Secara keseluruhan dari hasil pengujian asumsi klasik diperoleh hasil bahwa telah terbebas dari gejala multikolinieritas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas serta telah berdistribusi normal.
4.3.4. Hasil Pengujian Hipotesis
4.3.4.1. Uji F
Untuk memprediksi keakuratan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji F.
Tabel 4.7. Hasil Uji F Annova
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression 6096.529
3 2032.176
11.040 .000
a
Residual 4785.771
26 184.068
1 Total
10882.300 29
Sumber : Lampiran
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai Fhitung yang diperoleh adalah sebesar 11.040 dengan taraf signifikan sebesar 0,000. Karena
taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, maka model regresi yang diuji dalam penelitian ini yaitu : Y =
+
1
X
1
+
2
D
1
+
3
D
2
+ e, dengan audit delay sebagai Y, tingkat ukuran perusahaan X
1
, laba rugi sebagai D
1
dan ukuran kantor akuntan publik sebagai D
2
cocok.
Cocoknya model regresi dalam penelitian ini dapat disebabkan karena besarnya pengaruh yang dimiliki masing-masing variabel baik secara
bersama-sama ataupun secara sendiri-sendiri antara variabel bebas terhadap variabel terikat sehingga menghasilkan nilai F
hitung
yang taraf signifikansinya
lebih kecil dari 0,05.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi R
2
adalah sebesar 0,560 atau sebesar 56 lampiran 3, yang berarti variabel-variabel bebas yang diteliti mampu mempengaruhi variabel
terikat sebesar 56, sedangkan sisanya sebesar 44 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut diteliti dalam model regresi ini.
4.3.4.2. Uji t
Tabel 4.8. Hasil Uji t
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Model
B Std. Error
Beta t
Sig. Constant
68.910 3.189
21.608 .000
ukuran perusahaan 1.318E-6
.000 .195
1.477 .152
laba rugi 12.432
7.308 .222
1.701 .101
1
ukuran KAP -34.924
6.280 -.733
-5.561 .000
Sumber : Lampiran Hasil uji t pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa :
1. Pada variabel Tingkat ukuran perusahaan X
1
tingkat signifikan sebesar 0,152. Karena tingkat signifikan pada variabel ini lebih besar dari 5 sig
5, maka H diterima dan H
1
ditolak. Hal ini berarti variabel Tingkat ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Audit Delay.
2. Pada variabel laba rugi D
1
tingkat signifikan sebesar 0,101. Karena tingkat signifikan pada variabel ini lebih besar dari 5 sig 5, maka H
diterima dan H
1
ditolak. Hal ini berarti variabel laba rugi secara parsial tidak terdapat perbedaan pengaruh positif terhadap Audit Delay.
3. Pada variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik D
2
tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena tingkat signifikan pada variabel ini lebih kecil dari 5 sig
5, maka H ditolak dan H
1
diterima. Hal ini berarti variabel Tingkat ukuran perusahaan secara parsial terdapat perbedaan pengaruh negatif
terhadap Audit Delay.
4.4. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji dengan regresi linier berganda diketahui hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
audit delay tidak terbukti kebenarannya. Sedangkan laba rugi terdapat perbedaan pengaruh positif terhadap audit delay juga tidak terbukti
kebenarannya, tetapi ukuran kantor akuntan publik terdapat perbedaan pengaruh negatif terhadap audit delay terbukti kebenarannya.
Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menunjukkan besarnya total aktiva
yaitu faktor yang dapat menentukan besar-kecilnya perusahaan tersebut. Perusahaan besar cenderung memiliki ukuran perusahaan yang tinggi,