56 4.
menyiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, dan menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat madani civic society.
Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan beberapa prinsip. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler antara lain:
1. Individual, yaitu prinsip yang sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta
didik masing-masing. 2.
Pilihan, yaitu prinsip yang sesuai keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik.
3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip yang menuntut keikutsertaan peserta didik
secara penuh. 4.
Menyenangkan, yaitu prinsip dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.
5. Etos kerja, yaitu prinsip yang membangun semangat peserta didk untuk bekerja
dengan baik dan berhasil. 6.
Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
F. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marzuki pada tahun 2012 pada jur
nal yang berjudul “Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan harus dapat
menghasilkan insan-insan yang memiliki karakter mulia, di samping memiliki
57 kemampuan akademik dan keterampilan yang memadai. Salah satu cara untuk
mewujudkan manusia yang berkarakter adalah dengan mengintegrasikan pendidikan karakter.
Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajat Sudrajat pada tahun 2011 yang berjudul “Mengapa Pendidikan Karakter?”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan karakter penting bagi kehidupan manusia, maka peran yang dimainkan dunia pendidikan haruslah tidak sekedar menunjukkan
pengetahuan moral, tetapi juga mencintai dan mau melakukan tindakan moral. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Deny Setiawan pada tahun 2013 yang
jurnal yang berjudul “Peran Pendidikan Karakter dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran pendidikan
karakter secara intensif sebagai esensi pengembangan kecerdasan moral building
moral intelligence. Perspektif ini menempatkan moral sebagai aspek lingkungan utama yang menentukan karakterisasi peserta didik. Oleh karena itu, kecerdasan
moral harus secara sadar dipelajari dan ditumbuhkan melalui pendidikan karakter secara aplikatif.
Sementara itu, penelitian lain juga dilakukan oleh Sriyanto pada tahun 2013 yang berjudul “Pengelolaan Pendidikan Karakter pada Kegiatan Pengembangan
Diri di SD Muhammadiyah 1 Wonogiri”. Hasil penelitian ini yaitu pelaksanaan pendidikan karakter dimulai dengan pengkondisian lingkungan sekolah,
pelaksanaan kegiatan pengembangan diri meliputi bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler, serta kegiatan pembiasaan dan keteladanan yang
dilakukan secara rutin.
58 Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Tasripin pada tahun 2011 yang berjudul
“Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis Pembiasaan Studi Kasus di SDN Sukarame 01 Kecamatan Caringin Kabupaten
Garut”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler berkontribusi positif terhadap
pembentukan dan pengembangan karakter siswa. Hasil ini ditunjukkan dengan kondisi dalam mengembangkan pembinaan ekstrakurikuler berupa perencanaan
kegiatan yang matang, jadwal latihan yang teratur, manajemen sekolah tertata baik, animo siswa terhadap ekstrakurikuler tinggi, adanya kemauan dan kemamuan
pembina dan pelatih, dukungan finansial memadai, serta adanya dukungan orang tua siswa dan masyarakat.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter sangat penting sehingga harus dilaksanakan secara aplikatif
salah satunya melalui kegiatan pengembangan diri. Pendidikan karakter melalui pengembangan diri dapat dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler berperan positif untuk pembentukan karakter peserta didik.
G. Kerangka Pikir