characterization karakterisasi. Domain psikomotor meliputi initiatory, pre- routine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif,
teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
Yang harus diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku secar keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemampuan saja. Artinya
hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan
komprehensif.
G. Model Pembelajaran Soal Terbuka Open Ended
Menurut Suherman 2003:124 model pembelajaran open ended adalah pembelajaran pendekatan terbuka yang memberikan kebebasan
individu untuk mengembangkan berbagai cara dan strategi pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Pembelajaran
dengan problem masalah terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara flexibility dan solusinya
juga bisa beragam multi jawab, fluency. Menurut Asih dalam La Sadi, 2011 model open ended yaitu metode
yang menyajikan suatu permasalahan dengan penyelesaian yang tidak tunggal sehingga mengambangkan pola pikir siswa yang kreatif. Pokok pikiran dari
pembelajaran open ended yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk
menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Dengan kata lain pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended bersifat terbuka.
Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan
dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban.
Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian, model pembelajaran ini lebih mementingkan
proses daripada hasil yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Pembelajaran dengan model pembelajaran open ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus
mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban yang benar, sehingga
merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Tujuan pembelajaran melalui model open ended menurut Suherman dalam La Sadi, 2012:13 yaitu untuk membantu mengembangkan kegiatan
kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa
harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa agar aktivitas kelas yang penuh ide-ide matematika memacu
kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa. Dalam pembelajaran matematika, pendekatan open ended berarti
memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar melalui aktivitas-aktivitas real life dengan menyajikan fenomena alam seterbuka mungkin pada siswa.
Bentuk penyajian fenomena dengan terbuka ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang berorientasi pada masalah atau soal atau tugas terbuka.
Secara konseptual masalah terbuka dalam pembelajaran matematika adalah masalah atau soal-soal matematika yang dirumuskan sedimikian rupa,
sehingga memiliki beberapa atau bahkan banyak solusi yang benar, dan terdapat banyak cara untuk mencapai solusi itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model open ended adalah suatu model belajar yang melibatkan aktifitas siswa dengan difasilitasi oleh
guru yang langkah-langkah pembelajarannya meliputi pemberian soal-soal yang berbentuk open ended, siswa melakukan aktifitas untuk menjawab soal
yang diberikan, siswa membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok, diskusi kelas mengenai pemecahan soal serta penyimpulan dengan bimbingan
guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Utomo 2002 pemanfaatan masalah open ended dalam pembelajaran memiliki beberapa keunggulan dan juga kelemahan.
Keunggulan model pembelajaran open ended yaitu: 1 Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya. 2
Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika secara komprehensif.
3 Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri. 4 Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan
lebih banyak mengenai proses penemuan yang dilakukan baik secara individu maupun bekerjasama dengan teman yang lain.
5 Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
Kelemahan model pembelajaran open ended yaitu: 1 Proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama karena guru harus
memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengeksplorasi ide dan pengetahuannya dalam menentukan penyelesaian bagi persoalan matematika
yang diberikan. 2 Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa
bukanlah pekerjaan mudah. 3 Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit
sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
4 Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
5 Sebagian siswa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Afgani dalam La Sadi, 2012:13 menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika, rangkaian dari pengetahuan, keterampilan, konsep,
prinsip, atau aturan diberikan kepada siswa biasanya melalui langkah demi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
langkah. Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan model open ended adalah sebagai berikut:
1 Model pembelajaran matematika dengan model open ended dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa, masalah tersebut
diperkirakan mampu diselesaikan siswa dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban sehingga memacu potensi intelektual dan pengalaman
siswa dalam proses menemukan pengetahuan yang baru. 2 Siswa melakukan beragam aktivitas untuk menjawab masalah yang
diberikan. 3 Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi masalah.
4 Siswa membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan. 5 Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan dari masalah serta
penyimpulan dengan bimbingan guru.
H. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel