periode kecuali yang timbul dari pendapatan revenue atau investasi oleh pemilik.
2. Rugi Loss
Adalah penurunan modal aktiva bersih dari transaksi sampingan yang jarang terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva.
Pentingnya laporan laba-rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil
bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode Baridwan, 2000:30. Bagi banyak pemakai financial statement, mengetahui income sangatlah
penting untuk membantu memperkirakan income masa mendatang dan cash flow Muljo, 2007:16. Ini bukan hanya membantu bagi pemakai
khusus, namun juga membantu meramalkan income dan cash flow yang akan datang.
2.2.6.2.1. Hubungan Laba
Rugi dengan Audit Delay
Informasi tentang laba perusahaan, yang diukur dengan akuntansi akrual, biasanya menyediakan dasar yang lebih baik untuk memprediksi kinerja di
masa yang akan datang daripada informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas saat ini Stice, 2004:32. Jadi, FASB menyatakan bahwa
“fokus utama dalam pelaporan akuntansi adalah informasi tentang kinerja perusahaan yang diberikan oleh ukuran laba dan komponen di dalamnya.
Singkatnya, beberapa keterbatasan laporan labarugi akan mengurangi
manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. Informasi yang terdapat dalam laporan
labarugi untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit, termasuk pengevaluasian perusahaan dan para manajer Kieso, 2002:152.
Laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa laba merupakan berita baik.
Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan yang meraih laba cenderung akan lebih
tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian Hassanudin, 2002 dalam Utami, 2006.
Pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menyebabkan hal sebaliknya Chamber
dan Penman, 1984 dalam Halim, 2000. Penelitian yang dilakukan oleh Ashton, Willingham dan Elliot 1987
dalam Subekti dan Widiyanti 2004 yang menggunakan variabel labarugi perusahaan sebagai variabel dependen yang akan berpengaruh pada audit
delay dalam hasil univariate menemukan bahwa perusahaan non publik menunjukkan tidak ada hubungan antara audit delay dengan laba atau rugi
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Caslaw dan Kaplan 1991 dalam Subekti dan Widiyanti 2004 menemukan bahwa rugi perusahaan mempunyai
hubungan yang positif dengan audit delay. Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian Ashton 1987 dalam Halim 2000 menemukan bahwa
perusahaan publik yang mengumumkan rugi perusahaan atau tingkat profitabilitas yang rendah cenderung mengalami audit delay yang lebih
panjang daripada perusahaan non-publik. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Halim 2000 juga
memberikan hasil yang sama bahwa perusahaan yang mengalami rugi akan mengalami audit delay yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
yang mengumumkan laba. Hasil penelitian Courtis 1976 dalam Subekti dan Widiyanti 2004 di New Zealand menunjukkan bahwa variabel yang paling
signifikan pengaruhnya terhadap audit delay adalah tingkat profitabilitas perusahaan. Sejalan dengan hasil penelitian Na’im 1998 dalam Subekti dan
Widiyanti 2004 menemukan bahwa tingkat profitabilitas merupakan satu- satunya variabel yang signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
dan memacu kemunduran publikasi laporan keuangan jika tingkat profitabilitas rendah.
Lawrence 1983 dalam Prabandari dan Rustiana 2007 menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan di Amerika yang mengalami financial
distress telah menunda penerbitan laporan keuangan mereka. Menurut Carslaw dan Kaplan 1991 dalam Prabandari dan Rustiana 2007, apabila
perusahaan rugi maka perusahaan akan meminta auditornya untuk menjadualkan akan bertindak lebih berhati-hati dan cermat selama proses
audit dalam memberikan jawaban apakah peningkatan kerugian yang dialami oleh perusahaan diakibatkan oleh kegagalan atau disebabkan oleh kecurangan
manajemen. Sementara pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung mengharapkan penyelesaian audit secepat mungkin sehingga
mampu mengumumkan laporan keuangan auditan ke publik lebih awal. Menurut Ashton 1987 dalam Prabandari dan Rustiana 2007, Net
income suatu perusahaan akan mengindikasikan ”berita baik” atau ”berita buruk” selama tahun berjalan. Perusahaan yang mengumumkan rugi untuk
periode tersebut audit delay akan lebih panjang. Temuan Dye dan Sridhar 1995 dalam Prabandari dan Rustiana 2007 bahwa perusahaan yang
memiliki good news akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang operasionalnya gagal bad news.
Selain itu, Penelitian Halim 2000 menunjukan bahwa rugi operasi berhubungan secara langsung dengan penundaan pelaporan. Hal ini
dikarenakan pengumunan rugi berkaitan dengan akibat yang ditimbulkan oleh reaksi pasar yang mungkin akan berdampak buruk bagi perusahaan. Namun
penelitian Davies dan Whittred 1980 dalam Ratnawaty dan Sugiarto 2005 menunjukkan hubungan yang tidak signifikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa labarugi perusahaan akan mempengaruhi laporan audit secara tepat waktu.
2.2.6.3. Ukuran KAP