BAB V PEMBAHASAN
Desa Purwodadi merupakan salah satu daerah yang terletak di Kabupaten Deli Serdang dimana sekitar 75 penduduknya memiliki mata pencarian sebagai pembuat
batu bata. Secara geografis Desa Purwodadi terletak pada dataran tinggi dengan ketinggian tanah dari permukaan laut sekitar 2 meter dan dengan suhu udara rata-rata
sekitar 23-33 C. Banyaknya curah hujan pertahun rata-rata 2.000 mm.
Cacing Soil Transmitted Helminths hidup berkembang biak dengan baik pada lingkungan panas tapi lembab. Kondisi lingkungan tersebut sangat sesuai dengan
kondisi lingkungan Desa Purwodadi. Kondisi lingkungan yang seseuai tersebut menyebabkan Desa purwodadi memliki risiko terhadap penularan Kecacingan Soil
Transmitted Helminths. Selain oleh karena kondisi lingkungan, pekerjaan pekerja pembuat batu bata yang terlibat kontak langsung dengan tanah mempermudah terjadi
penularan kecacingan Soil Transmitted Helminths. Berdasarkan hasil penelitian dari 60 responden sebagai sampel penelitian ini
yang diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner maka dapat dipaparkan sebagai berikut:
5.1. Karakteristik Responden
Pekerja pembuat batu bata adalah orang-orang yang bekerja sebagai pembuat batu bata baik sebagai mata pencaharian utama maupun mata pencaharian
sampingannya. Dari hasil penelitian yang diperoleh dari 60 responden diketahui bahwa berdasarkan umur, pekerja pembuat batu bata paling banyak terdapat pada
52
Universitas Sumatera Utara
kisaran umur 46-52 sebanyak 18 orang dan yang paling sedikit terdapat pada kisaran umur 60-66 tahun sebanyak 3 orang.
Tingkat pendidikan seseorang sangat mempengaruhi bagaimana tingkat pengetahuannya. Diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pekerja,
maka semakin tinggi pula pengetahuan pekerja tentang kecacingan pada pekerja. Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan pekerja adalah
tamat SLTP 36,7 dan tamat SD 35,0 sedangkan tingkat pendidikan pekerja yang paling baik adalah SLTA 13,3. Tinggi atau rendahnya tingkat pendidikan
pekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keadaan sosial-ekonomi, budaya dan faktor-faktor lingkungan yang lain.
Keadaan sosial-ekonomi Desa Purwodadi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat pendidikan pekerja. Hal ini diasumsikan disebabkan
karena buruknya persepsi pekerja terhadap pendidikan. Pendidikan tidak dianggap penting, karena dengan bekerja sebagai pembuat batu bata saja sudah mampu
memenuhi kebutuhan hidup pekerja. Pendidikan dianggap sebagai suatu proses yang hanya menghabiskan uang, karena pada akhirnya pekerja akan kembali bekerja
sebagai pembuat batu bata yang merupakan sumber mata pencarian utama di Desa Purwodadi.
5.2. Pengetahuan Responden Tentang Kecacingan
Soil Transmitted Helminths STH pada Pekerja Pembuat Batu Bata
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek. Pengindraan terjadi melalui pancaindera manusia,
Universitas Sumatera Utara
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terpentuknya tindakan seseorang, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pekerja pembuat batu bata tentang kecacingan Soil Transmitted Helminths. Hasil
penelitian menujukkan jumlah pekerja yang memiliki pengetahuan baik adalah sebesar 28 Orang 46,7 sedangkan yang memiliki pengetahuan buruk 32 Orang
53,3. Menurut Irmayanti Meliono 2007 pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
pendidikan, media dan informasi. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Media merupakan alat khusus yang digunakan untuk penyebarluasan informasi mengenai kecacingan seperti televisi,
radio, poster, leaflet maupun majalah. Kurangnya media penyebaran informasi mengenai kecacingan dilingkungan pekerja menjadi salah satu penyebab rendahnya
pengetahuan pekerja mengenai kecacingan. Informasi merupakan kumpulan data-data yang berhubungan dengan kecacingan yang diberikan kepada para pekerja batu bata.
Adanya informasi mengenai kecacingan Soil Transmitted Helminths STH akan sangat membantu pekerja untuk mengetahui bahaya, dampak serta pencegahan
Universitas Sumatera Utara
kecacingan pada pekerja. Kurangnya penyebaran media informasi menyebabkan
informasi mengenai kecacingan tidak sampai ke lingkungan pekerja batu bata.
Menurut Notoatdmodjo 2004 salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan individu adalah melalui pendidikan dan pelatihan baik secara formal
maupun informal, termasuk pengetahuan tentang segala sesuatu yang berisiko terhadap terjadinya kecacingan Soil Transmitted Heliminths. Hal ini karena pekerja
pembuat batu bata merupakan perkerja yang setiap hari mengalami kontak langsung dengan tanah. Bentuk upaya pencegahan yang dilakukan dalam hal kondisi berisiko
dapat berupa penyebaran Leaflet, Poster, Spanduk, dan media lainnya yang mengandung informasi mengenai kecacingan.
5.3. Sikap Responden Tentang Kecacingan