e. Menunjukkan sederet perasaan dan emosi yang luas
Remaja mampu tertawa, berteriak, menangis, mengungkapkan kasih sayangnya secara spontan. Remaja juga
mampu mengenali dan mengelola emosi emosi mereka dengan lebih baik daripada anak-anak.
f. Menoleransi frustrasi dengan baik
Remaja mampu menghadapi frustrasi dengan berbagai reaksi seperti menertawakan diri sendiri, berteriak keras-keras, dan
sebagainya. Ia mampu mengungkapkan atau berbicara tentang apa saja yang membuatnya frustrasi.
g. Merasa mampu mempengaruhi orang lain
Remaja merasa percaya diri dan mampu mempengaruhi orang-orang sekitarnya.
3. Karakteristik Remaja yang Memiliki Harga Diri Rendah
Karakteristik remaja yang memiliki harga diri rendah menurut Clemes dkk 2012: 22, yaitu:
a. Meremehkan bakatnya sendiri.
b. Merasa bahwa orang lain tidak menghargainya.
c. Merasa tidak berdaya.
d. Mudah dipengaruhi orang lain.
e. Menunjukkan deretan emosi dan perasaan yang sempit.
f. Menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan.
g. Menjadi defensif dan mudah frustrasi.
h. Menyalahkan orang lain karena kelemahannya sendiri.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri menurut Ghufron Rini 2010, adalah:
a. Faktor jenis kelamin
Peran orangtua, harapan-harapan masyarakat, dan perlakuan significant others yang berbeda-beda baik pada pria maupun
wanita dapat mempengaruhi harga diri. Menurut Ancok Ghufron Rini, 2010: 45, wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah
daripada pria seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang mampu, atau merasa harus dilindungi.
b. Intelegensi
Intelegensi sebagai gambaran lengkap kapasitas fungsional individu sangat erat berkaitan dengan prestasi karena pengukuran
intelegensi selalu berdasarkan kemampuan akademis. Menurut Coopersmith Ghufron Rini, 2010: 45, individu dengan harga
diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah.
c. Kondisi fisik
Individu dengan kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi
fisik yang kurang menarik. Hal ini mungkin disebabkan individu
dengan penampilan atau kondisi fisik yang menarik akan merasa lebih bangga dan percaya diri dibandingkan dengan individu yang
memiliki penampilan fisik yang kurang menarik. d.
Lingkungan keluarga Coopersmith Ghufron Rini, 2010: 46 berpendapat bahwa
perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif, dan mendidik yang demokratis akan membuat anak mendapat harga diri yang
tinggi. Orangtua yang sering memberikan hukuman, larangan, dan tidak pernah memberikan pujian dapat menyebabkan anak merasa
tidak berharga. e.
Lingkungan sosial Klass dan Hodge Ghufron Rini, 2010: 46 berpendapat
bahwa pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil
dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain kepadanya.
5. Manfaat Memiliki Harga Diri Tinggi