasi. Pada tahun 1960-an periode ini dimulai dengan diluncurkannya minikomputer dan mainframe diperkenalkan oleh perusahaan kedua industri seperti IBM. Kemampuan menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan data, untuk melakukan perhitungan rumit, dan untuk menyelesaikan masalah-masalah teknis operasional, seperti perhitungan pertambangan dan manufaktur. 2. Era Teknologi Informasi. Pada awal tahun 1970-an, teknologi PC personal computer , mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti minikomputer. Di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet , maupun data processing end user computing. 3. Era Sistem Informasi. Tidak seperti pada kedua era sebelumnya, yang lebih menekan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan yang lebih ditekankan pada sistem informasi, karena komponen dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut. 4. Era Globalisasi. Pada pertengahan tahun 1980-an dimana perkembangan di bidang teknologi informasi komputer dan telekomunikasi sedemikian pesatnya, sehingga kalau di gambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi akan terlihat secara eksponsial. Pada tahun 1996 di San Fransisco, para praktisi teknologi informasi memperkenalkan internet pada dunia industri.

b. Pengetian Teknologi

Beberapa pengertian tentang Teknologi yang diberikan oleh David yang dikutip oleh Janner 2006 : 2, menyatakan bahwa teknologi dapat dipahami sebagai ” upaya ” untuk mendapatkan suatu ” produk ” yang dilakukan oleh manusia dengan memanfaatkan peralatan tools , proses dan sumber daya resources . Pengertian lain tentang Teknologi yang diberikan oleh Janner yang dikutip oleh Arnold 2006 : 2, menyatakan bahwa teknologi tetap terkait pada pihak– pihak yang terlibat dalam perencanaannya. Oleh karena itu, teknologi tidak bebas organisasi, sosial, budaya, ekonomi,dan juga politik. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi, terkait dengan ide atau pikiran yang tidak akan pernah berakhir, keberadaan teknologi bersama dengan keberadaan budaya umat manusia.

c. Pengertian Teknologi Informasi